35

6.3K 197 19
                                    

Di sore hari, Defan tampak bersantai duduk diatas sofa dengan kaki yang dinaikan menyilang sorot matanya terfokus pada buku di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya mengambil sneak di meja dan memasukan kemulutnya berulang kali.

Sedangkan Dea ia duduk diatas karpet di samping meja jarinya mengetik tombol dilayar hpnya dengan serius.

Brakk.....

Semua mata tertunju pada pintu yang terbuka, tak lama mata kedua anak itu lansung kembali sibuk masing- masing .

Pria berpakain formal memasuki rumahnya ia menaruh tasnya di atas meja ,dengus kesal terdengar dari bibirnya.

" Kalian gak rindu sama gue? " tanya pria itu kepada kedua adiknya yang kompak menggeleng.

Pria itu duduk disofa yang sama dengan Defan lalu melirik kedua adiknya yang mengacuhkannya.

Pria yang tak lain adalah Tiyo itu kembali mendengus.

Ia menyenderkan tubuhnya ke sofa kepalanya tertunduk lesu, ia melongarkan dasinya dan membuka beberapa kancing kemeja atasnya.

"Hei!!  Kalian tau? "

Kedua adiknya menggeleng bersamaan tanpa menatap kakaknya yang mengoceh sendiri.

"Tadi gue liat ada orang yang keluar masuk rumah depan, Apa dia tetangga baru? "

Kedua adiknya kembali menggeleng.

" Kalian kenal dia? "

Tanya Tiyo sekali lagi, dan hanya dijawab gelengan untuk yang ketiga kalinya.

" Yyaaa!!! Apapun kalian gak tau tetangga macam apa kalian!! " kesal Tiyo Karena adiknya tak memerhatikannya .

Kedua adiknya menatap kakanya bingung baru pertama kali kakanya banyak mengoceh, apa dia kesambet setan diwc pesawat?  Pikir mereka.

Kedua bocah itu menatap kakaknya yang berjalan keatas tangga dengan kesal.

Tiyo yang awalnya ingin mencoba berbaur dengan kedua adiknya lansung mengurungkan niatnya, dia lupa adiknya itu seperti apa.

Kedua adiknya itu adalah manusia Plus Plus.

~•o•~

Flash back.....

Di Jerman....

Tiyo baru saja menyelesaikan meetingnya dengan beberapa CEO dari Jerman.

" Hei, yo!! " sapa seseorang dari belakang membuat Tiyo berhenti melangkah dan membalikan badan.

Tiyo sedikit tersenyum, ternyata sahabat lamanya yang menyapa.

Tiyo melirik asisten pribadinya yang berdiri disampingnya, Tiyo memberi intruksi agar asistennya pergi duluan.

" Gimana menurut lo rapat tadi?" tanya Tiyo, ia orang asli Jerman tapi fasih berbahasa Indonesia Tiyo mengenalnya Karena Jackson pernah sekolah selama enam bulan disekolah yang sama dengannya dan mereka menjadi teman sebangku saat smp, Jackson sangat mengakui kejeniusan Tiyo ia pernah terkagum kagum mendengar Tiyo menjawab pertanyaan sulit dari gurunya.

Kini Jackson menjadi seorang CEO sama seperti Tiyo mereka juga saling bekerja sama, " Gue rasa meeting tadi menyenangkan , Karena lo  mempresentasikannya dengan bagus ,tenang yo perusahaan lo pasti bakal membaik, " puji Jackson, tapi sepertinya Tiyo tak merespon.

Say You Love Me Where stories live. Discover now