05

1.6K 179 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen, satu vote dari kalian sangat berharga. Terimakasih
🙏

•••

Sejak tadi pagi sampai jam istirahat, Zahra tak melihat Renjun. Di kantin sekarang pun tak ada. Hanya ada Jeno, Jaemin dan Haechan. Apa Renjun tidak sekolah? Ia berniat menanyakan hal ini kepada ketiga sahabatnya sekarang.

"Renjun mana Chan? Ko tumben gak ke kantin? Apa dia gak sekolah?" tanya Zahra penasaran. Soalnya saat Zahra datang bersama Hina tadi, sepertinya mereka berusaha menghindar dari mereka berdua. Mungkin lebih tepatnya menghindar dari Zahra.

Karena saat Zahra menghampiri ketiga teman cowoknya itu, mereka seperti langsung fokus pada ponsel masing-masing. Namun tidak dengan Jeno, ia hanya memakan makananya sambil menunduk.

"Gatau ga ngantongin" ucap Jaemin namun matanya masi fokus pada ponselnya. Percayalah sekarang Jaemin sedang gugup, ia takut ditanya tentang Renjun lebih jauh.

Seakan tahu mereka berdua sedang tak bermain game pada ponselnya, Zahra langsung mengambil ponsel Jaemin dan Haechan dan menaruhnya di meja kantin.

"Kalian kenapa sih? Renjun kemana? Gausa sok sibuk sama hp ya kalian" omel Zahra. Jaemin dan Haechan hanya menunduk.

"Jeno, Renjun keman- astaga Jen, muka lo kenapa lebam begini?" Zahra panik langsung memegangi wajah Jeno.

Jaemin dan Haechan semakin takut untuk ditanya mengenai Renjun lebih dalam. Bagaimana kalau Zahra bertanya siapa yang memukul Jeno? Bagaimana kalo Zahra tau kalau Renjun yang membuat Jeno lebam seperti ini?

Kira-kira seperti itulah kalimat-kalimat yang sedang dipikirkan oleh Jaemin dan Haechan sekarang mengenai reaksi Zahra terhadap Jeno.

"Abis berantem di mana lo jen, sampe lebam begitu?" tanya Hina serius

"Lo abis berantem? Sama siapa?" Zahra sempat terdiam dan masih megangi wajah Jeno yang lebam.

Satu, dua, tiga.

"Jangan bilang?" Zahra bertanya menatap ketiga laki-laki dihadapanya, namun tak ada yang merespon. Zahra langsung berlari meninggalkan keempatnya dan langsing menuju kelas Renjun.

Ia berharap bukan Renjun pelakunya, tapi firasat Zahra mengatakan bahwa sepertinya memang Renjun pelakunya.

"Njun aku mau ngomong sama kamu" Zahra mendapati Renjun yang tengah fokus dengan ponselnya di dalam kelasnya. Zahra yakin kekasihnya itu tengah bermain game.

"Hm?" hanya itu respon Renjun dan Zahra hanya memutarkan bola matanya melihat sikap Renjun sekarang

"Aku mau kamu jawab jujur" ucapan Zahra berhasil membuat Renjun meliriknya -walau sekilas setelahnya ia lanjut pada gamenya

"Kamu yang bikin muka Jeno lebam kan?" pertanyaan Zahra membuat Renjun memberhentikan aktivitasnya.

"Iya aku, kenapa?" tanya Renjun serius.

"Terus kamu udah minta maaf?"

"Untuk apa?" Renjun pergi keluar kelas. Zahra tahu maksud Renjun. Ia tak ingin menjadi pusat perhatian di dalam kelas. Jadilah Zahra mengikuti Renjun ke luar kelas, tepatnya ke koridor samping kelas yang cukup sepi. Mengingat ini jam istirahat, pasti semua murid berada di kantin sekolah sekarang

"Untuk apa kamu bilang? Kamu lupa Jeno sahabat kamu? Lagian apasih yang bikin kamu marah sampe-sampe kamu berani mukul Jeno gitu?!" Zahra terbawa emosi melihat sikap Renjun yang tak peduli pada luka Jeno.

"Ini bukan urusan kamu. Ini urusan aku sama Jeno jadi tolong gausa ikut campur sama masalah aku yang satu ini" kata Renjun yang bersiap pergi namun ditahan oleh Zahra.

Stay With Me  [RENJUN]Where stories live. Discover now