06

1.5K 175 17
                                    

Jangan lupa vote dan komen, satu vote dari kalian sangat berharga. Terimakasih
🙏

•••

"Aku tanya, apa yang ngebuat kamu gamau ikut tanding di pertandingan nanti?"

Renjun menatap malas wanita dihadapannya ini. Apa dia tak dengar kalau dirinya sedang tidak mood untuk membahas masalah dirinya dengan Jeno.

"Njun, kamu kalau ada masalah cerita jangan diem aja. Ya kalaupun nantinya aku ga bisa bantu, setidaknya kamu harus cerita untuk ngurangin beban pikiran kamu." kata Zahra memegang punggung tangan Renjun.

Renjun hanya diam menatap layar tv dihadapanya. Ia tak berminat menontonnya sekarang, namun ini lebih baik daripada ia menatap kekasihnya sekarang. Renjun tak ingin berantem nantinya jadi Renjun hanya tak menjawab pertanyaan Zahra tadi.

Seakan sadar diabaikan, Zahra mendengus kesal. Ia melihat jam di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul tiga sore dimana ia harus pulang sekarang, mengingat ia belum memberi tahu Yuta kalau ia pulang terlambat.

"Aku pulang, salam sama mama kamu" hanya itu yang di ucapkan oleh Zahra. Renjun tahu pasti Zahra merajuk sekarang, hanya saja ia benar-benar tak ingin cerita atau lebih tepatnya belum siap untuk cerita.

"Zahra ini cook- loh njun Zahra nya mana?" tanya mama Renjun sambil membawa cookies yang ia masak tadi bersama Zahra.

"Pulang" kata Renjun seraya fokus pada layar ponselnya.

"Berantem?" tanya mama Renjun. Anaknya itu hanya menjawab dengan pundak yang dinaik turunkan, berarti anaknya itu menjawab gatau.

"Njun njun, jangan kamu cuek begitu sama pacar kamu. Sayangi selagi ada, kita ngga tau kalo nanti dia cape sama sikap kamu dan dia pergi? Nanti kamu cuma bisa nyesel sama kepergianya"

Mendengar ucapan mamanya Renjun langsung mengalihkan seluruh pandanganya terhadap mamanya itu. Mood bermain game nya hilang setelah mendengar ucapanya barusan.

"Kita gaada yang tau kedepanya gimana njun. Gausah natap mama serius gitu, serem. Udah ah, mama ke kamar dulu ya" sebelum pergi mamanya itu mengelus pucuk kepala Renjun ia harap Renjun berpikir mengenai sikapnya terhadap Zahra.

•••

"Masih inget pulang?" tanya Yuta dengan pandangan fokus kepada tv dihadapanya.

"Hehe, maaf bang lupa ngabarin tadi" kata Zahra yang langsung duduk disamping bersama abangnya itu.

"Tadi ada cowok yang nyamperin lo" kata Yuta serius.

"Cowok siapa bang? Renjun?"

Bagiamana Zahra bisa berpikir kalau itu Renjun, sedangkan dari tadi Renjun ada dirumahnya bersama Zahra.

"Bukan-bukan, dia temen adiknya temen gue. Temen lo juga sih"

"Apasi bang teman temen teman temen, pusing. Kasi tau aja siapa namanya?" Zahra gemes dengan abangnya yang satu ini.

"Gue lupa nanya namanya lagi, pokoknya dia kalo senyum matanya ilang" kata Yuta.

Ah, Jeno. Temen Zahra yang kalo senyum matanya ilang hanya Jeno. Ia jadi teringat tadi sepulang sekolah, senyuman Jeno yang manis buat Zahra terpikat gemas.

"Gila lo ya, mesem-mesem lagi. Inget lo itu udah ada pacar, wahhh jangan-jangan cowok tadi selingkuhan lo ya?" satu jitakan lolos dikepala Yuta. Siapa pelakunya? Tentu adiknya.

Stay With Me  [RENJUN]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu