40

6.6K 238 33
                                    

Sulit kehilangan mu disaat aku mulai mengenalmu ,mungkin ini yang terbaik untuk menggapai mimpimu.

~•o•~

Sejak Fargan lulus. Jangan kan berbicara atau sekedar bertegur sapa, Dea dan Fargan sudah jarang bertemu, rasanya memang ada yang hilang, yang biasanya ada yang menegurnya, kini membiarkannya bebas, yang biasanya ada yang membantuya ,kini harus berusaha sendiri. Sosok Fargan entah sejak kapan menjadi sosok penting dalam diri Dea.

Dan kini kenyataan pahit harus ia terima dengan lapang dada.

" Dea, lo gak pergi ngejar Fargan?  gue denger dia kebandara, " ucap Siska yang duduk tepat didepan Dea, anak -anak yang lain mengangguk.

" Iya kalo lo ngejar sekarang pasti masih bisa, tadi juga Feri nganterin Fargan ke bandara, " tambah Riska.

Dea memikirkan perkataan Kedua sahabatnya, bukan tak ingin mengejar dan hanya duduk santai didalam kelas. jujur, sejak tadi Dea diam Karena sedang menahan rasa takut, takut kehilangan Fargan.

Dea tersenyum miris, "Buat apa gue ngejar dia dan nahan dia ngejar masa depan, sedangkan gue sendiri bakal dijodohin, bukannya munafik? "

" Ego lo masih gede ternyata ," cibir Acep pada Dea yang sedang menatapnya.

" Ya terus gue harus gimana?!! Ngejar dia terus bilang jangan tinggalin gue? Terus satu tahun kemudian gue yang bakal ninggalin dia Karena perjodohan ini!! " ceplos Dea di depan teman- temannya, hampir kelas dalam keadaan sepi Karena yang lain sedang ke kantin.

Dea berjalan keluar kelas meninggalkan semua sahabatnya yang sedang bingung dengan pernyataan Dea kalau ia dijodohkan.

Siska melirik sekilas Daren, Dimas, dan Acep yang mengintrogasinya untuk meminta penjelasan , " Tenang gue bisa jelasin yang ini ," ucap Siska.

"Dea!! "
Fano mengejar Dea yang bejalan sendirian dikoridor kelas, walaupun dipanggil tapi Dea tetap tidak menjawab dan malah melanjutkan jalannya semakin cepat menuju belakang sekolah.

Setelah tiba di belakang sekolah Dea mendudukan tubuhnya di bawah pohon besar membiarkan tubuhnya tertutup oleh batang pohon beringing itu.

" Dea!! " Fano masih terus berteriak hingga ia kehilangan jejak Dea.

Dea terduduk di tanah membiarkan pohon menutupi tubuhnya , bibirnya kelu matanya memanas tapi ia tak ingin menangis .

" Dea!! " teriak seseorang dari samping Dea, siapa lagi kalo bukan Fano, Fano menghampiri Dea, yang terduduk ditanah membiarkan androknya kotor, Fano berjongkok didepan Dea lalu menatapnya sendu.

" Jangan sia -siain waktu, masih ada sepuluh menit buat ngejar cowo lu kalo mau gue bisa antar, " tawarnya.

Tak lama Dea mengangguk.

~•o•~

Masih sepuluh menit lagi penerbangan dimulai Fargan masih duduk santai di kursi tunggu bersama  Fani, Feri dan Rendi.

" Gan sepuluh menit lagi," Rendi mengingatkan.

Fargan berdiri diikuti yang lain kini tinggal kata Kata perpisahan yang harus diucapkan, " Gan jangan lupa bawa oleh -oleh yang banyak!  Kalo bisa mall disana lo borong,  dan kalo perlu kalo balik ke sini lo bawa cewe buat gue pdkt in " ucap Rendi mengangkat -ngangkat satu alisnya  .

"Gila, lo!! dasar ketua osis gila!! " teriak Feri yang berdiri disamping Rendi.

" Efek jomblo ternyata kuat ya?  Hehe... " Fani  terkekeh.

" Bukan efek jomblo, Rendimah kurang BELAYAN!! " Suara besar Feri membuat Fargan dan yang lain malu Karena diperhatikan oleh orang disekitar bandara .

" Mending gue mah, ya elo kurang gizi hahahahaha....." tawa Rendi menggelegar dipenjuru bandara.

~•o•~

" Fano cepet!! " sudah ke-40 kalinya Dea berbicara begitu, Fano harus tetap Fokus walaupun telinganya hampir bengkak karena teriakan Dea.

Motor dan Mobil tak mau saling mengalah, suara telakson pun bertautan bisa dibilang jalanan macet total, hampir Fano memakai motor dan dengan lihainya menyalip setiap motor dan Mobil yang ada.

Saat sampai di depan Bandara Dea langsung berlari kedalam diikuti Fano yang berlari mengejar Dea dari belakang, Dea berhenti matanya menatap ke seluruh arah.

" Hosh.... Hosh... Ketemu gak? " tanya Fano dengan nafas tersenggal -senggal.
 
"....." tak ada jawaban dari Dea. Mata Fano mengarah ke arah Dea menatap. Ternyata sudah ketemu, Fargan tampak bercanda dengan temannya yang lain.

" Ayo samperin, " Fano menarik lengan Dea, tapi Dea menahannya lalu menggeleng, membuat Alis Fano bertautan.

" kenapa?  Lo takut?  Tenang gue yang bakal bilang, lo gak usah grogi gu--" ucapan Fano terpotong saat telunjuk Dea dengan tepat menempel dibibir Fano.

Selang sedetik kemudian suara seorang pramugari menggema di bandara mempringati penerbangan pada setiap penumpang.

"Mungkin ini yang terbaik, " gumam Dea tapi masih bisa didengar Fano ,Dea tersenyum miris, sakit ternyata saat ditinggal oleh orang yang Sudah terlanjur ia sayang.

" Kenapa lo harus pendem perasaan lo? " tanya Fano.

" Gue pernah denger, katanya Sayang berarti merelakan, seseorang itu untuk bahagia, " Fano tertegum, kata -Kata yang diucapkan Dea mempunyai arti yang mendalam, tersirat rasa luka untuk merelakan disana.

Dari tempatnya Dea menatap Fargan dan Fani yang menarik kopernya, mereka sudah siap berangkat ,Feri dan Rendi tampak melambaikan tangannya ke arah Fargan dan Fani.

" see you again, I will always remember you and love you , " Dea tersenyum tipis, sebelum akhirnya sebuah air bening meluncur mulus di pipinya.

Fano langsung memeluk tubuh Dea yang bergemetar, " Jika ada pertemuan maka ada perpisahan, " Ujar Fano sambil mengelus punggung Dea, Dea menganggukkan kepalanya.

————————

Jangan lupa vote dan komen ya, makasih udh luangin waktu kalian buat baca 🤗

Maaf sering telat up

Say You Love Me Where stories live. Discover now