30

1.1K 118 9
                                    

Jangan lupa vote dan komen,satu vote dari kalian sangat berharga. Terimakasih
🙏

•••

Zahra kembali ke kamarnya dengan pikiran atas ucapan Renjun sebelum pulang tadi.

Tolong tetep bertahan atas apapun yang terjadi

Ucapan Renjun yang satu itu berhasil berkeliaran di kepala Zahra. Entah mengapa ia terlalu memikirkan ucapan itu.

Apa ia tidak bisa bertahan nanti?

Apa ia akan pergi? Atau bahkan Renjun yang akan pergi?

Segala kemungkinan bisa terjadi, bukan?

Zahra menelungkupkan kepalanya di dalam selimut. Zahra berpikir, mengapa Renjun selalu memintanya untuk bertahan? Zahra tahu atas dasar apa maksud dari kata bertahan yang Renjun ucapkan.

Renjun ingin Zahra bertahan, kalau semisalnya nanti Renjun lebih memfokuskan gamenya atau mungkin akan lebih? Zahra tahu itu.

Tapi apakah Renjun tak bisa untuk meyakinkan bahwa Zahra bisa bertahan bersamaan dengan sikapnya yang tidak terlalu mengabaikannya. Tapi apa Renjun menyadari itu?

Zahra rasa Renjun egois, karena laki-laki itu hanya meminta dirinya mengerti atas Renjun tanpa tahu bahwa Zahra juga ingin dimengerti oleh Renjun.

Entahlah kepala Zahra sekarang sangat pusing untuk memikirkan hal yang tidak-tidak. Ia hanya berharap, hubunganya dengan Renjun akan baik-baik saja.

Mungkinkah? let's see

•••

Saat Zahra dan Hina datang ke kantin, mereka berdua mungkin lebih tepatnya Zahra tidak melihat keberadaan Renjun disana.

Dari pada ia penasaran, ia dan Hina langsung menghampiri Jeno,Jaemin dan Haechan disana yang tengah fokus pada baksonya masing-masing.

"Renjun mana?" tanya Zahra to the point.

"Di panggil sama pak Pras sih tadi" dan Zahra hanya ber 'oh' ria atas jawaban Jaemin.

"Btw, temen cewek kalian kemana? biasanya ngekorin kalian? ko gaada?" akhirnya Zahra tak akan mendapat ejekan dari ketiga sahabat Renjun karena yang bertanya adalah Hina.

Coba kalau Zahra yang bertanya? Pasti dirinya akan di cap cemburu oleh ketiga cowok di sampingnya itu. Zahra sangat berterimakasih kepada Hina.

"Lah mana saya tau kan saya gatau" siapa lagi kalau bukan si tengil, Haechan. Mendengarnya Hina langsung mengirim satu pukulan ke lengan laki-laki itu.

"Tapi serius kita gatau" kali ini Jeno yang berbicara mungkin agar mereka sedikit percaya. Kalau Haechang ngomong, mungkin mereka kurang percaya.

"tapi sekolah kan dia? tumben banget ga ngekorin" lagi-lagi Zahra mengucapkan terimakasih kepada Hina. Zahra rasa, ia harus mentraktir Hina nanti.

"Naksir lo sama dia? nyariin mulu" dan lagi-lagi Hina melemparkan pukulanya kepada Haechan.

"Terakhir gue liat sih dia sempet ketemu sama guru biologi, denger-denger dia disuruh ikutan lomba sains buat wakilin sekolah"

Stay With Me  [RENJUN]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt