21. Berdua

27.7K 1.3K 4
                                    

Rintik hujan mulai turun membasahi bumi, tanah perlahan-lahan basah oleh rintikan air . Aldran memacu kecepatan motornya karena hujan akan segera turun dan tak lama lagi mereka juga sampai di rumah Nara.

Nara turun dari motor Aldran ketika sudah terparkir di depan rumahnya. Dan memberikan helm yang di beli Aldran khusus untuk Nara, katanya.

"Bawa aja, buat lo. " ucap Aldran membuka helm full facenya.

"Thanks. Mampir dulu Al hujannya bakal deras nih. " jawab Nara menatap langit.
Aldran mengangguk lalu turun dari motornya. Dan mengikuti dari belakang masuk ke dalam rumah gadis tersebut.

"Assalamualaikum. " Nara mengucapkan salam ketika ia sudah masuk ke dalam rumah di ikuti Aldran.

"Lo tunggu dulu di sini ya Al. Gue mau ganti baju. " ucap Nara.

"Oh ya. Sekalian kucingnya. " Nara memberi kucing putih itu kepada Aldran.

"Iya iya. " jawab Aldran pasrah. Ia duduk di sofa ruang tengah rumah Nara. Terlihat sepi, namun terdengar seseorang sedang memasak di dapur, mungkin pembantunya. Pikir Aldran.

Ia melihat kucing yang tadi ia dan Nara temukan di pinggir jalan. Ia tersenyum membayangkan kembali bagaimana Nara sangat gemas pada kucing tersebut.

"Maaf lama, " ucap Nara ketika sudah sampai di sofa yang berhadapan dengan Aldran.

"Ga apa-apa kok. Santai aja kali, " Aldran tersenyum.

"Lo mau minum apa? " Tanya Nara melihat Aldran yang sedang bermain dengan kucing yang tadi ia temukam dengan Aldran.

"Apa aja yang penting air. " jawab Aldran.

"Ya kali batu. " Nara segera meninggalkan Aldran ke arah dapur. Aldran terkekeh melihat wajah Nara yang kesal.

Hujan turun dengan derasnya. Beruntung tadi ia tidak langsung pulang,jika ia langsung pulang tadi mungkin sekarang ia sudah basah kuyup.

Nara datang dengan 2 gelas jus jeruk di atas nampan yang ia bawa.
Lalu, meletakkannya di meja. Nara duduk di sofa yang berada di sebrang Aldran.

"Jauh-jauh amat duduknya. Gue ga gigit kali. " ucap Aldran.

"Pengen banget lo duduk deket sama gue. "

"Lo pasti nervous ya Ra? " tanya Aldra dengan senyum jahilnya.

"nervous kenapa coba?" Nara bertanya kembali, sembari meminum jus jeruknya.

"nervous kalau duduk deket gue, kan gue ganteng! " puji Aldran pada dirinya sendiri.

Uhukkk uhukk!!!

Nara yang mendengar pujian tersebut langsung tersedak dengan jus yang di miumnya.

"Lo? Ganteng?" tanya Nara tak percaya.

"Iya lah ga liat muka gue yang kaya pangeran gini? " ucap Aldran percaya diri.

Brak!!

"ASTAGFIRULLAH! KERASUKAN SETAN APA LO?! " Nara menggebrak meja dan segera menghampiri Aldran yang menatapnya bingung.

Nara menangkup wajah Aldran untuk menatapnya.
"Heh siapa lo?! Keluar dari raga temen gue, lo buat temen gue yang gila nambah gila tau ga?! " Nara seperti sedang berbicara dengan orang yang kerasukan.

"Heh lo kali yang kerasukan. Orang ganteng lo sebut gila. " Aldran menatap kesal ke arah Nara.
Nara malah tertawa melihat ekspresi wajah Aldran yang kesal. Ia duduk di samping Aldran dengan keadaan masih tertawa.

"Duh. Komuk lo lucu banget parah! " ejek Nara di sela-sela tertawanya.

Bugh!

Aldran melempar bantal ke arah muka Nara yang tertawa.
"Dasar lo ya! " Nara melemparkan bantal juga ke arah Aldran.

Mereka saling melempar bantal ke arah satu sama lain sembari berlarian ke setiap sudut rumah.

"Wlee!!  Ga kena! " ejek Nara ketika bantal yang di lemparkan Aldran padanya tidak mengenai tubuhnya sam sekali.

"Oh berani ya lo! " Aldran mengejar Nara yang berlari.

"Nah kenakan lo! " Ucap Aldran puas ketika berhasil mendapatkan Nara.

"Iya-iya, udah deh gue capek! " ucap Nara dengan nafasnya yang tersenggal-senggal.

Mereka kembali ke ruang tengah, dan meminum habis minuman mereka dan menyandarkan punggung mereka di sofa.

"Ra? " panggil Aldran yang duduk di samping Nara.

"Hm? " Nara menoleh ke arah Aldran yang sedang menutup matanya kelelahan.

"Tuh kucing mau lo namain siapa? " tanya Aldran menatap kucing putih yang sedang berbaring di lantai.

"Siapa ya?" 

"Yaelah malah nanya balik lo. " kesal Aldran dan Nara hanya terkekeh.

Mereka diam sembari memikirkan nama yang cocok untuk kucing tersebut.
"Catty! " mereka menyebutkan nama yang sama secara kompak.

"Dih ngapain lo ngikut? " tanya Nara.

"Lo yang copas! " jawab Aldran tak terima.

"Lah kok gue? " tanya Nara.

"Bawel!" Aldran menutup mulut Nara dengan tangannya.
Nara menepis tangan Aldran yang menutup mulutnya.

"Ewh jijik tau! " ucap Nara.

"Hm. " akhir Aldran.

**

ALNARA

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now