29

5.7K 177 2
                                    

" Adik lo mana si? "

Tanya Dea Karena tak tenang sejak tadi Fargan tak mau diam ia terus melontarkan kata kata gak waras yang bikin Dea merinding sendiri.

Tadi Dea berdiri dan mau menuju dapur untuk mengisi kembali gelas, tapi tiba tiba saat Dea berbalik Fargan menarik lengannya menyuruhnya untuk kembali duduk bukan duduk dibangku melainkan di kasur Fargan, lalu Fargan menajadikan paha Dea sebagai bantalnya menaruh kepalanya dipaha Dea membuat Dea kaku segaligus gelisah.

" Dea, pijitin kening gue dong ," kata Fargan nyaris terdengar seperti rengekan.

" I-iya. "
Muka Dea memerah mendengar suara parau sekaligus manja Fargan itu sangat mengemaskan.

Dea memijit pelan kening Fargan matanya ia palingkan ke arah lain Karena sejak tadi Fargan menatap keatas tepannya menatap wajah Dea.

" Sebelah sini, lo mau nyolok mata gue ," sahut Fargan Karena matanya nyaris terkena lengan Dea yang salah tempat memijit.

" Eh.... maaf ." ucap Dea terkekeh tapi tetap memalingkan matanya, membuat Fargan menghela nafas ia menarik dagu Dea kebawah, menyuruhnya menatapnya.

" Emang tembok lebih menarik dari pada gue ,heh? " Dea mneggeleng. Dea kembali memalingkan tatapannya

" ck!! Dea tatap gue atau gue cium " ancam Fargan membuat jantung Dea nyaris melompat.

" A-apa sih ?!! ."

Dea perlahan menunduk menatap Fargan yang menatapnya juga. Fargan menatap mata Dea bergantian. Tatapan Fargan berubah jadi serius.

" Lo punya perasaan gak sih sebenernya sama si Gani? ."

Dea tampak berpikir, apa peduli Fargan tentang hubungannya mau kandas atau lanjutpun itu tak akan mengubah apa-apa , ditambah tak seharusnya Fargan bertanya bukankah selama ini sudah jelas, kalau Dea tak menyukai Gani.

"Gue..."

" Fargan!!! " suara riuh Lansung mengalihkan pandangan Fargan dan Dea.  kedua teman Fargan membuat kamar jadi riuh sesaat.

Fargan bukanya bangun ia malah mengarahkan lengan Dea untuk menutup matanya, sedangkan Dea kakinya kesemutan luar biasa entah berapa lama Fargan sudah tidur di pahanya.

"Hayo lagi ngapain kalian!! " Goda Feri melihat aksi Fargan yang tidur di paha Dea.

Rendi tidak begitu peduli ia hanya menyeringai kecil sudah lama Fargan tak dekat bahkan saling menyentuh kecuali dengan Fani dan Nita. Tapi kini sepertinya Dea mulai dekat dengan Fargan .

" Jangan ganggu gue!! Pergi sana!! "

" Lo ngusir," cibir Rendi tak terima .

Feri mendekat lalu menarik kencang lengan Dea membiarkan kepala Fargan yang langsung mendarat di kasur.

" Ck! Lo ngapain sih, gue lagi istirahat aja diganggu pala gue pusing gue pengen Dea mijitin kepala gue, gue juga pengen tidur di paha dia gue juga pengen... "

Feri menaruh telunjuknya di mulut Fargan, " Lo gak peka ya!!, kaki si Dea pegel bego! mulai deh kalo sakit lo pasti manja terus cerewet. "

Omel Feri membuat Fargan tercekat.

Sebenarnya disatu sisi Dea senang melihat tingkah manja Fargan tapi disisi lain ada rasa takut. Takut nantinya  hatinya yang terlalu baper ini memiliki perasaan berlebih.

Lebih tepatnya ia takut hatinya atau cintanya bertepuk sebelah tangan. Ya, Dea akui Dea menyukai Fargan Dea juga tidak mengerti secepat inikah dia mencintai Fargan rasanya berbeda ia membutuhkan waktu untuk mencintai Gani, untuk yang Kali ini ia akan memendamnya atau bahkan jika bisa ia akan melenyapkan  perasaan ini. Karena pasti mustahil untuk terbalaskan.

" Ck!! Kenapa Kalian disini!! " protes besar Fargan membuat Feri mendengus.

" Kan lo sakit jadi kita jenguk tapi kalo lo mati ya kita kubur !!"

"Hahahhaha," tawa Feri menggelegar sesaat.

Kaki Dea menginjak keras kaki Feri membuat Feri meringis kesakitan, Dea tak lupa melayangkan tatapan membunuh pada Feri.

" Kenapa diinjek sakit tau!! cowo tuh pantesnya disayang bukan di siksa "

" Gak terbalik tuh!! " komen Rendi lalu duduk di pinggiran kasur Fargan, kakinya pegal, salahkan Fargan Karena tak menyuruhnya duduk benar benar bukan tuan rumah yang ramah.

Fargan akui punya teman yang selalu ada disampinnya memang menyenangkan tapi terkadang menyebalkan, tau ia sakit saja langsung ke rumahnya bukan membuat dirinya senang malah menjengkelkan terkadang mereka mengganggu, contohnya tadi dirinya sedang enak enak tiduran di paha Dea eh kedua sahabatnya itu datang bagai jalangkung datang tak diundang pulang tak diantar, benar kan!!.

Fargan menatap jari-jari Feri yang menggenggam erat  jari-jari Dea, ia mendengus bagai anak kecil. Efek sakit!.

" Lepas !!" Fargan melepas paksa gandengan lengan itu.

Jangan pernah salahkan Dea Karena terlalu baper itu salah Fargan dia selalu pemarah saat Dea bersama Feri, apa lagi kalo bukan disebut cemburu? Tapi Dea gak yakin Karena melihat kedekata Fargan dengan Nita.

"Kayanya sel otak lo putus saking panasnya demam, makanya sikap lo berubah M. A.N. J.A " Ledek Feri, Fargan memutar bola matanya dengan malas, ia kembali membaringkan tubuhnya dengan kasar ia menarik selimutnya lalu tidur memunggungi yang lain.

Disamping itu.....

Degup jantung Fani tak bisa stabil sejak lima belas menit yang lalu tepatnya saat pria yang ia benci pria yang paling tak ingin ia lihat dan pria yang sudah menghancurkan hatinya ada didepannya sambil menahannya untuk pulang.

Pria itu menatap dalam Fani seakan ingin memberitahu semua yang ia rasakan, 1 tahun lebih ia tidak bertemu dengan gadisnya bukan Karena sibuk melainkan Karena Fargan selalu menghalanginya.

"Alangkah baiknya kalo kita barengan lagi Fan,"



Say You Love Me Where stories live. Discover now