17. Adik

6.1K 217 19
                                    

  Dea melambaikan tangan kearah teman-temannya yang berniat pulang dari rumahnya setelah bermain sepulang sekolah, baju sekolah bahkan masih melekat ditubuh mereka. Dea bersyukur karena sudah berbaikan dengan teman-temannya.

Dea melirik arlojinya, menunjukkan arah jam 5 sore. Dea lupa kalau Fargan menyuruhnya kerumahnya. Dea segera berlari kekamarnya menggambil jaket lalu pergi menuju rumah Fargan menggunakan kendaraan umum.

Setelah sampai Dea segera berjalan kearah pintu.

Tok..tok..

"PerMisi!!"

"Permisi!"

Dea menghembuskan nafasnya kasar sebal karena Fargan belum juga membuka pintu rumahnya. Jangan-jangan molor ni orang, batin Dea sudah mulai neting.

"Permisi!" teriak Dea lebih kencang masih tidak ada jawaban.

Tringg

Dea segera mengambil ponselnya yang tersimpan si saku bajunya.

Kakel setan: Tunggu didalam .

Dea: Y

Setelah berbalas pesan itu Dea langsung membuka pintu itu dan ternyata memang tidak dikunci.

"Dasar! Kenapa gak bilang dari tadi sih"

Dea memasuki rumah itu lalu duduk disalah satu sofa. Kakinya ia selonjorkan dan tangannya ia regangnya keatas guna menghilangkan badannya yang terasa pegal.

Brakk..

Dea langsung kaget saat mendengar ada suara gaduh dari lantai atas.

Tapi seingat Dea saat pertama kali Dea kesini tidak ada yang tinggal selain Fargan .

Dea berjalan kearah tangga lalu menaikinya.

Rasa kepo Dea semakin menjadi jadi.

Dea melirik segala ruangan di lantai atas tanpa rasa takut sedikit pun.

Dea menghentikan langkahnya tepat disebuah pintu kamar berwarna coklat tua. Dea membuka knop pintu itu dengan perlahan.

Mata Dea melotot melihat keadaan didalam ruangan itu, Dea segera berlari saat melihat ada seorang gadis yang terjatuh dari kursi roda. Belum lagi disamping kursi roda itu ada beberapa pecahan beling.

Dea membantu gadis itu untuk duduk kembali ke kursi roda.

"Lo gak apa apakan?" tanya Dea khawatir sambil memperhatikan  seluruh tubuh  gadis itu untuk memastikan apakah ada luka atau tidak. Gadis itu tampak berantakan dengan air mata yang tampak kering pipinya.

"Gak apa apa," balas gadis itu sedikit tersenyum karena melihat bagaimana reaksi Dea tadi. Seketika kesedihannya beberapa saat lalu menguap.

Dea menghembuskan nafasnya, tangannya memegang dadanya, "Syukur deh ".

"Lo kenapa ada sini?" tanya gadis.

"Tadi gue disuruh kak Fargan kesini tapi pas dateng ke sini dia gak ada dan katanya dia ada urusan," jawab Dea mengatakan apa yang terjadi dengan wajah ditekuk.

Say You Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang