36

1K 111 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen, satu vote dari kaljan sangat berharga. Terimakasih
🙏

Thanks for 2k readers🎉

Happy reading

•••


Ini hari ketiga Zahra tidak pulang bersama Renjun. Ia tak melihat kehadiran Renjun saat jam pulang sekolah tiba. Zahra berpikir apakah Renjun masih marah padanya? Kalo iya, Zahra pun akan melakukan hal yang sama pada Renjun.

Apakah Zahra egois?

Seperti biasa, Zahra kini tengah menunggu taksi di depan sekolahnya. Terhitung sudah lima belas menit ia menunggu, tapi taksi nya tak kunjung datang. Ia memutuskan untuk menunggu lima menit lagi, jika tak datang ia akan menaiki angkutan umum.

Sebenarnya ada rasa penyesalan ketika Zahra menghapus aplikasi ojek online demi mengunduh aplikasi tidak berbobot, tiktok salah satu nya. Ia sempat memakainya satu kali, dan Zahra menyesal mengunduh aplikasi itu karena tidak menarik sama sekali.

"Yuk pulang."

Zahra menoleh ke arah sumber suara. Ada Jeno yang berhenti di hadapannya dengan motor honda cbr hitamnya. Motor Jeno sama percis dengan motor Renjun, hanya berbeda warna. Motor Renjun berwarna merah.

"Eh?" Zahra bingung dengan maksud ucapan Jeno barusan. Apa baru saja Jeno mengajaknya untuk pulang bersama?

"Ayok pulang, Zahra"  Zahra masih mematung di hadapan Jeno.

"Gausah Jen, gue naik taksi aja" jawab Zahra sambil tersenyum.

"Kalo di tanya Renjun, ntar gue yang hadepin. Ayo naik gaterima penolakan"

Setelah berdebat cukup panjang antara Zahra dan Jeno, akhirnya Zahra mau untuk pulang bersama Jeno. Karena laki-laki itu mengancam untuk menelfon kantor taksi agar tidak melewati sekolahnya. Tak hanya taksi, dia bilang dia juga bisa menghubungi semua angkutan umum agar tak melewati kawasan sekolahnya. Jadi daripada Zahra menghalangi rezeki orang, Zahra langsung saja menurut pada Jeno.

"Jen, gue laper. Makan dulu ya" Zahra tak tahu diri memang. Tadi saja dia menolak untuk pulang bersama Jeno, sekarang ia malah meminta untuk mampir makan bersama Jeno. Hfftt

"MAU MAKAN DIMANA?!" tanya Jeno teriak karena kalau ia berbicara seperti biasa tidak akan terdengar saking berisiknya jalan raya.

"DIMANA AJA TERSERAH!" Zahra meneriaki Jeno balik. Sebenarnya ia kesal dengan Jeno yang tiba-tiba teriak seperti tadi karena itu membuatnya kaget, jadi ia pikir meneriakinya balik adalah pilihan yang tepat haha.

Jeno semakin melajukkan motornya dengan kencang ke arah mcd terdekat. Zahra tak menolak, karena Zahra sendiri yang bilang 'terserah' jadi, dia hanya menurut saja. Yang penting bisa mengisi kekosongan perutnya.

Jeno mencari tempat duduk, dan Zahra yang memesan makanan mereka berdua. Keduanya menikmati makanannya sambil mengobrol santai.

"Lo lagi kenapa sama Renjun?" pertanyaan itu keluar dengan begitu saja dari mulut Jeno.

Zahra berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Jeno. Dari mana laki-laki itu tau kalau hubungannya dengan Renjun sedang tidak baik? Apakah Hina? ah tidak mungkin. Apakah dia mata-mata? tapj Jeno tidak seperti admin lambe turah yang keponya minta ampun.

"Gue sadar kali Ra kalo hubungan lo lagi gak baik-baik aja sama Renjun."

Oh ternyata Jeno memang anak yang peka. Buktinya dia bisa merasakan hal disekitarnya jikala itu merasa janggal. Jadi, laki-laki itu menyadarinya pikir Zahra.

"Ya... masalah gue sama dia gajauh-jauh dari game haha" jawab Zahra tertawa hambar.

Zahra mulai menceritakan semuanya pada Jeno. Mungkin menceritakan kepada Jeno bukanlah sesuatu yang buruk. Berbeda cerita jika Zahra menceritakannya pada Haechan. Jadi, masih untung yang menyadari hanya Jeno bukan Jaemin, apalagi Haechan yang notaben mulutnya bisa dibilang ember.

"Ya... gue rasa apa yang lo lakuin saat ini udah bener sih Ra"

"Tapi apa lo mau terus-terusan kaya gini?" lanjutnya.

Zahra hanya mengedikkan bahunya tanda tak tahu. Memang benar, Zahra sendiripun tidak tahu bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Renjun.

"Gue rasa kalian berdua harus ngomong. Diem-dieman kaya gini gabakal nyelesain masalah Ra"

Zahra tertegun dengan penuturan Jeno. Mengapa Renjun tidak bersikap seperti Jeno yang selalu mementingkannya daripada game nya, memberikan Zahra kehangatan serta kenyamanan. Meskipun Renjun juga begitu.

Bahkan Zahra saat ini berpikir, mengapa bukan Jeno yang menjadi pacarnya? Jikalau Jeno adalah pacarnya, mungkin ia tidak akan mengalami kecemburuan berlebih terhadap game.

Tapi sayang, kenyataan berkata lain. Renjun adalah pacarnya bukan Jeno. Dan kecemburuan pada game juga adalah kenyataan yang selama ini Zahra alami.

Sungguh beruntung wanita yang akan menjadi kekasih Jeno nantinya. Laki-laki itu pasti akan memperlakukan kekasihnya sebaik mungkin. Adakah diantara kalian yang ingin menjadi kekasihnya?

"Lo kenapa liatin gue kaya gitu sih?" ucapan Jeno berhasil menyadarkan Zahra dari lamunannya.

"Gue ganteng? emang hehe" ucap Jeno lagi tersenyum dengan eyesmile nya. Zahra sangat suka dengan eyesmile milik Jeno, indah menurutnya.

"Apaansih lo" Zahra mengalihkan perhatiannya. Ia sangat malu saat tertangkap tengah menatap pria itu.

"Gue belum siap No, jadi biarin waktu aja yang menjawab semuanya" lanjut Zahra lalu tersenyum.

Zahra harap Jeno mengerti maksudnya. Berbicara dengan Renjun untuk saat ini mungkin Zahra belum siap karena kecanggungan diantara keduanya.

Setelah menghabiskan makanan, keduanya memutuskan untuk pulang.

"Makasih No" ucap Zahra saat ia turun dari motor Jeno. Laki-laki itu hanya mengangguk sebagai balasan.

"Hati-hati" lagi-lagi Jeno hanya mengangguk.

Jeno membunyikan klakson motornya lalu pergi menjauh dari rumah Zahra. Zahra tersenyum tipis, ia sangat bersyukur memiliki teman seperti Jeno. Laki-laki itu selalu ada disaat Zahra sedang sedih seperti ini.

Zahra langsung mengerjapkan matanya lalu memukul pelan kepalanya berkali-kali. Bagaimana bisa dia membayangkan Jeno, disaat statusnya masih kekasih Renjun?

"Lo masih punya Renjun" ucapnya bermonolog sambil memukul-mukul kepalanya.

Zahra pusing sendiri jadinya.

☆☆☆

Haiii makasihh buat 2k readers nyaa, semogaa ga pada males vote yaa hihi✌

Haiii makasihh buat 2k readers nyaa, semogaa ga pada males vote yaa hihi✌

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

-Sitay

Stay With Me  [RENJUN]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt