37. Perasaan Nesa pada Derta

19.2K 889 2
                                    

Nara berjalan menuju kelasnya sehabis sarapan di kantin dengan Melly, namun sahabatnya itu malah di minta Bu Dirma untuk pergi ke perpustakaan.

Nara berjalan santai, kemungkinan besat Pak Jono belum datang karena Nara sudah menyelidiki ke parkiran apakah ada kendaraan Pak Jono ada atau tidak, rasanya sangat malas untuk belajar hari ini dengan cuaca hujan.

"Aldran? Lo ngapain duduk di lantai?" Nara terkekut melihat Aldran yang terduduk di lantai sembari menepuk-nepuk bagian celananya yang kotor. Aldran langsung menoleh ke arah Nara yang tengah berdiri memandangnya tak jauh dari tempat Aldran jatuh tadi.

"Gue jatuh."

Nara membantu Aldran untuk berdiri, ia ingin tertawa tapi ia urungkan niatnya takut Aldran merasa tambah malu nantinya. Lagi pula tidak baik menertawakan teman ketika keadaannya seperti ini.

"Kalau mau ketawa, ketawa aja kali," Ucap lelaki itu seperti tahu bahwa Nara sedang menahan tawanya. Nara dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Sensian amat mas-nya. Yaudah buruan ke kelas. " Aldran tersenyum lalu bersama Nara pergi menuju kelasnya yang sudah tidak jauh lagi.

Suasana kelas sangat riuh, terlihat anak-anak sedang bernyanyi dengan Adi dan Iam yang menjadi vokalis utama. Mereka berdua naik ke atas meja. Adi memegang kemoceng untuk di jadikan mic, sedangkan Iam menggunakan lap pel yang pastinya mengambil dari kelas lain.

"Sambala sambala bala sambal jengkol!" Adi menyanyi dengan sangat keras.

"Terasa pedas terasa panasss!!! NYANYI SEMUANYA!!" Iam tak kalah hebohnya.

Semua murid tertawa melihat kelakuan absurd Iam dan Adi yang sedang manggung di meja paling belakang, suara mereka menggelegar seakan benar-benar tengah mengadakan konser dadakan di kelas.

"Hae haeee haee haeee!!" teriak murid semuanya ikut meramaikan konser dadakan Iam dan Adi.

"Ayo goyang dumang biar hati senang pikiran pun tenang galau jadi hilang. Ayey di goyang!!" Adi menyalakan lagu goyang dumang di hpnya dengan volume full.

"Asek asek jos." Iam berjoget di atas meja bersama Adi. Ada yang merekam kelakuan dua lelaki tampan itu menggunakan handphone ada juga yang malah ikut bernyanyi.

"WOY NYANYI WOYY!! YANG GA NYANYI DI DEPAK DARI KELAS!!" Ancam Iam seenaknya. Jangan tanya Fardi. Sedari tadi ia merekam kelakuan Iam dan Adi karena di perintah oleh kedua orang tersebut, dan sudah jelas Fardi melakukan hal itu dengan ogah-ogahan.

"Ayo kita!!! Goyang dua jari ayey biar kita happy. Goyang sampai pagi." Adi melanjutkan ke lagu berikutnya.

"Woy Woy tiktokan woy!!!" Ajak Iam kepada seluruh teman sekelasnya

"Eh pake hp gue woy." Usul Dinar salah satu anak tiktok yang sedang ramai di perbincangkan di SMA Binar Bangsa.

Mereka semua membuat barisan untuk membuat tiktok yang sempurna.
"Tiktoknya harus bagus ya awas lu pada kalau ngawur semua." ancam Dinar.

"Iya berisik mulu lo!" kesal Adi karena sedari tadi Dinar terus berbicara tidak jelas dan selalu di ulang-ulang.

