39

1.1K 119 6
                                    

Jangan lupa vote dan komen, satu vote dari kalian sangat berharga. Terimakasih
🙏

•••


Sudah sekitar tiga hari ini Renjun dan Zahra tak pernah tergur sapa, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bahkan saat berpas-pasan pun, keduanya sama-sama bertingkah seperti tak  melihat satu sama lain.

Hina sudah tahu tentang ini. Zahra yang menceritakan secara langsung kepada Hina. Dan sahabatnya itu terkadang suka merasa bersalah karena sudah merencanakan pertemuan antara Renjun dan Zahra tempo hari tanpa sepengetahuan keduanya.

Hina terus meminta maaf kepada Zahra kalau seolah-olah putusnya Zahra dan Renjun adalah kesalahannya. Dan Zahra meyakinkam Hina bahwa semua ini bukan salah sahabatnya itu.

Tak hanya Hina, mungkin ketiga teman Renjun juga sudah memgetahui semuanya.  Pasalnya setiap bertemu Zahra di sekolah, ketiganya terlihat sedikit canggung dengan Zahra. 

"Ra gue duluan yah, sepupu gue udah jemput. Byee" Hina mengecup pipi Zahra lalu kemudian meninggalkan sahabatnya itu yang tengah piket dikelas.

"Ra gue udah ya, gue balik dulu" satu persatu teman piketnya pulang dan hanya Zahra yang tersisa

"Kelas masih kotor padahal, main pulang-pulang aja ish" Zahra bermonolog.

Ia merutuki teman kelasnya yang piket bersamanya tapi semuanya pulang lebih dulu sebelum kelas benat-benar bersih.

"Apaan cuma hapus papan tulis, bayi juga bisa itumah" lagi-lagi Zahra merutuki teman-temannya.

Ia sangat kesal, karena setiap waktunya piket, teman-temanya itu tak ada yang membantunya menyapu. Hanya mengangkat bangku dan menghapus papan tulis. Menyebalkan pikir Zahra.

"Ngedumel terus, cepet tua nanti"

Zahra menoleh ke ambang pintu kelasnya yang sudah terdapat Jeno disana. Kemudian aki-laki itu masuk dan menghampiri Zahra, dan mengambil alih sapu yang sedang Zahra pegang.

"Eh Jen gausah gue aja" Zahra berusaha merebut kembali sapunya di tangan Jeno

"Gue bantu. Lo ambil sapu lain aja" Zahra hanya menurut, ia mengambil sapu kelasnya yang lain untuk menyapu.

Tak butuh waktu lama, Zahra dan Jeno sudah berhasil membuat lantai kelas Zahra bersih.

"Makasih ya Jen"

"Iya sama-sama"

"Btw, lo kok belum pulang?" tanya Zahra yang jalan berdampingan dengan Jeno meninggalkan ruang kelas Zahra

"Ada urusan tadi. Terus sekarang, lo pulang naik apa?"

"Gue--"

"Yaudah bareng gue aja, yuk" Jeno menarik tangan Zahra dan mengajaknya ke parkiran motor

"Eh Jen"

"Gak terima penolakan" Jeno memasangkan helm ke kepala Zahra

"Mau nonton gak?"

"HAH??"

"MAU NONTON GAK?!"

Maklum, namanya pergi menggunakan motor, pasti kalau berbicara tidak kedengaran. Sehingga harus saling berteriak seperti Zahra dan jeno barusan.

"BOLEH DEH"

Jeno melajukan motornya ke arah mall di daerah Jakarta. Alasan Zahra mau menerima tawaran Jeno adalah, karena dirinya sudah lama sekali tidak pergi ke bioskop. Bersama Renjun pun jarang, bahkan Renjun tak pernah mengajaknya untuk nonton, akan selalu Zahra yang mengajaknya.

Stay With Me  [RENJUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang