24. Sembunyi

6K 176 6
                                    

Riska, Fargan, Rendi dan Feri memasuki kamar Dea begitu cewe itu sadar. Riska berlari menghampiri Dea yang terbaring pucat. Dea berusaha untuk duduk dan langsung dilanda panik begitu melihat Riska ada disitu. Khawatir Riska akan menelpon keluarganya.

"Puas? Sosoan mau nolongin orang, sendirinya lemah. Gak tau diri itu namanya," mendengar ucapan Fargan yang berjalan memasuki pintu mood Dea turun seketika. Pikirannya sedang kacau karena takut pulang kemalaman, kini ada yang ngomel lagi.

"Kalau emang dia gak sayang gak usah so soan berkorban, lo pemaksa. Ini akibatnya buat orang yang serakah."

Dea menelan salivahnya, memang gak ada yang bisa ngalahin kata-kata pedas Fargan, Rendi si mulut cabe eleh dengan Fargan. Tapi, semua ucapan cowo itu benar. Mungkin dirinya serakah, mungkin diirnya sosoan. Makanya keluarganya benci dirinya.

"Gak usa—"

"Bisa diem gak sih lo?" Riska menoleh ke kanan dan menatap nyalang Fargan yang berdiri disampingnya, walau terasa sedikit takut karena aura Fargan memang seram. Tapi cewe bar-bar itu tidak mau melihat sahabatnya nyinyir orang lain.

"Lagian lo ngapain sih kesitu Dea. Gak ada yang jual balon disitu," ucap Riska dengan gemas sambil duduk dipinggiran kasur rumah sakit yang Dea tempati.

"Tau Ris, siapa juga yang mau beli balon,"

"Riska senewon liat lo ketusuk, naik motor aja sampe lupa caranya." Feri mempraktekan adegan yang dilakukan Riska. "Gue hampir mau nangis liatnya," cowo itu membuah mimik wajah syok yang dibuat-buat.

"Berisik lo!" Riska melempar sendal jepitnya kearah Feri dan dengan mulus Feri hindari.

"Udah malem, lo pulangnya gimana?"

"Gue anter gampang," jawab Feri yang duduk disofa, dengan semangat sambil menatap Riska begitupula Riska.

Dea mencium aura-aura aneh antara Feri dan Riska. "Kak Feri emang gak nganterin kak Fargan? Nanti dia diculik,"

Fargan yang merasa direndahkan langsung menatap horor Dea, diculik? Anak segede dirinya?

"Gue mau nginep disini,"

"Gak usah nungguin, gue gak enak "

"Siapa juga yang nungguin lo! Orang adik gue lagi perawatan disini." elak Fargan cepat lalu memasang wajah malas.

"Oh gue denger Fani udah mau ikut terapi sama perawatan dokter ya, gue denger Fani masuk rumah sakit gara-gara lo larang ketemu Dea. Jahat lo!" cerocos Feri.

"Kak bisa keluar dulu gak gue mau bicara empat mata sama Riska,"

Feri dan Fargan keluar dari kamar rawat Dea.

"Tolong jangan bilang ke keluarga gue,"

"Tapi De—"

"Buat biaya gue punya tabungan,"

"Bukan itu—"

"Bilang aja gue nginep dirumah lo, besok gue gak sekolah dulu tolong izinin,"

"De jangan kabur terus, lo kira masalah selesai?"

"Tolong Ris,"

Say You Love Me Where stories live. Discover now