34

6.2K 178 10
                                    

Dea terbangun dari tidurnya, ia Samar samar melihat Jam dinding 01.00  ini masih malam dan dini hari. Dea menyibakan selimutnya lalu berdiri ke dekat kaca kamar, saat terdengar ada suara riuh dan suara Mobil.

Matanya memicing melihat beberapa orang mengangkat barang barang dari dalam truk dan memasukannya ke salah rumah didepan rumahnya, setahu Dea rumah itu kosong mungkin ada penghuni baru.

" Haus! " lirih Dea. Dea berjalan keluar kamar menuju dapur mengambil gelas dan mengisinya dengan Air putih, Dea menenggaknya hingga habis.

Dea menaruh gelasnya dengan kencang hampir tidak pecah, ia mendengus kalau sudah bangun tengah malam begini ia tidak akan bisa tidur lagi. Dea berjalan kembali menaiki tangga tujuannya bukan kekamar melainkan ke kamar adiknya.

Sejak 5 hari kakanya berangkat ke  Jerman ia jadi sering terbangun malam mungkin efek kangen.

Dea yang niat awalnya ingin tidur dikamar Defan mendengus kesal, percuma saja adiknya itu melarang semua orang masuk kekamarnya dan dia akan selalu menguncinya ia juga tidak tau kenapa adiknya protektif dengan kamarnya terkadang Dea berpikir adiknya menyembunyikan hal senonoh yang membuat iman ancur!! Bisa jadi kan? Siapa yang tau pola pikir adiknya itu.

Dea kembali berjalan ke arah kamarnya.

~•o•~

"Huh.... " Dea mengehembuskan nafasnya pelan mendengar penjelasan Feri, akhirnya semua terbongkar niat tersembunyi Fargan sudah terbongkar.

" Gue awalnya gak setuju sama niat Fargan buat bikin adegan kebanjur baso segala dan bikin lo merasa bersalah tapi.... " Feri menatap Dea yang juga menatapnya dalam.

" Gue bisa apa? Fargan ngancem mutusin persahabatan gue dan dia kalo gue gak mau ikutin kemauan dia " lirih Feri mengakui semua yang terjadi.

Dea menunduk dengan dalam punggung Dea sedikit bergetar tapi tak ada suara isakan.

Feri melihat perubahan sikap Dea ,"Lo kenapa? "tanya Feri terkejut.

" Gue pengen pulang," ucap Dea dengan suara pelan, Dea bangkit dari kursi lalu membalikan badanya untuk pergi .Namun ia berhenti sejenak, " Gue emang salah Karena mau aja nerima perjodohan itu gue Minta maaf..... Sekali lagi gue Minta maaf gue bakal mencoba menjauh dari kalian kalo kedatangan gue emang buat masalah ," suara Dea begitu lesu.

Feri ikut bangkit dari kursi lalu menahan lengan Dea, Dea dengan cepat menepisnya lalu berjalan pergi.

" Dea gue mohon jangan kaya gini! "

" Jujur! Ini bukan salah lo "

" Fargan yang salah Karena egois "

Pengunjung cafe tampak menatap aneh pasangan di ujung cafe.

" Dea gue minta maaf!! " teriak Feri cukup kencang, persetan dengan pengunjung cafe akan berpikiran senonoh. Apa lagi mereka masih memakai baju seragam sekolah.

Sampai di depan cafe, Dea tak merespon apa yang Feri ucapkan.
" Dea tolong jangan marah sama gue! " Feri kembali menarik lengan Dea membuat keduanya berhenti, berharap Dea akan memaafkannya.

Feri maju lalu ia menarik tangannya yang memegang lengan Dea, Feri menarik tubuh Dea kepelukannya.

" Gue emang sejahat itu ya?" gumam Dea dengan suara isakan .

Feri mengelus lembut pundak Dea, "Gue janji gak akan lakuin ini lagi, gue bakal pastiin lo bahagia apapun caranya ,gue bakal lakuin apapun buat lo asal lo gak nangis ," Feri bebicara dengan penuh penyesalan.

" Beneran!! " Dea mendongakan kepalanya menatap wajah Feri yang menatapnya juga. Feri mengangguk pasti.

" Biarpun itu menguras dompet lo? "Feri kembali mengangguk tanpa pikir panjang.

Dea tersenyum kemenangan lalu mendorong tubuh Feri yang nyaris terjatuh dan menarik tangan Feri kembali masuk ke dalam cafe.

Mereka duduk ditempatnya.

" Mbak !!" pelayan wanita datang ke meja Dea saat Dea memanggilnya.

" Saya mau es crime jumbo dengan toping, jus jeruk satu, nasi goreng satu, americano satu, steak satu, cake strawberry satu, spaghetti mojarela satu, sama..... " Dea kembali mencari menu yang ia inginkan di daftar buku menu . Merasa belum puas.

"Makaron dibungkus ya mbak, " Dea menutup buku menu lalu memberikannya ke pelayan itu dan pelayan itu segera pergi.

Dea menatap penuh arti ke arah Feri yang menganga tak percaya.

'Wanita di depannya baru saja mengerjainya !'

Feri mendengus pasrah ketika melihat bonnya ia hanya bisa berucap, ASTAGFIRULLAH........Percuma ia mengamuk dan berceramah Karena pasti telinga Dea akan memasukannya ke telinga Kanan lalu mengeluarkannya ke telinga kiri .

~•o•~

Feri menurunkan Dea tepat didepan rumah Dea dengan selamat.

Dea membuka helmnya dengan senang hati ia memberikan helm itu ke Feri.

" Makasih kak gue masuk ya!! " pamit Dea lalu membalikan tubuhnya.

" Eh tunggu!! " Feri mengehentikan Dea.

" Apa?" tanya Dea penuh kebingungan.

" Dea lo punya tetangga baru? " tanya Feri saat tak sengaja matanya menatap sekilas lelaki di depan rumah Dea yang sedang mengangkat sebuah Kotak besar memasuki rumah berinterior modern .

" Gak tau dah ya pulang sono!  Gue mau masuk bye!! " usir Dea, Dea langsung berjalan mengabaikan Feri yang teriak teriak.

Dea tampak bahagia ia memasuki halaman rumahnya sambil melompat
Lompat ditangan kirinya banyak plastik berisi makanan dari cafe yang sengaja ia bungkus untuk dibawa pulang.

Dalam hati Feri menggerutu kesal tak jelas. Ia harus merelakan tak pulang dengan Riska dan membiarkan Riska pulang sendiri demi menjelaskan dendam Fargan dan kini dompetnya dalam sekejap kosong.

Sebenarnya Dea sengaja menguras uang Feri untuk menyenangkan dirinya agar lupa dengan masalah masalalu yang dibuat rumit oleh Fargan.

Jujur, ia sedih dan kecewa tapi mau bagaimana lagi ini takdirnya, bukankah tidak ada yang bisa mengubah takdir?

Say You Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang