50

1.7K 132 18
                                    

Siang ini Zahra tengah dalam masa males-malesnya untuk bergerak terlebih lagi ia sudah tidak sekolah alias hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan.

Dari pagi sampai sore, Zahra hanya tiduran di kamarnya. Ia keluar kamar hanya untuk makan. Sampai pada akhirnya Zahra merasa bosan berada di dalam kamar terus-menerus, ia memutuskan untuk menonton tv di ruang tv saja.

Sedang asik-asiknya menonton, tiba-tiba suara Yuta dengan pekerjaanya membuatnya terganggu. "Lo lagi ngapainsih? Berisik banget!"

Yuta tak perduli, ia tetap melanjutkan pekerjaanya; memasang lemari sepatu yang baru ia beli kemarin. Zahra hanya mendengus kesal melihat abangnya yang mengacuhkan perkataanya.

Semakin didiamkan, suaranya semakin berisik. Dan jelas Zahra semakin terganggu. Zahra memilih untuk mendatangi Yuta langsung agar abangnya itu mendengar perkataanya.

"Bisa gak sih pukul paku nya pelan-pelan? Berisik!!"

Yuta melirik adiknya, "kalo pelan-pelan, itu paku masuknya bisa ampe besok subuh!"

"Lagian kenapa si? Lo repot banget ya gak sekolah. Ngedate kek sana lo sama cowok lo itu, bosen gue liatnya tiap hari dirumah terus. Mana gaada kerjanya lagi, tiduran doang" katanya lagi.

"Gue udah putus"

Kegiatan palu mempalu Yuta pun terhenti. Yuta mirik adiknya, "lo serius?"

Zahra menghembuskan nafasnya kasar lalu meninggalkan abangnya itu dan kembali ke ruang tv. Malas sekali rasanya jika membahas hubungannya dengan Renjun yang sudah kandas.

Tapi ternyata, Yuta justru yang menghampiri Zahra dan kembali memastikan hubunganya dengan Renjun.

"Gue serius, udah gausah ditanya-tanya lagi, gue males" kata Zahra sedikit ketus.

Bukannya pergi, Yuta malah duduk disamping adiknya itu. Kembali menanyakan mengenai putusnya hubungan antara Zahra dan Renjun. Mulai dari penyebab mereka putus, sejak kapan mereka putus dan terakhir, Yuta menanyakan perasaan Zahra terhadap Renjun saat ini.

"Soal yang terakhir, gue gatau bang" suara Zahra sedikit melemah.

"Kok lo ga cerita apa-apa sih sama gue? Lo sedih kan pasti? Lo nangis kan pasti? Duh ra, kenapa si ga bilang? Biar gue bisa kasi pelajaran ke Renjun lo itu" ucap Yuta yang sedikit terbawa emosi (?)

Zahra diam. Tahu dari mana abangnya ini kalau dirinya sedih? Perasaan, Zahra tidak pernah menujukkan wajah menangisnya ketika pertama kali ia putus dengan Renjun. Atau Zahra yang tiba-tiba menangis karena teringat kenangan bersama Renjun. Intinya, Zahra selalu nangis di kamar dan tidak ada Yuta.

Zahra memilih untuk pergi ke kamarnya. Menidurkan dirinya sambil memainkan ponselnya. Sampai ada satu notifikasi yang membuat Zahra sedikit gugup.

Renjun

Hai Zahra. Apa kabar?
Bisa ketemu? Ada yang
mau aku bicarain.

Mengapa disaat Zahra sedang dalam tahap melupakan, selalu ada Renjun yang datang dan bersiap untuk meruntuhkan pertahanannya. Perhatian kecil Renjun memang sangat rentan untuk Zahra yang sudah terbiasa dibuat baper oleh perhatian kecil dari Renjun.

Walau sekedar menyakan kabar, Zahra merasa terbawa perasaan. Karena selama masa pacaran, Renjun tidak pernah menanyakan kabarnya. Tapi lebih ke bukti , dimana Renjun menghampirinya untuk memastikan sendiri kabar Zahra.

Tentu saja itu saat masa pacaran, tetapi setelah putus dan masih menanyakan kabar rasanya Zahra tak tahu lagi harus mengatakan apalagi.

Stay With Me  [RENJUN]Where stories live. Discover now