36. Syarat Menikah Rio

20K 952 56
                                    

Aldran menikmati secangkir teh di balkon kamarnya sembari melihat-lihat isi Instagramnya yang penuh dengan notifikasi.

Sesekali ia bersenandung menyanyikan lagu yang ia sangat sukai sedari kecil bersama ayahnya hingga tak sadar ada seseorang yang memperhatikannya sedari tadi.

"Bagus juga suara lo." ucap seseorang lalu duduk di kursi santai samping Aldran. Aldran menoleh tanpa berminat menjawab.

"Nyanyi di cafe gue kuy!" ajak Rio. Dia adalah pemilik cafe yang biasanya Aldran pakai bersama teman-temannya untuk nongkrong. Dan ia adalah saudara Aldran juga.

"Boleh. Di gaji asal." ucap Aldran dengan syarat. Rio berdecak.

"Kalem aja kali." jawab Rio sembari merangkul pundak Aldran.

Mereka menyanyikan lagu memories dari Maroon 5 yang sangat mereka sukai. Itu salah satu lagu kesukaan Aldran .

"Al. Gue pengen curhat nih." ucap Rio.

"Curhat aja kali ga usah kode-kodean." jawab Aldran sembari meminum kembali tehnya menikmati malam dengan bintang-bintang berkilauan.

Rio memperbaiki posisi duduknya berharap agar lebih enjoy membahas apa yang ia ingin katakan.

"Jadi gue suka sama cewe, tapi gue bingung." ucap Rio memulai pembicaraan.

"Bingung kenapa? Bingung karena ga ada modal buat biayain?" tebak Aldran dengan entengnya dan asal-asalan.

"Buset ni bocah nyelekit bener." kesal Rio. Aldran hanya terkekeh.

"Dia ga mau nikah dulu sebelum ketemu adiknya." lanjut Rio sembari menaruh kedua tangannya di belakang kepala dan bersandar pada kursi.

Aldran mengangguk kecil beberapa kali. Sejujurnya ia kasihan dengan saudaranya ini. Sudah matang nikah tapi belum punya calon, sudah nau punya calon harus sabar menghadapi halangan.

"Manggut-manggut aja. Emang tau cerita kesananya begimana?" tanya Rio pada Aldran.

"Ya kaga. Emang adiknya kemana sih?" tanya Aldran. Rio menghela nafas.

"Kata Hani adiknya udah lama pergi dari keluarga dia. Karena ada suatu masalah di keluarganya. Dan dia pengen ketemu adiknya dulu sebelum dia nikah." jelas Rio.

"Ya bantu cari aja adiknya." balas Aldran. Rio menjitak kepala Aldran dan di hadiahi tatapan tajam olehnya.

"Lo pikir nyari orang sama kaya nyari 3 loli milkita setara dengan 120 kalori? Ya susah dodol!" Rio di buat kesal dengan saudaranya yang satu ini.

Aldran tidak ada peka dengan keadaan seperti ini malam membuat darah mendidih seketika.

"Terus gimana?" tanya Aldran.

"makannya itu gue bingung Al. Bantuin gue lah." jawab Rio.

Aldran ingin membantu ia juga tak tega jika Rio terus-terusan sendiri apalagi umurnya yang sudah sangat matang untuk membina rumah tangga.

"Ya nanti gue bantu." ucap Aldran.

"Serius lo?!" Rio tidak percaya. Aldran hanya mengangguk dan memakan kuaci.

"Emang lo mau bantu gimana, dah ada rencana?" tanya Rio dengan antusias.
Aldran membuka kuaci terlebih dahulu.

"ya." jawab Aldran dan Rio senang.

"Ga punya." kelanjutan Aldran membuat wajah Rio berubah menjadi datar.

"Ga usah ngomong kalo gitu." Rio meninggalkan Aldran untuk pergi bermain PS di dalam kamar Aldran.

ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now