28

5.4K 168 2
                                    

"Oh gitu,sekarang udah jelas lo semua siap angkat kaki dari sekolah ini mulai besok " ucap datar Rendi.

" Berani lo ngeluarin gue ,siapa lo?, atas ijin siapa Lo?!! ," protes Jessica.

" Lo gak tau ya kalo foto lo naro lem dibagku Dea udah tersebar dan termasuk foto lo Mona, dan mungkin ini udah tersebar ke guru dan pemilik sekolah ini, " jelas Nita mampu membuat Jessica dan teman temannya tampak diam.

Kaget?  Tentu saja. Siapa yang akan mengira kelakuan mereka selama ini akan terbongkar.

" pliss jangan keluarin gue Nit, gue disuruh Jessica!! ," Mona maju sambil memohon ke depan Nita. Amarah Jessica seakan naik ia menatap tajam Mona lalu pergi dari ruang osis diikuti teman temannya yang lain.

" Sorry Mon ini keputusan sekolah, " jawab Nita kepada Mona yang menahan tangis, Mona mengangguk
Lalu berjalan keluar.

" Jadi Jessica yang ngelakuin itu " gumam Dea dengan kepala menunduk. Dea kira senakal nakalnya Jessica dia adalah cewe baik, ternyata salah.

•••••

Kaki Dea tak mau diam terus mondar mandir didalam kamar, bingung harus menjenguk atau tidak, saat dikantin Feri bilang Fargan tak masuk lantaran demam. Pengen jenguk tapi gak ada teman.

Dan entah kenapa Dea merasa begitu khawatir pada Fargan, ia duduk dipinggir kasur berpikir sejenak

Haruskah gue buatin sup? Apa gak usah,ya? Atau gak usah jenguk aja? Aduh gimana ini?. Batin Dea.

Sampai akhirnya Dea memutuskan untuk membuat sup ayam untuk Fargan ada yang bilang sup ayam bagus untuk yang demam.

Tok... Tok... Tok....

Bibir Dea berkomat kamit lantaran pintu tak kunjung dibuka oleh sang pemilik rumah. Parahnya lagi rumah besar ini tak memakai bell kalau sudah begini ia harus menelpon seseorang , Dea mengehela nafas lalu megambil hpnya.

" hallo "

" Hallo, kenapa kak? "

" Fan lo ada dimana? rumah lo kok sepi kaya gak ada orang "

"Lagi di apotik. Ada kok kak, kak Fargan ada dikamarnya lagi istirahat, masuk aja pintunya gak dikunci "

"Okey !!."

Dea membuka pintu rumah itu dan benar saja pintunya tak dikunci , padahal lengannya sudah terlanjur nyeri Karena kebanyakan ngetuk pintu  .

Dea langsung berjalan ke lantai atas sambil menjinjing sebuah paper bag berisi sup ayam yang masih hangat.

Dea berjalan ke dekat kamar Fargan, pintu kamar tampak terbuka dan terdengar suara percakapan seseoarang, Dea mengerutkan keningnya. Aneh.

Apa Fargan bicara sendiri, oh !! yang benar saja dia lebih waras dari kak Feri yang suka bicara sendiri .pikir Dea.

Ternyata ada yang duluan datang, Dea berdiri di depan pintu kamar Fargan yang terbuka bahkan orang didalam
Kamar tidak menyadarinya. Mungkin Karena terlalu asik berbincang, wanita yang duduk dipinggiran kasur Fargan , Nita tampak mengelus ngelus kening Fargan.

Entah kenapa Dea merasa kesal dan ingin pergi saja.

Dea berbalik badan.

" Dea!!. " Teriak Fargan dengan suara paraunya dari dalam kamar membuat sosok Nita ikut menatapnya.

Dea menghela nafas lalu berbalik lagi menatap Fargan yang melambaikan tanganya menyuruhnya masuk. Dea berjalan kedekat Fargan, Nita berdiri lalu meraih tasnya di atas meja dan memakainya .

" Gan gue balik ya, udah sore gue tadi belun sempet pulang, " pamit Nita Fargan mengagguk sambil tersenyum lemas, Nita sekilas melirik Dea lalu tersenyum.

" Thanks ya Nit!! "

" Santai aja , gue balik ya by ," Nita berlenggang pergi.

Dea duduk di bangku disamping kasur Fargan, hening .

Sepertinya Nita memang betul belum sempat pulang dan langsung menjenguk Fargan terlihat dari baju yang belum diganti dan juga tas sekolah yang belum disimpan, sebegitu perhatiannya Nita, Fargan bagai prioritas utamanya.

Fargan ingin menghancurkan rasa canggung ini.

" Lo bawa apa? ," tunjuk Fargan pada paper bag yang dibawa Dea.

" mmm.... Ini  gue bawain sup ayam katanya sup ayam mengandung banyak vitamin yang dapat meredakan flu dan demam ."

" Bikinan lo? "

Dea berdehem lalu mengangguk .

" Taruh aja nanti gue makan !" Dea mengangguk lalu menaruhnya diatas meja samping kasur.

Jujur, sebenarnya Fargan gak doyan sup ayam rasanya enek dan hannyir baginya, ditambah perunya tidak mau memakan apapun sejak semalam, sekalinya makan rasanya mual bahkan Fani bergadang tengah malam untuk Fargan. Kasih sayang keluarga memang tidak bisa ditandingi.

Tapi Karena ini masakan Dea ia tak mau menolaknya dan membuat Dea kecewa ditambah ia pernah menyaksikan Dea menangis Karena Gani membuang masakannya saat itu Fargan ingin sekali menghajar si brengsek Gani.

Tiba tiba Fargan menarik punggung lengan Dea lalu menaruhnya di keningnya, rasa panas langsung menjalar ke tangan Dea membuat Dea meringis. Fargan menutup matanya merasakan setiap kelembuatan tangan Dea yang entah sejak kapan mengelus keningnya.

" Lo udah makan? ."

" Belum. "

"Panas lo bakal terus naik kalo kaya gini!! "

" Tapi gue gak napsu," jeda, "Kecuali, lo suapin gue. " Fargan membuka matanya dan tampak menyeringai pada Dea.

Dea terkekeh geli mendengarnya suara Fargan itu mirip seperti akan modusin cewe.

Mau tak mau Dea harus menyuapi Fargan, tapi Iklas kok!!. Lagian Fargan banyak membantunya untuk olimpiade jadi mungkin ini bisa dibilang balas budi.

Biarpun Fargan tak suka sup ayam tapi yang Kali ini rasannya enak, sampai suapan terakhir dan sup itu habis tanpa sisa. Fargan meneggak minuman yang diberi Dea hingga habis.












Say You Love Me Where stories live. Discover now