20. usaha 1

5.9K 219 16
                                    

Tangan Dea mengambil sebuah kotak bekal didalam tasnya yang sengaja ia buat untuk Gani, ini masakannya sendiri yang ia buat sepesial.

"Dea mau kemana?" tanya Siska pada Dea yang senyum-senyum sendiri.

"Mau keluar sebentar lagian gak ada guru kan lagi rapat semua," ucap Dea lalu berjalan pergi keluar kelas.

Siska masih menatap bahu Dea dari tempat duduknya. Kotak bekal!! Itu pasti buat kak Gani . Siska tersenyum kecil dan Lama lama senyumnya menjadi hambar saat mengingat bagaimana perlakuan Gani terhadap Dea .

Dea mengetuk pintu ruangan anak basket.

Dan dengan cepat dibukakan oleh salah satu anak basket yang tubuhnya tak kalah tinggi dari Gani.

"kenapa ?"
"kak gue mau ketemu kak Gani,"
Lelaki itu mengangguk mengerti lalu berjalan ke kedalam tak lama Gani muncul .

"Kenapa?" tanya Gani dengan nada malas dan wajah datar.

Dea tersenyum sambil menyodorkan kotak makan.

" Nih kak gue buatin speeesial buat kakak," Ucap Dea semangat .

Gani menatap Kotak makan itu "Sorry gue gak laper, " Ucapnya membuat sekujur tubuh Dea kaku.

" Ka.. Kalo gitu simpen aja mungkin nanti laper," ucap Dea kembali mencoba. Gani terlihat berpikir lalu mengambil Kotak makan itu.

Dea tersenyum bahagia setidaknya Gani mau menerimanya, "Yaudah gue balik ya kak bye, " Dea melambaikan tangannya ke Gani lalu berjalan pergi.

Gani melihat bagaimana reaksi Dea.
'Ni cewe bikin gue jengkel lama-lama.'

Gani melihat tubuh Dea yang sudah menjauh Gani berjalan ke tong sampah terdekat lalu mebuang semua isi kotak bekal itu tanpa sisa.

Senyuman tak henti henti berubah diwajah Dea, hatinya bahagia itu yang saat ini Dea rasakan.

Dea memukul keningnya saat menyadari lupa memberikan sendok yang malah ia cekal. Dengan langkah cepat Dea berbalik arah kembali keruang basket.

Dea menatap sendok yang ia cekal sebegitu bahagianya kah dirinya ? Sampai lupa memberikan sendok mau makan pake apa nanti kak Gani.

Berhenti, seketika langkah kaki Dea terhenti saat melihat yang sedang Gani lakukan pada kotak bekal yang ia berikan.

Matanya berkedip, lengannya mengepal kuat menahan sebuah desiran darah didalam tubuhnya. Marah? ya, Dea marah pagi-pagi dirinya bangun menyiapkan bekal untuk Gani tapi, apa yang Gani lakukan?

Membuangnya tanpa sisa.

"Kak Gani!!"

Gani mengehentikan lengannya lalu berbalik badan menatap Dea yang kini berdiri didepannya dengan air mata yang sudah hampir turun.

Tak ada wajah panik karena ketahuan
Ataupun wajah bersalah Gani hanya berekspresi tenang.

Dea mendekat ke tempat Gani menatap wajah Gani yang terlihat tanpa penyesalan Dea semakin menguatkan kepalan lengannya .

Ia menggigit bibir bawahnya.

Plakk...

Rona merah terpampang jelas diwajah Gani Karena tamparan yang dilayangkan Dea, Air mata Dea mulai turun.

" Ka-kalo gak su-suka setidaknya jangan dibuang !! " ucap terbata bata Dea dengan wajah dan nada marah.

Dea berbalik lalu berlari menjauh dari tempat Gani berdiri.

Say You Love Me Donde viven las historias. Descúbrelo ahora