29

1.1K 111 14
                                    

Jangan lupa vote dan komen, satu vote dari kalian sangat berharga. Terimakasih
🙏

•••

"Hai"

Zahra terkejut saat yang datang bukan Yuta melainkan Jeno. Laki-laki itu menyapanya dengan senyuman yang Zahra sukai.

"H-hai, Jen kenapa?"

"Udah makan belum? ini gue bawa mcd, burger, sama es krimnya doang sih hehe" Jeno memperlihatkan bungkusan mcd yang ia bawa.

"Kalo kata bang Yuta, gabaik nolak rejeki. ayo masuk" Jeno hanya menurut.

Sebenarnya Zahra bertanya-tanya mengapa Jeno dengan tiba tiba datang ke rumahnya namun dengan tiba-tiba pula ia ingat akan sesuatu.

"Jen, lo pasti kesini mau ambil jaket lo kan? iyakan? tunggu bentar ya"

Zahra lupa kalau di sekolah tadi ia belum memberikan jaket Jeno karena Renjun yang lebih dulu mengajak pulang dan Zahra lupa akan jaket Jeno.

"nih, sorry ya kelupaan gue tadi di sekolah" Zahra memberikan paperbag kepada Jeno.

"padahal santai Ra, gak lo kembaliin juga gapapa" Jeno kembali dengan senyumanya yang tak tertinggal dengan eyesmilenya.

"nih gue beliin oreo mc'flurry sama burgernya" Jeno memberikanya kepada Zahra.

Zahra menikmati makanan yang Jeno berikan untuknya. Kalo kata Zahra lumayan, kalo kata Yuta rejeki jangan di tolak jadi kebetulan lah.

"Jen kok lo tiba-tiba kesini si?" akhirnya Zahra melontarkan pertanyaan yang berkeliaran di otaknya selama makan tadi.

"Mau hibur lo"

Zahra bingung, memangnya dirinya kenapa sampai harus dihibur seperti maksud Jeno berusan?

"Hibur gue? gue kenapa? gue baik-baik aja Jen. Ngaco lo!"

"Lo bete banget pasti sama Renjun gara-gara dia lebih pilih gamenya daripada sekedar setirin lo untuk pulang?"

Bagaimana Jeno bisa tahu? apakah ia cenayang? Zahra berpikir keras tentang itu.

"Tadi Renjun sempet bilang" seolah mengerti maksud wajah bingung Zahra, Jeno langsung menjelaskan mengapa ia bisa mengetahui hal itu dan Zahra hanya ber 'oh' ria.

"Kadang gue mikir Jen, pacarnya dia itu gue atau game-game yang ada di hpnya itu" Zahra tertawa setelah mengatakannya.

"Gue kadang kesel sama sikap dia yang terlalu terobsesi sama game, tapi dia gabisa bikin gue kesel lama-lama"

"ada aja sikap dia yang bikin gue luluh"

"sorry Jen, gue malah curhat"

Jeno sedari tadi hanya mendengarkan Zahra menceritakan isi hatinya. Jeno paham bagaimana perasaan Zahra sekarang ini. Ia ingin menarik Zahra kedalam pelukanya, tapi dia masih ingat kalau Zahra bukan miliknya.

"Kalo lo mau cerita, cerita aja gue siap dengerin ko. Ya meskipun nantinya gue gabisa bantu apa-apa, tapi gue bisa jadi tempat untuk cerita. Pundak gue juga bisa jadi tempat untuk lo bersandar" Jeno terlihat hati-hati mengucapkan kata demi kata. Ia takut Zahra salah paham dengan niat baiknya.

Stay With Me  [RENJUN]Onde histórias criam vida. Descubra agora