41

6.4K 265 32
                                    

Fargan menatap kasar keluar jendela pesawat, ia juga sesekali menatap Jam tangannya, dan juga sesekali menatap layar hp yang mati, Hanya tinggal mengitung detik pesawat akan mulai terbang, meninggalkan kota Jakarta yang cukup lama ia diami, meninggalkan sahabat -sahabatnya, meninggalkan sebuah kenagan indah bersama sahabatnya dan kenangan miris bersama...

Dea.

Tatapannya masih gusar dan tampak tidak tenang, Fani yang peka akan tingkah aneh kakaknya mulai angkat bicara.

" Gak perlu mikirin kak Dea, selama masih ada orang yang cinta sama dia,"

" Maksud lo? " tanya Fargan Karena adiknya terdengar ngaur.

" Lo gak peka! Fano itu suka sama kak Dea dia juga perhatian sama kak Dea, ck... pesaing lo berat, " jelas Fani tersenyum sinis, lalu memasang headsheet ditelingannya sebelum kakaknya membuka mulut.

Ya, hubungan mereka memang belum seutuhnya baik, Karena Fani selalu ketus dan Fargan cuek bisa dipikirkan gimana jadinya. Fani juga memilih ikut ke Amerika bersama Fargan bukan ikut ke universitas tapi ia akan pulang ke rumah orang tuanya yang selama ini tinggal di Amerika.

~•o•~

Fano mengajak Dea duduk disalah satu kursi bandara, Dea masih menangis dipinggir Fano. Fano menarik kembali tubuh Dea kedalam pelukkannya, Tentu Fano bingung harus melakukan apa cuma pelukan yang bisa Fano berikan untuk Dea Karena selebihnya itu milik Fargan dan Fano sadar akan itu.

"Fan... "

"Fano.... "

Fano tersadar dari lamunannya ia menunduk dan mendapati wajah Dea yang mendongak kearahnya dengan pipi yang basah akibat air mata, "Kenapa? Lo mau apa, bilang sama gue."

"Gue aus Fan, gue juga mau pulang gue cape nangis mulu. Belum tentu orang yang gue tangisin juga mikirin gue," jelas Dea dengan air mata yang mau menetes lagi.

Fano mengangkat tangannya lalu mengusap puncak kepala Dea, " Yaudah udahan ya nangisnya, ayo kita pergi."

Fano dan Dea pergi berjalan meninggalkan bandara. Dan tanpa mereka sadari ada dua laki-laki yang sejak tadi menonton mereka berdua.

"Fer gak baik ini, gue belum ngirim ke Fargan aja bulu gua udah merinding," ucap Rendi menatap foto yang ada di poselnya, terdapat Foto Dea sedang dipeluk Fano.

Feri tersenyum kecil, "Biarin, biar dipesawat si Fargan gak bisa berhenti mikirin si Dea. Dan setidaknya sekarang kita udah tau kalo bukan cuma Fargan yang suka sama Dea, Dea juga suka sama Fargan."

Rendi berpikir ulang, terkadang Feri benar soal cinta dengan berat hati Feri mengirim Foto tersebut ke Fargan.

~•o•~

Fargan menatap nanar ponselnya, dengan berat hati dia mengakui sejak tadi dia menunggu ada pesan yang Dea kirim untuknya. Tapi nihil tidak ada satupun pesan yang masuk, Fargan muak akhirnya dia memutuskan untuk memencet mode pesawat.

Tapi sebelum itu...

Tringg....

Ada pesan masuk dengan cepat Fargan membukanya ternyata dari Rendi, Fargan sedikit kecewa. Dia membuka pesan itu dan ternyata itu adalah Foto Dea yang sedang menangis dipelukan Fano.

Say You Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang