38

5K 167 2
                                    

Masih sangat pagi tapi mading tampak sangat dipadati para siswa, Dea yang awalnya ingin melihat berita dimading harus bersabar Karena tidak ada cela untuknya bisa melihat berita itu. Jadi Dea hanya bisa berdiri dibelakang anak anak yang lain.

" kak!! " Dea sontak menoleh ke sumber suara.

" Fani !! "

" Ngapain pagi pagi disini, emang ada apaan dimading? " tanya Fani.

" Katanya nilai UN baru aja keluar ,kira kira siapa ya yang paling besar ?" ucap Dea ingin coba menebak.

" Gak usah dipikirin, kita harus fokus sama misi kita besok!! " ucap Fani, Dea mengangguk walau ada sedikit keraguan.

~•o•~

Keesokan harinya ......

Sekolah sudah dibubarkan sejak 2 jam yang lalu bisa dikatakan setiap murid maupun guru sudah pulang tapi tidak dengan Nita yang masih sibuk berkutik dengan lektop di rooftop.

Ia masih harus mengurus daftar kehadiran anggota osis Karena ia adalah sekertaris osis.

Brakk....

Suara pintu rooftop yang terbuka membuat Nita menoleh dan mendapati Dea dan Fani disana sedang berdiri sambil tersenyum sinis ke arahnya.

" Siang Nita!! " sapa Fani pada Nita yang terlihat tak tenang.

" Ngapain kalian kesini? Ini udah waktunya pulang! " ucap Nita sambil berdiri, Fani dan Dea menghampiri Nita .

" Gue mau bales dendam Karena lo kemarin udah akting di depan kakak gue ," sinis Fani.

" Kenapa ada masalah? Kayanya lo terlalu berambisi banget buat ngungkapin kesalan gue, " ucap Nita tersenyum miring.

" lo cewe paling tolol ternyata, udah bunuh kak Nina sekarang lo mau bikin gue kehilangan kepercayaan kakak gue, jangan bodoh rencana lo gak akan pernah berhasil untuk yang kedua kalinya " sinis Fani .

" Lo pasti cemburu kan sama kak Nina dan Dea Karena mereka bisa bikin kakak gue jatuh hati sedangkan lo!! berapapun lamanya lo deket sama kakak gue tapi dia gak pernah jatuh hati sama lo kasian.... " ledek Fani membuat Nita emosi.

" Iya emang gue cemburu makanya gue bunuh Nina dan kalian berdua juga bakal rasain gimana rasanya mati!! " sinis Nita. Dea yang stand by merekam suara Nita harus panik saat tiba tiba Nita menarik Fani hingga ke tembok ujung.

Nita mencekik leher Fani membuat Fani sedikit sesak nafas, Nita berusaha menjatuhkan Fani dari atas rooftop tapi Fani memegang ujung tembok sebagai pegangan tubuhnya agar tidak terjatuh.

" Lepas!! " teriak Dea sambil menarik lengan Nita yang mencekik leher Fani.

" Diam!! " teriak marah Nita pada Dea, Nita mendorong tubuh Dea membuat Dea terbentur tembok dan hampir saja terjungkal terjatuh ke lantai bawah.

" Sialan lo!! " jerit Fani, Nita mencekik lebih kuat leher Fani.

" Masih bisa bicara lo, huh? Seharusnya dari awal gue bunuh lo barengan sama Nina! " ucap Nita sambil tertawa kemenangan melihat Fani ketakutan.

" Gak ada kah ucapan selamat tinggal buat kakak lo? " tanya Nita. Fani menggeleng kuat.

" Oh... Kalo gitu lo udah siap mati dong hahaha.... "

" Dasar gila!! " teriak Dea lalu kembali menarik lengan Nita tapi kembali ditepis oleh Nita dan membuat Dea oleng Karena sentakan kuat Nita.

" kayanya lebih asik kalo kita itung sama- sama sebelum kematian lo "

1...

2...

Tig....

Dea sudah menutup matanya takut melihat kejadian didepan matanya.

"3..."

Brukk..

Cekalan tangan Nita terlepas dari leher Fani membuat Fani langsung merosot ke bawah akibat lemas sedangkan Dea ia sudah hampir menangis.

Nita? Ia terseungkur Karena Fargan yang tiba tiba datang dan mendorong tubuh Nita hingga tersungkur ke lantai.

" Dek lo gak Papa kan? " tanya Fargan khawatir saat melihat Fani tampak lemas, ia memegang tekuk wajah Fani menggunakan kedua lengannya.

Fani menggeleng lemas, " Tadi hampir aja.... " lirih Fani menatap Fargan.

"Fani!! "Dea langsung menghambur pelukan ke Fani dan langsung menangis.

Fargan berdiri lalu menoleh ke arah Nita yang juga menatapnya ,kini tinggal urusannya dengan Nita. Nita berdiri dan menghampiri Fargan.

" Gan semuanya gak kaya yang lo liat " ucap Nita tapi tak digubris oleh Fargan, pria itu malah semakin tajam menatapnya .

"Gan yang tadi it-..... "

"Cukup!!! " tegas Fargan ia menatap sengit Nita, " Gue udah tau semuanya. " jelas Fargan membuat Nita tercengang.

Flash back

Mata Fargan mulai terbuka hal pertama yang ia lihat adalah sosok Radit yang berdiri disamping kasurnya dengan seragam sekolah.
Fargan mendudukan tubuhnya dipinggir kasur.

" Gue mau sekolah, balik sonoh! " usir Radit terang -terangan membuat Fargan berdecak.

" Lo belum jawab pertanyaan gue!! " tuturnya seperti sedikit marah. Lalu terduduk diatas ranjang.

" Dari pada gue jawab panjang lebar mending gue jawab simpel. Gan, mending lo ketemuan sama ibu si Nita Karena dia seorang ibu pasti dia tau semua tentang anaknya, " jelas Radit lalu menepuk pundak Fargan.

" Tapi.... " Fargan menunduk masalahnya adalah ibu Nita itu masuk ke RSJ (Rumah sakit jiwa ) itu sejak meninggalnya Nina mungkin ibunya tertekan hingga terkena gangguan psikis .

----

Teduh, jauh dari ingar bingar kota, tertata rapi, serta bersih. Itulah kesan pertama yang terlintas saat memasuki area Rumah Sakit Jiwa.

Hal itu terlihat dari semua sudut yang memang bersih, tidak berbau, dan bahkan cenderung wangi. Belum lagi pohon-pohon yang tumbuh di sekeliling gedung, yang menjadikan suasana RSJ teduh dan asri.

Bayangan tentang kondisi rumah sakit jiwa yang dipenuhi dengan kekacauan, kondisi kotor, atau bangsal perawatan yang tidak manusiawi, seperti yang digambarkan dalam beberapa film, seketika lenyap dan berubah.

Sesekali Fargan , merlihat pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dan diajak berkeliling oleh dokter jiwa yang menanganinya.

" Permisi saya mau mencari pasien yang bernama bu Rima, " tanya Fargan pada seoarang perawat wanita yang melintas.

"Oh bu Rima, dia ada dikamarnya yang paling pojok Sana ," tunjuk perawat itu ke arah lorong kamar paling pojok. Fargan mengangguk dan tak lupa berterima kasih.


Say You Love Me Where stories live. Discover now