18. Tabrakan

5.8K 215 26
                                    

Fargan memasuki kawasan sekolah dengan pandangan kosong, perasaanya campur aduk. Bahkan beberapa kali bahunya menyenggol orang yang lewat. Matanya tidak bergerak sedikitpun, dan orang yang ditabrakpun tidak berani bersuara saat bisa merasakan aura cowo itu.

Brakk

Pintu ruangan club basket Fargan tendang dengan keras, suara pintu yang menabrak tembok itu membuat perhatian semua anak basket teralihkan. Mata Fargan menyorot bagai mencari mangsa, matanya berhenti disatu titik. Kaki Fargan melangkah kearah cowo yang dikenal sebagai ketua basket.

Bughh

Tinjuan Fargan mengenai wajahnya, "KENAPA LO HARUS HIDUP!! GANI ALVARO!!" teriak Fargan pada cowo yang sudah terjatuh, Fargan menarik baju basket yang dikenakan Gani. Pukulan bertubi-tubi Fargan layangkan pada cowo itu. Membuat Gani yang tidak siap mulai kewalahan dengan serangan Fargan.

"Fargan!! Berhenti!!" teriak Nita yang berdiri diambang pintu bersama Feri. Nita berlari kearah Fargan diikuti dengan Feri. Feri menarik tubuh Fargan yang sudah kalut. "WOI BAWA GANI PERGI!!" terik Feri pada anak-anak basket yang lain. Tubuh Gani ditarik menjauh keluar dari ruangan itu.

Bugh

Pipi Fargan ditonjok Feri, "Gila lo!!" teriak Feri marah pada cowo didepannya.

"Kunci mobil," pinta Fargan Feri, awalnya Feri menggeleng, tapi Fargan langsung merogoh saku bajunya dan mengeluarkan kunci itu dari sana dengan paksa.

Fargan keluar dari ruangan itu, dengan langkah lebar dan darah yang masih berdesir kencang. Pintu mobil segera Fargan buka, mobil itu langsung dibawanya keluar parkiran. Setelah di luar parkiran, gas mobil langsung Fargan injak kencang. Mobil yang kelewat kencang itu mengelilingi sekolah. Fargan berteriak berulang kali didalam mobil.

Semakin bertambah putaran, semakin bertambah pula kecepatan mobil itu. Otak Fargan berputar mengingat perkataan adiknya.

"ARGGGHHH!!"

"Gue lumpuh kak!" pilunya.

"Buat apa gue hidup?! Buat apa~~" suara tangis menyedihkan adiknya membuat Fargan terpukul.

"Gue cuma beban!"

"Hidup gue udah hancur kak, hiks. Gani ninggalin gue!! Kaki gue lumpuh!! Gue gak mau hidup!!" teriak wanita itu sambil berusaha menusuk pecahan beling yang ia pegang ke arah urat nadi dilengannya.

Fargan tidak bisa berkutik, hatinya ikut hancur dan menangis melihat adiknya hancur. Perlahan air mata Fargan ikut jatuh. "Fani, jangan. Pasti ada jalan lain, ya? Kakak pastiin kamu sembuh, ya. Jangan ngelukain diri kamu. Kakak mohon," Fargan berusaha menenangkan dari kejauhan dan perlahan mendekat.

"Jangan mendekat!!"

"PERGI DARI SINI!!"

"Fan,"

"PERGI!!"

Air mata Fargan turun mengingat kejadian di rumah tadi siang, matanya memburam saat mengendai mobil. Tanpa Fargan sadari dirinya hampir saja menabrak anak kecil jika dirinya tidak segera menginjak rem secara mendadak.

Fargan keluar dari mobil, tangannya yang bergetar mencoba menelpon seseorang.

"Fer, gue nabrak orang," ucapnya lemas dengan tatapan kosong dan punggung yang tersandar lemas pada jok mobil.

~•o•~

Fargan mundur menepelkan punggungnya ke tembok dibelakangnya, tak lama tubuh itu merosot ke bawah dan mulai diiringi isakan kecil, cowo itu menundukkan kepalanya.

Nita yang sejak tadi memerhatikan Fargan langsung menghampiri Fargan, dia berjongkok disamping Fargan. Tangan Nita membawa kepala Fargan ke pundaknya. Tangannya berulang kali mengusap-ngusap kepala Fargan. "Tenang ya semua bakal kembali seperti semula, adik lo lambat laun pasti bakal terima." kini tangan Nita beralih memeluk Fargan dan Fargan tidak menolak.

Feri yang baru selesai mengurus urusan administrasi langsung menghampiri Fargan dan Nita yang berada di belakang rumah sakit.

"Gimana?" tanya Nita.

"Gapapa, cuma luka gores." ucap Feri sambil bersyukur. "Oh iya gan. Kening lo, mau sekalian diobatin gak?" tanya Feri, orang yang ditanya menggelang. Padahal jelas-jelas luka dikeningnya cukup parah. Bahkan darah sampai mengalir turun dari sana.

"Gue hampir bunuh anak orang," pilunya dengan pandangan kosong.

Feri menggeleng cepat, "Makanya kalau emosi jangan naik mobil, liat kan. Coba kalau tuh anak meningg-" ucapan Feri terhenti ketika Nita menyuruhnya diam.

Tangan Nita secara perlahan mengangkat kepala Fargan, kedua tangannya membikai wajah Fargan. "Kita pulang ya, lo harus istirahat." ucapnya sambil tersenyum lembut ke arah cowo didepannya.

"Kalian berdua- makasih," ucap Fargan.

~•o•~

Brak!

"Ngapain lo disini!!" Fargan menghampiri Dea dengan emosi. Dea dan Fani cukup kaget dengan teriakkan Fargan dari ambang pintu.

Fargan menarik lengan Dea untuk turun dari kasur. Dea segera menarik lengannya yang sudah memerah karena genggaman Fargan .

" Siapa yang ngebolehin lo masuk kesini!!" teriak marah cowo yang menjulang tinggi didepannya.

"Gu-" ucapan Dea terpotong begitu melihat luka dikening Fargan. "Kening lo-" tangan Dea mencoba menyentuhnya tapi tangannya langsung dicekal kencang.

"Gue mau lo keluar dari sini dan jangan sentuh apapun milik gue dan jangan pernah sok baik sama adik gue!! Jangan pernah ganggu kehidupan keluarga gue!!"

Dea menelan ludahnya, sebenarnya apa maunya sih cowo didepannya ini, harusnya sekarang Dea yang marah bukan dia.

"Kalo gitu kenapa lo nyuruh gue kesini?!! gue disini buat bantu adik lo! Dan gue kesini karena gue merasa punya tanggung jawab sama lo karena udah pernah bikin tangan lo luka, lo pikir lo gak ganggu kehidupan gue apa? Gue dijauhin temen gue gara-gara lo, gue disalahin, dianggap ngehianatin mereka itu semua gara-gara lo!! Gue gak bego kak!! Gue tau rencana lo!! Lo gak akan sampai bikin Siska dikeluarin dari sekolah, karena banyak anak-anak yang nyuri kertas ulangan itu juga. lo cuma ngambil alasan itu buat manfaatin keadaan gue doang." ucap Dea berteriak lalu memperlihatkan sebuah video kearah Fargan, Fargan dibuat diam.

"Puas lo?! Puas bikin gue ngejauh dari temen-temen gue? Puas ngerusak kehidupan gue disekolah? Cukup sampai disini. Gak ada kata nerd lagi, gak ada lagi hal yang harus gue lakuin buat lo. Gue bener-bener gak sudi."
lalu keluar dari kamar Fani.

Fargan mengacak ngacak rambutnya dengan frustasi. Lalu keluar dari sana.

"Segitunya kakak benci kak Dea, dan itu karena gue," gumam Fani yang menangis Karena melihat pertengkaran tadi.

TBC...









Say You Love Me Where stories live. Discover now