26.

5.6K 186 26
                                    

NOVEL SEDANG REVISI

BACA PART INI BAKAL GAK NYAMBUNG


Mukanya semakin dekat , Mata Dea melotot kaget melihat aksi Fargan . Dea cepat -cepat memundurkan kepalanya hingga punggungya hampir menyentuh tanah, untung saja Fargan dengan sigap menahan tubuh Dea dengan tangannya .

Dea medorong Kencang tubuh Fargan membuat Fargan hampir terjatuh kebelakang andai saja tangannya tidak menahan bobot tubuhnya .

Dea langsung berdiri, "E-em gue harus balik udah mau sore jalanan bentar lagi macet." ucap Dea lalu berjalan duluan ke parkiran.

Fargan bangun dengan senyum dibibirnya, melihat Dea yang kaget kelihatannya salting. Fargan segera berdiri lalu mengekori Dea yang berjalan cepat didepannya.

Dea tak henti henti melirik jam tangan, sambil melihat jalanan yang mecet total jalanan berasap polusi dimana mana. Dea tampak gusar sendiri takut telat untuk pulang tepat waktu.

Dea melirik Fargan, "Apa gak ada jalan lain yang gak macet?" tanya Dea tampak cemas.

Fargan menatap Dea sejenak, "Kalo lewat jalan lain berarti harus balik arah dan itu akan memakan waktu 2 Kali lipat," jelas Fargan membuat Dea bungkam .

Dea menyesal seharusnya tadi ia langsung pulang dan siap-siap, Dea begini bukan Karena Gani tapi Karena kakaknya ia takut kehilangan kepercayaan kakaknya .

~•o•~

Begitu tiba dirumah pintu tampak terbuka lebar, Mobil Ferrari berwarna hitam kesayangan kakaknya sudah terparkir rapih diparkiran, Dea melangkah masuk seketika suasana disekelilingnya menjadi mencengkam .

Sudah Dea duga ada yang tidak beres
Sejak masuk kedalam rumah selain suasana mecengkam memang ada hal buruk yang menunggunya sejak tadi.

Dea melihat dua orang yang tampak terduduk di sofa.

Mereka adalah Tiyo dan Defan.

Tatapan Tiyo tampak menusuk ke arah Dea yang baru memasuki ruang tamu, kali ini adiknya terlihat diam dan menatap sendu Dea.

Merasa semakin bersalah ketika melihat keluarga Gani tidak ada disini dan saat Dea melihat makanan di meja makan yang tampak Utuh belum tersentuh sama sekali.

Pasti kelurga Gani sudah pulang dengan keadaan hati tidak baik.

Terlebih mengingat kini Sudah Jam tujuh malam begitu jauh dengan perbandingan waktu yang telah ditentukan.

Tiyo berdiri nenatap dingin, tajam dan menusuk . Dea sungguh ketakutan, ia menunduk tak berani mengangkat kepala.

" Kamu tau ini jam berapa ?," tanya Tiyo dingin ,Dea mengangguk ," jam tujuh dan seharusnya Dea sudah berada disini sejak 3 Jam yang lalu,maaf kak ~. "

Defan tiba tiba berdiri lalu berjalan ke depan Dea, "Bukan salah kak Dea!! ."

Dea menatap punggung yang membelakangi dirinya, apa benar itu Defan? . Rahang Tiyo mengeras ketika melihat adik lelakinya ikut ikutan.

" Minggir Defan gue gak ada urusan sama lo !" suara Tiyo mulai mendingin membuat Dea takut tapi sepertinya tak mempan pada orang di depannya.

" Kak apa kakak gak memikirkan hati kak Dea? kakak tau kak Dea Selama ini terluka, banyak usaha yang kak Dea lakuin tapi disia-siakan sama Gani, kak Dea sampai berlatih memasak untuk Gani, tapi apa balasannya dia malah membuangnya ke tong sampah tanpa sisa, terus saat kak Dea akan pulang Kak Dea menunggu Gani agar pulang bersama tapi apa nyatanya sudah satu Jam kak Dea menuggu dan saat bertanya kapan pulang Gani Malah bilang akan ada latihan tambahan, orang kaya itu yang mau kakak jadiin suami kak Dea?!!" sekali lagi Dea kaget dengan ucapan Defan bagaimana bisa? Defan tau soal itu seingatnya tidak ada yang tau.

Dan kembali kaget saat tiba tiba Defan menarik kerah baju Tiyo membuat tatapan Tiyo menyalah terhadap Defan dan Defan..... ia malah tersenyum sinis didepan Tiyo.

" Sebelum ibu meninggal ibu nyuruh lo buat jagain kak Dea, buat kasih seribu kasih sayang ke kak Dea, tapi- lo malah bikin dia mendirita !!." Defan berteriak didepan Tiyo membuat Bi Ani tampak kaget dari arah dapur.

Dea menarik paksa lengan Defan lalu menariknya ke lantai atas , Defan duduk di kursi belajar, dalam diam Defan menatap Dea yang terus menangis sesegukan di atas kasur.

Rasa bersalah Tiba-tiba masuk kedalam diri Defan, mau bagaimana lagi Tiyo bersih keras ingin menikahkan Dea dengan Gani dan disaat bersamaan Defan mengetahui bangaimana sikap Gani terhadap kakak perempuannya.

Dari mana ia tau? dari Fargan, Fargan selalu bercerita jika kakaknya menangis karena calon tunangannya biarpun Defan dikenal dengan sikap usilnya pada Dea tapi dalam lubuk hatinya ia sangat menyayangi Dea.

Suara langkah kaki dan decitan pintu terdengar erotis secara bersamaan.

Membuat kepala Defan membelok dan melihat siapa yang masuk, Tatapan tajamnya kembali dilayngkan saat melihat kakanya masuk. Defan memerhatikan setiap tingkah Tiyo.

Rahang Tiyo yang tadinya mengeras kini mengendur ia berjongkok menatap adiknya yang menangis sesegukan, Dea membuang mukanya ke arah lain agar tak terus dipadang kakaknya.

" Dea... ," suara Tiyo dibuat selembut mungkin. Tak lama Dea merasa tangannya hangat kedua tangan Dea dielus pelan oleh Tiyo, tatapannya pun sudah kembali menyendu.

Selama ini Tiyo mungkin bersikap kasar dan keras ia juga egois tapi dibalik itu ada sebabnya. Ada alasan kenapa ia menjodohkan Dea .

Tiyo merasa sedih kewajibannya sebagai kakak yang mebahagiakan adiknya sepertinya gagal .Dea tak tahan saat mendengar suara bentakan dan tegas Tiyo ia akan lemah dan menangis sedangkan Tiyo merasa lemah saat Dea menangis.

Say You Love Me Where stories live. Discover now