Mereka semua memulainya dengan lagu yang di pilih Adi, dan Dinar hanya mengikutinya. Mereka membuatnya bukan hanya sekali tapi berkali-kali karena selalu ada yang gerakannya salah. Setelah selesai semua melihat hasil dari video yang mereka buat tadi.

"Anjay lumayan lah bagu, kirim Din." Perintah Adi.

Aldran dan Nara menggelengkan kepala melihat teman-temannya yang sangat kocak itu, tapi bukan di atas meja tetapi di depan kelas dengan menyanyikan lagu Rock.

"Salah satu ciri mulai jadi orang gila," Celetuk Aldran, Nara malah tertawa mendengarnya.

"Temen lo tuh,"

"Untung bukan." Aldran pergi ke kursinya yang ada di samping Iam, begitupun Nara.

Gadis itu melewati bangku Nesa yang mana gadis itu sedang menulis sesuatu di selembar kertas. Nara yang penasaran diam-diam melihat ke arah catatan Nesa. Gadis itu tengah membuat sebuah hand Lettering dengan brush pen. Bertuliskan Derta. Nara sudah sangat sering melihat Nesa membuat hand lettering seperti itu, tapi kali ini pasti ada maknanya karena di tuliskan nama Derta di sana.

"Cie yang lagi bikin surat cinta," Nara menggoda Nesa dan mencoba mengambil selembaran kertas tersebut. Nesa terkejut melihat ada Nara yang berdiri di sampingnya, dengan cepat ia menutupi kertas tadi.

"Sotoy banget lo, sana duduk! " Nesa menyembunyikan kertasnya di bawah meja lalu mengambil novel di tasnya lalu memebaca novel tersebut dan akan melanjutkan karyanya nanti.

"Gini nih suka mengalihkan pembicaraan." Nara terkekeh dan duduk di kursinya yang ada di belakang Nesa. Tak lama Melly masuk ke kelas sembari membawa kantung pelastik putih.

"Astagfirullahal'adzim!" Melly terkejut dengan keadaan kelasnya yang sangat riuh dengan Iam dan Adi yang sedang bernyanyi di depan kelas.

"Ini kenapa temen gue gak ada yang bener sih?" Dirinya jadi heran sendiri.

Melly menuju kursinya dan duduk, ia memberikan minuman untuk Nara dan Nesa juga. "Tumben nih, thanks." Nara mencubit pipi chubby Melly dengan gemas.

"Sakit tau! Main cubit-cubit aja lo." Melly menjauhkan tangan Nara dari pipinya.

Mereka meminum minuman yang di belikan Melly dengan menikmati stand up comedy dadakan yang di buat oleh Adi.
Lalu, seketika Nara teringat sesuatu.

"Mel, Nesa suka sama Derta ya?" tebak Nara.

"Iya, Nesa udah lama banget suka sama si Derta bucin banget malah, apapun yang berkaitan dengan Derta pasti Nesa berdiri di barisan paling depan." Jelas Melly dengan panjang lebar.

"Derta tau?" Nara mulai penasaran akan hal itu. Melly mengangguk mengiyakan.

"Tau. Tapi si Derta gak pernah balas perasaan Nesa, gak tahu kenapa padahal Nesa baik banget sama tuh orang."

Sedetik kemudian ia menyadari sesuatu, ada rasa tidak enak dalam hati Nara. Dia pernah dekat dengan Derta apa Nesa tahu? Jika Nesa benar. Mungkin gadis itu akan kecewa padanya.

"Gimana kalau kita bikin rencana mereka buat bersatu?" tanya Nara, Melly tampak menimang-nimang tawaran tersebut.

"Boleh tuh!"

Nara dan Melly bertos bersama. Ia berharap cinta Nesa di balas oleh Derta. Sedari tadi Aldran memperhatikan Nara dari tempatnya, ia ikut tersenyum melihat Nara yang juga tersenyum bahagia. Rasanya memperhatikan Nara itu menjadi sebuah hobi barunya sekarang.

**

ALNARA

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now