45

1.2K 123 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen, satu vote dari kalian sangat berharga. Terimakasih
🙏

••••


Renjun memasuki kelas pagi ini. Tetapi suasana kelas tidak seperti biasanya. Pagi ini kelasnya cenderung lebih tenang, berbeda dengan hari-hari biasanya yang terkadang sudah ramai karena keributan Haechan yang bermain game bersama anak kelasnya.

Renjun menaruh tasnya dan mulai mengeluarkan ponselnya. Renjun hanya melihat Jeno di kelas, tanpa tahu kemana dua sahabatnya yang lain, siapa lagi kalau bukan Haechan dan Jaemin.

Merasakan bahwa atmosfer antara dirinya dengan Jeno sedang tidak baik, Renjun memilih untuk memainkan ponselnya-- dan apalagi kalau bukan untuk bermain game.

Saat bel masuk berbunyi pun, hanya Jaemin saja yang datang. Renjun simpulkan, Haechan tidak masuk hari ini.

Sungguh Renjun tak menyukai kecanggungan yang terjadi pada kedua sahabatnya. Renjun hanya akan terpaku pada papan tulis, tanpa bisa mengobrol atau bahkan meminjam alat tulis yang biasa ia lakukan kepada Jaemin.

Selama jam pelajaran berlangsung, Renjun hanya diam. Matanya menatap guru yang sedang menerangkan di depan, namun pikirannya sudah melayang entah kemana.

Memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa meminta maaf kepada keempat sahabatnya. Katakanlah Renjun pengecut dan memiliki gengsi yang tinggi, namun ucapan mama nya selalu berputar di kepala Renjun yang mana ia harus melakukannya.

Jam istirahat kini tengah berlangsung. Renjun tak berniat untuk pergi ke kantin. Ia lebih memilih untuk memikirkan bagaimana cara untuk mengumpulkan keempat sahabatnya. Sedangkan untuk berbicara saja, hari ini mereka belum melakukannya.

Renjun bisa melihat gerak-gerik Jaemin, sepertinya laki-laki itu tak hanya marah kepadanya, ia juga marah kepada Jeno. Saat jam istirahat pun, Jaemin hanya berjalan ke kantin sendiri. Sedangkan Jeno sepertinya berjalan ke arah kelas Zahra. Renjun sudah sangat hapal untuk itu.

"Njun, gak ke kantin?"

Suara Nadia berhasil memecahkan lamunan Renjun. Renjun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ini makan" Nadia menyodorkan kotak makan berisi roti kepada Renjun. Dan Renjun sendiri hanya menatap roti itu dan Nadia secara bergantian.

Nadia mengeluarkan roti itu dan memberikan kepada Renjun "Gak gue racunin kok"

Renjun menggeleng cepat untuk mengatasi salah paham, Renjun tak berpikiran wanita itu meracuninya, hanya saja tumben sekali pikir Renjun. "Gue gak mikir kaya gitu, lo aja yang makan. Gue udah kenyang"

Nadia tetap memberikan roti itu kepada Renjun. "Kenyang makan apa? Udah ini makan, ga terima penolakan."

Keras kepala sekali pikir Renjun wanita dihadapannya ini. Mau tak mau, Renjun mengambil roti itu dan mulai mengunyahnya. "Makasih ya"

Nadia mengangguk sembari menampilkan senyumannya, "iya sama-sama."

Bel masuk berbunyi, mau tak mau seluruh murid kembali masuk ke kelas dan mengikuti jam pelajaran selanjutnya sampai selesai.

Sampai jam terakhir, tidak ada interaksi antara Renjun, Jeno dan Jaemin. Ketiganya sama-sama saling mengabaikan. Renjun sedikit miris untuk itu. Ia tak tahu bagaimana cara agar ia bisa menyelesaikan ini semua.

Renjun memutuskan untuk pulang dengan perasaan yang cukup resah. Ia diikuti oleh rasa bersalah karena belum meminta maaf kepada ketiga sahabatnya itu.

Memasuki rumahnya dan berjalan dengan gontai, namun terpaku saat melihat laki-laki bertubuh tegap berdiri dihadapannya beserta koper yang berserakan di sekelilingya.

Stay With Me  [RENJUN]Where stories live. Discover now