33

5.9K 193 11
                                    

Suasana didalam mobil tampak sunyi, tak ada suara musik ataupun percakapan, kedua orang itu tetap kekeh mempertahankan posenya. Fargan yang khusu menyetir dan Dea yang duduk dalam diam sambil mengarahkan tatapnnya ke jendela mobil .

" Lo beneran mau masuk universitas Harvard? " tanya Dea memececahkan keheningan didalam Mobil. Jarak untuk sampai ke rumahnya sudah dekat, tidak ada waktu lagi untuk diam dan menahan segala pertanyaannya.

" Hmm ," sedikit rasa kecewa muncul di benak Dea, setelah ia mengerti sebuah arti dari kata ' Cinta '. Kenapa? Setelah ia mulai menyukai si pria ketus, pria itu malah akan pergi jauh untuk menimba ilmu.

Ya, pria itu Fargan yang entah sejak kapan Dea mulai menyukainya, menyukai sikap ketusnya, menyukai sikap cueknya, menyukai sikap menyebalkannya, menyukai sikap sok kasarnya dan menyukai sisi manisnya.

" Apa maksud lo mau ngancurin gue dengan cara dendam ? " tanya Dea to the point tanpa menatap Fargan, ia harap Fargan mengatakan dengan jujur apa yang ia mau selama ini, dan mungkin kenyataan dari setiap kata kata yang akan keluar dari mulut Fargan akan memebantu Dea menghilangkan rasa yang disebut 'cinta ' .

" Didepan ada cafe yang baru buka lo mau kesana? " Fargan mengalihkan pembicaraan, membuat Dea cukup merasa kecewa.

Dea menoleh, " Gue tanya apa maksud lo mau ngancurin gue?!!" teriak Dea,
"Itu.... " jawab Fargan dengan sedikit gugup, apa dia sudah tau?

Fargan melirik Dea, terlihat matanya sudah menahan tangis sejak tadi. Rasanya Fargan jadi semakin takut mengakuinya.

"tenang Fargan!! " seru batin Fargan.

" Sejujurnya gue benci sama lo Karena lo berhubungan dengan Gani yang notabenya masih pacar adik gue, dan saat itu dengan mudahnya Gani pergi ninggalin adik gue cuma buat lo ,asal lo tau adik gue ngejar Gani sampe dia harus terjatuh dari atas tangga dan membuat Fani lumpuh, "

"Gue benci banget sama lo dan gue juga dendam maka dari itu gue mau bikin lo hancur itu niat awal gue, gue pengen buat lo menjauh dari temen lo, gak punya waktu sama temen lo , gue pengen setiap murid di sma membenci lo tapi, ck... Sayangnya itu gagal Karena Feri dan sahabat lo selalu ada di sisi lo." Dan perasaan ini mulai muncul Dea, jelas Fargan hingga tak terasa Sudah sampai di depan rumah Dea.

~•o•~

Pintu rumah terbuka, Tiyo lansung mengarahkan matanya ke pintu yang terbuka, sosok Dea masuk dengan menunduk lalu menutup Pintu. Dea menarik nafas beberapa Kali sebelum berbalik.

Tiyo bangun dari sofa lalu berjalan ke dekati sang adik, Dea yang membalikan badannya langsung meloncat kebelakang karena kaget bukan main melihat kakanya tiba tiba ada didekatnya.

" Jelasin sama gue! " suara Tiyo terdengar menakutkan dengan intonasi cukup tinggi dan dingin, Dea menatap Tiyo bingung baru pulang sudah harus diwawancarai.

" Apa yang mau dijelasin? "

Defan yang sejak tadi duduk dikarpet dengan sebuah buku tebal ditangan dan kaca mata tipis ikut menatap Dea dan melayangkan senyuman meledek bagai penghuni neraka Jahanam .

Mata Defan yang menatap kearah Dea bagai mengatakan 'Hati-hati'.

" lo gak pernah bilang kalo dikerjain sama temen lo disekolah," Tiyo berkacak pinggang, matanya cukup mengintimidasi Dea, membuat Dea mendengus pelan.

Siapa lagi yang ngadu? Feri? Fargan? Dea melirik Defan yang tersenyum senang kearahnya. Cukup disimpulkan pasti itu dari Defan perlu diketahui , Defan punya pekerjaan sambilan sebagai pencari infomasi tentang dirinya bahkan ia lebih baik dari wartawan, itu menurut Dea bahkannya lagi dalam hal menggosip Defan lebih hebat dari mak mak sayuran komplek.

" Apa perlu kamu dikawal sama bodyguard biar aman? " Tiyo siap memberi apapun demi keamanan adik perempuannya Karena dia special.

" gue bakal ada tugas ke luar negeri selama 1 minggu, dan bisa dipastikan gak ada yang jaga lo! "

" Dea gak perlu dijaga kak bahkan gak perlu di kawal! " tolak Dea tak setuju dengan sikap over protectif  kakanya.

" Kalo gitu kakak bakal suruh Gani buat jagain kamu Karena itu bakal jadi kewajiban dia setelah kalian nik-."

" Dea gak mau!! "potong Dea, dalam hati Dea sedang mencaci maki Gani menggunakan bahasa alien. Mulai hari ini!! Mulai detik ini!! Dea membenci Gani.

" Kan ada Defan "

Tiyo menggeleng cepat!,"Otak kalian sebelas dua belas kalo gue ngelepasin lo ke si Defan sama aja gue ngelepasin ikan ke laut ."

Tiyo berbicara sambil menatap Defan yang sedang menatap sengit kakak tertuannya.

" Nyindir!! " Defan terdengar marah lalu berjalan ke atas tangga, hingga di tangga ke-5 ia berhenti menatap sengit kakak lelaki dan perempuan-nya yang juga sedang menatapnya.

" Tiyo hiyfihdgdgcgcccchhc...... " teriak Defan menyebut nama binatang di ragunan sebagai makian.

Kini Dea yang tersenyum sedangkan Defan ia sudah masuk ke kamar dengan keadaan kesal seprtinya adiknya sedang datang bulan.

~•o•~

"Hati hati kak! " Dea memeluk tubuh Tiyo tanpa memikirkan daya tampung oksigen Tiyo. Tiyo menarik pipi Dea alhasil Dea mendengus lalu melepaskan pelukan itu .

Tiyo langsung mendongak menghirup udara yang ada, dengan nafas ngos-ngosan. Defan yang yang bediri disamping Dea merutuki kebodohan Dea seharusnya kakak perempuannya itu jangan melepas pelukannya biarkan saja kakak lelakinya mati dunia akan menjadi surga nantinya .

"Gue berangkat ya! " pamit Tiyo.

" Iya udah pergi sono!! " Defan mengibas ngibaskan tangannya dengan terang terangan ia mengusir Tiyo, dari kecil yang paling berani menentang Tiyo itu ya Defan.

Mereka itu bagai dua insan yang berbeda, Sebenarnya Defan sayang pada Tiyo begitupun sebaliknya tapi begitulah cara Defan berbaur dengan Tiyo, ia tidak mau memakai cara dramatis Bin alay yang kaya ditv .

————

Komennya dong, votenya jangan lupa 😘

Say You Love Me Where stories live. Discover now