14. JATI DIRI NARA SEBAGAI ANGGOTA ZARD

31.8K 1.6K 8
                                    

Nara terbangun saat jam menunjukkan pukul 18. 41. Perempuan itu tertidur sangat lelap dan lebih nyaman karena berada di kasurnya yang empuk di bandingkan kasur rumah sakit. 

Sejenak ia meregangkan otot-ototnya. Lukanya masih terasa sakit tapi sepertinya itu tidak akan lama lagi sembuh. Tubuhnya terasa lengket dan memilih untuk mandi.

Di dalam kamar mandinya terdapat sebuah cermin yang di tempel di atas wastafel. Di situ Nara memperhatikan wajahnya yang pucat dengan luka di bagian kepala.

Apa ini karma dari Tuhan buat gue? Karena gue benci sama mamah dan papah? Nara membatin.

Dilema antara rindu dan sakit hati terus menghantuinya selama ini. Tapi ia trauma untuk kembali ke keluarganya sendiri. Setiap hari ia mencoba mengikhlaskan semua yang telah terjadi dalam hidupnya. Namun, tidak semudah yang di harapkan.

Sakit hatinya terlalu dalam. Apalagi terjadi saat ia masih kecil.

***

Nara turun ke lantai bawah karena pembantunya memberitahu kalau Ria datang ke rumahnya. Nara memakai baju tidur bermotif panda yang berbeda jauh dari stylenya jika berada di luar rumah dan sekolah.

Di ruang TV ternyata ada Ria yang sedang menonton sinetron dengan berbagai macam cemilan di atas meja. Tapi Nara tidak masalah dengan itu.

Nara duduk di dekat Ria dan mengambil sebungkus makanan ringan keripik singkong. Sejujurnya Nara tidak suka nonton sinetron ia lebih suka menonton film action tapi mungkin tidak ada salahnya ia sesekali menonton sinetron kesukaan tantenya.

"Ra, gimana kabar kamu? Maaf banget ya tante beberapa hari kemarin gak bisa temenin kamu di rumah sakit. Om kamu ada kerjaan ke luar kota jadi tante harus ikut," ujar Ria.

Nara mengangguk singkat. "Seperti yang tante liat, aku udah sedikit membaik."

"Syukur kamu udah baikan." Ria membelai rambut Nara yang panjang.

Ria menganggap Nara sebagai anaknya. Ia mengurus Nara sejak perempuan itu 5 tahun. Kejadian yang tidak akan pernah di lupakan oleh Ria ketika dirinya berserta anak satu-satunya dan Tomi—suaminya, berkunjung ke rumah Prasetyo yaitu kakak kandung dari Tomi.

Tapi kunjungan mereka malah di sambut dengan pemandangan tragis dimana Prasetyo seperti kerasukan saat memukuli Nara di kamar mandi padahal darah sudah berceceran tapi Prasetyo terus memukuli Nara karena anaknya itu tidak sengaja menyenggol gelas kopi dan bertumpahakan ke dokumen kantornya.

Hanum hanya bisa menangis sambil memeluk Hani. Terlalu takut untuk melerai suaminya padahal Nara sudah berteriak kesakitan. Hanya Tomi yang berani melerainya dan langsung membawa Nara pergi.

"Tante kenapa liatin Nara kayak gitu?" tanya Nara. Tidak biasanya Ria menatap Nara dengan tatapan sendu seperti saat ini.

"Eh, enggak Ra," balas Ria tersenyum kikuk.

Nara mengangguk kecil dan kembali menonton TV. Sedangkan Ria sedang merangkai kata-kata yang pas untuk di sampaikan kepada Nara.

"Ra tante mau bicara serius sama kamu," tutur Ria dengan hati-hati.

"Bicara apa sih tan? Pake serius-serius segala."

ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now