48

1.2K 125 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen, satu vote dari kalian sangat berharga. Terimakasih
🙏

••••

"Tante kira kamu ga dateng Ra"

Kedatangan Zahra disambut dengan sangat hangat. Dimana mama Renjun langsung memeluknya dan memberikan kecupan di kedua pipinya.

"Maaf ya kalo tante ganggu waktu kamu, soalnya tante kangen banget sama kamu" ujar mama Renjun.

Zahra menggelengkan kepalanya cepat, "engga ko tan, aku malah seneng bisa ketemu sama tante lagi."

Setelah bercengkrama guna melepas rindu satu sama lain ---katanya, mama Renjun membawa Zahra ke dapur kue untuk membuat kue bersama. Sama seperti pertemuan terakhir antara keduanya, kali ini mereka berdua juga kembali membuat cupcake.

Cupcake keduanya kini sudah matang, tinggal di hias bagian atasnya --maka selesai sudah cupcake itu. Namun, Zahra belum juga bergerak untuk menghias cupcake itu. Ia masih memikirkan apa yang harus ia lukis di cupcake itu.

Mama Renjun melihat Zahra yang juga tak kunjung menghias pun menghampirinya, "Zahra? Ko belum dihias?"

Zahra terperangah, "e-eh ini tante, aku bingung mau hias apa? Bunga aja kali ya? Ah iya deh bunga aja"

Satu alis mama Renjun terangkat, melihat Zahra yang dengan cepat mulai menghias di atas cupcake itu.

"Kenapa engga gambar moomin aja?"

Sontak tangan Zahra berhenti mendengar ucapan dari suara yang tak asing bagi Zahra,

Papa Renjun.

"Siang Zahra, apa kabar?" sapa laki-laki paruh baya itu.

"Siang om, kabar baik. Om sendiri?"

"Om juga baik" Zahra hanya mengangguk mendengar jawaban papa Renjun.

"Pa, tolong lanjutin baking ya, aku ada tamu di depan" ucap mama Renjun yang langsung keluar dari dapur.

Keadaan sekarang canggung sekali menurut Zahra. Hanya ditinggal berdua dengan papa Renjun itu membuatnya sedikit bingung apa yang harus ia bicarakan, mengingat keduanya tidaklah sangat dekat. Maksud Zahra, tak sedekat dengan hubungannya dengan mama Renjun.

Zahra memilih untuk melanjutkan aktifitas menghias cupcake itu.

"Om dengar terakhir kali, kamu pernah membuat cupcake dengan hiasan moomin di atasnya?" Zahra mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan papa Renjun.

"Lantas, kenapa kamu tak melakukannya sekarang? Kenapa tidak menggambar moomin?"

Kenapa dirinya tidak menggambar moomin? Kenapa?

Zahra menyadari mengapa dirinya tak menggambar kartun kudanil putih itu, tak lain adalah karena ia akan semakin mengingat Renjun. Padahal, beberapa menit lalu pun Zahra bersama Renjun. Aneh memang Zahra.

"Zahra, om minta maaf ya"

Sontak kepala nya menoleh pada papa Renjun, "m-minta maaf kenapa om?"

"Soal hubungan kalian"

Zahra tak mengerti. Mengapa harus papa Renjun yang meminta maaf? Ini bukan salahnya, pikir Zahra.

"Kalau aja om gak kerja berlebihan. Kalo aja om gak ngebiarin Renjun untuk kenal sama dunia game, kalo aja om selalu ada untuk Rejun dan menemani anak itu main, mungkin hubungan kalian berdua akan baik-baik aja sampai sekarang"

Stay With Me  [RENJUN]Where stories live. Discover now