18

1.2K 126 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen, satu vote dari kalian sangat berharga. Terimakasih
🙏

•••

"Kamu cemburu?"

Renjun memberhentikan mobilnya tepat didepan rumah Zahra.

"Udah sampe" ucap Renjun datar.

"Aku gamau turun sebelum kamu jawab pertanyaan aku" ucap Zahra menghadapkan badanya tepat disamping Renjun.

"Kamu kenapa?" tanya Zahra lembut.

"Aku gapapa" jawab Renjun membalas tatapan Zahra singkat lalu mengalihkan pandanganya ke luar. Zahra menghela nafasnya kasar.

"Aku cuma khawatir sama Jeno sebatas temen aja ga lebih. Aku cuma panik tadi dan reflek ikut-ikutan ke rumah sakit, Hina pun sempet bingung tadi." Jelas Zahra.

"Maaf aku gabisa temenin kamu sampe akhir pertandingan tadi, aku tau aku salah." lanjutnya sambil menundukan kepalanya. Zahra merasa bersalah karena tidak berada disamping Renjun saat pria itu menang atas pertandinganya hari ini.

"Sekali lagi selamat atas kemenangan kamu" ucap Zahra lemah

"Maaf. Mungkin bener aku emang cemburu" Renjun mengangkat kepala Zahra kemudian mengusap pipi Zahra lembut.

"Hei jangan nangis" Renjun mengusap pipi Zahra dengan kedua telapan tanganya saat air mata Zahra mulai turun membasahi pipinya.

"Aku cuma takut Ra" ucap Renjun menarik Zahra kedalam pelukannya. Membiarkan wanitanya menangis dipelukanya.

"Kamu bau" Zahra melepaskan pelukanya sambil menghapus air matanya terukir senyuman kecil diwajahnya.

"Iya iya maaf lupa aku kalau belum ganti"

"Jangan nangis" kata Renjun dan mendapat anggukan dari Zahra.

"Mau masuk?" tawar Zahra.

"Gausah, aku mau istirahat capek. Gapapa kan?"

"Gapapa kamu istirajat aja yang banyak. Jangan main game tapi." Zahra menperingatkan dengan menaikkan telunjuknya kehadapan Renjun.

"Siap bos. Nanti malem aku jemput ya kita tengok Jeno"

"Katanya gamau" ledek Zahra.

Zahra pun turun dari mobil Renjun, dan melihat mobil Renjun sudah jauh dari pandangan matanya barulah ia masuk ke rumahnya.

"Kaya abis nangis gitu matanya" ucap Yuta saat Zahra memasuki rumahnya dan melewati Yuta yang tengah duduk di ruang tv.

"Kenapa?putus?" pertanyaan Yuta berhasil mendapatkan satu lemparan bantal dari Zahra.

"Sembarangan kalo ngomong"

"Ya itu terus kenapa?"

"Gausah kepo lo buntut ayam" Zahra meninggalkan Yuta ke kamarnya.

"Sinting! Ayam mana punya buntut"

"Punya adek gobloknya natural"

Stay With Me  [RENJUN]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu