32 .

5.6K 165 0
                                    

Hari ini hari pertama masuk sekolah Fani setelah 1 tahun mengambil kebijakan belajar dirumah dengan guru private, Fani sudah siap berangkat sekolah .Fani masuk kedalam Mobil tepatnya ditempat mengemudi, pagi tadi ia merengek pada Fargan agar memperbolehkan-
nya memakai Mobil.

Mobil yang Fani kendarai mulai keluar dari gerbang rumahnya, ia mengemudikan dengan kecepatan normal dan terasa membosankan. Karena biasanya ia akan ngebut.

" Janji!! Jangan bawa ngebut atau gue kempesin ban Mobil Lo! "

Pasrah, itu yang harus ia lakukan jika berurusan dengan kakanya yang super duper over protectif .

Mobil Ferrari kuning Fani menyusuri area parkir sekolah, para siswa dan siswi tampak kepo lantaran baru pertama Kali ada yang memakai Mobil semewah ini ke sekolah  .

Fani keluar dari Mobil ia sedikit menyibakan rambutnya yang menutupi wajahnya, lalu mengambil tasnya dan digendongnya disatu bahunya.

Anak anak tampak heboh, beribu ribu pertanyaan sedang mereka pikirkan, siapa anak itu? Keliatannya kaya, apa dia anak dari pemilik perusahaan terkenal? Kok mereka baru liat? Apa dia anak baru? Diakhir semester? Kok bisa?.

Fani menutup pintu Mobil lalu dengan anggun berjalan menuju ruang osis untuk menemui kakaknya.
Dikoridor, mau siswa atupun siswi semua terdengar ribut.

"WOY!! ANAK BARU GILA CANTIK NJIRR!!"

"SIAPA TUH BARU LIAT GUE? "

" ANAK ORANG KAYA YA? ANGGUN BANGET JALANNYA "

Kira- kira begitulah yang mereka bicarkan sampai...

"ITU KAN FANI!! "

"HAH? SIAPA? "

"FANI! ADIKNYA KAK FARGAN, PEMILIK YAYASAN SEKOLAH INI "

"MASASIH, TAPI GUE DENGER ADIK KAK FARGAN LUMPUH! "

Tringg....

Sampai bell Dekolah berbunyi dan membuat para siswi berlari terbecir becir. Mungkin Karena mereka mengetahui peraturan ketat disekolah ini yang berani melanggar siap -siap angkat kaki . sadis.

Fani terus berjalan maju menuju ruang osis yang berdekatan dengan ruang basket.

Saat melewati pintu ruang osis entah ada tarikan batin dari mana, tiba tiba pintu terbuka dan memperlihatkan sosok pria masalalunya.

Fani menatapan sebentar wajah pria itu lalu melangkahkan kakinya lagi.

"Tunggu! " tangan Fani ditahan oleh pria itu, Fani masih memunggungi pria itu terasa enggan untuk berbalik badan dan menatap pria itu. .

Fani menarik lengannya tapi tak bisa lepas, cengkraman pria itu sangat kuat.

Untuk kesekian kalinya pria itu takjub dengan kecantikan Fani . Saat Fani berbalik dengan wajah kesal.

" Tolong Fan, jadi pacar gue lagi! Gue masih sayang sama lo!! " dengan nafas memburu Fani menatap pria didepannya.

" Lo udah dijodohin masih aja ngedeketin cewe lain, brengsek lo!! "
Ucap ketus Fani terdengar kejam, Karena dalam detik itu Gani lansung diam .

Rasanya ada sesuatu yang hancur disana 'mimpinya untuk kembali berhubungan dengan Fani harus hancur ' .

Gani menatap lekat Fani, " Gue gak akan pernah suka sama Dea, gue cuma cinta sama lo!! Tolong Fan ,lo masih inget ucapan terakhir gue kan? " suara Gani terdengar mengancam.

' Jangan salahin gue kalo gue nyakitin dia '

" Jangan ngekang gue!! Gue pengen hidup bebas, sekali lo berani nyakitin kak Dea gue bakal.... " Gani memotong ucapan Fani.

" Bakal apa? Bahkan untuk ngelindungin diri lo sendiri aja lo gak bisa, ngapain lo ngurus hidup orang lain, "

" Up to you!! " balas Fani lalu berlenggang pergi dari hadapan Gani.

~•o•~

Entah ada apa, tiba tiba kakanya menjempunya saat pulang sekolah, mau tak mau Dea yang niat awalnya akan ikut ke cafe bersama yang lain wajib ikut dengan kakaknya.

Tiyo memasuki parkiran sebuah restaurant membuat kening Dea berkerut Samar. Ia sudah lelah lagipula perutnya tidak lapar biarpun belum makan siang.

" Gue harus ketemu temen dulu ."

" Ayu turun! "

" Harus ya kak? Tapi gue males " rengek Dea.

" Yaudah lo disini aja tapi jangan salahin gue lo keabisan oksigen," Tiyo langsung menutup pintu Mobil meninggalkan Dea.

" Iya!! tunggu," teriak Dea ke sang kakak yang sudah memasuki restaurant.

~•o•~

" Sorry telat," pria yang sedari tadi menunggu itu hanya mengangguk mengerti.

" Gimana semuanya udah lo siapin? "
tanya Tiyo.

Dea yang baru datang lansung duduk disamping Tiyo.

" Ini yang dimaksud temen?" guman Dea dengan suara rendah sambil menatap pria didepannya yang tak lain adalah Fargan.

" Fargan lo tinggal siapin semua surat suratnya buat pendaftaran ke Harvard," Fargan tampak tersenyum kecil saat mendengar ucapan Tiyo, ternyata teman barunya itu benar benar ingin membantunya. Fargan sedikit melirik Dea yang menunduk sambil memainkan handphone.

Sebenarnya Fargan sedikit berharap Dea akan kaget, lalu menyuruhnya membatalkan mendaftar ke Harvard. Tapi nyatanya Dea seperti gak peduli sama sekali.

" Thank ya, sebagai gantinya gue teraktir makan hari ini, "dari cara bicara Fargan dan kakanya bisa Dea simpulkan mereka Sudah dekat.

DRTT...

Tiyo menatap Fargan sekejap seperti meminta ijin mengangkat telepon, lalu mendekatkannya ketelinga.

" Besok saya berangkat."

" Iya tunggu saja ."

" Apa? Sekarang! "

Dea mencuri curi pandang wajah Fargan, dan ia tidak menyadari seberapa pekanya Fargan, Fargan menoleh ke arah Dea, Dea melotot Karena kaget lalu memalingkan wajahnya.

'Sial!! Kok bisa kaya gini' Ringis batin Dea.

" Dea kakak ada meeting penting, " ucap Tiyo, Dea melongo lalu bengaimana dengan nasipnya? Ia mau ditinggalkan gitu? Tapi sepertinya tidak akan begitu Karena kakanya itu super sayang padanya, iyakan?.

" Fargan bisa anterin Dea pulang? " tanya Tiyo, Fargan melongo lalu mengangguk bodoh .

" Dea pulang sama Fargan! " Dea menggeleng tak setuju.

" Jangan susah diatur! kamu mau diculik terus badan kamu dipotong potong," dengan bodohnya Dea mengeleng ,ucapan kakanya bagai menghipnotisnya .

Tiyo pamit pada Fargan lalu bergi dengan langkah besar terburu-buru menuju Mobil . Meninggalkan Dea dan Fargan yang saling Padang tak percaya.

Beberapa detik kemudian mereka saling memalingkan pandangannya secara kompak.

Say You Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang