19. Sebuah kotak bekal

30.6K 1.5K 0
                                    

Nara melepaskan cekalannya ketika sudah sampai di lapangan.
"Ih ngapain sih kita ke sini? " tanya Nara yang kesal karena sedari tadi ia di bawa pergi oleh Aldran seperti tidak ada tujuan.

"Lo duduk aja di sini. Nanti gue balik lagi. Inget ya! Jangan kemana-mana. " larang Aldran lalu pergi berlari entah kemana.

Nara hanya mengangguk dan duduk di bangku panjang di bawah pohon mangga yang teduh. Ia sebenarnya masih kesal dengan kejadian tadi dan memilih menuruti apa kata Aldran.
Matanya terfokus pada sebagian murid yang sedang bermain basket di lapangan. Ia hanya memperhatikan tak berniat untuk ikut bermain atau apapun itu. Lama kelamaan Nara merasa bosan, dan Aldran belum kembali.

Ia menatap sepatunya yang salah satu talinya terlepas. Lalu menunduk untuk memperbaiki tali sepatu yang lepas tersebut. Tiba-tiba ada bola yang mengenai kakinya ketika ia sedang memperbaiki tali sepatu. Dan ia mengambilnya lalu mencari siapa yang melempar bola basket tersebut. Tak lama ia melihat seorang lelaki memakai baju basket menghampirinya.

"Sorry. " ucap lelaki itu.

"Boleh minta bola basketnya kan? " tanya lelaki itu. Nara melihat wajahnya dan ia jujur lelaki itu cukup tampan. Dan Nara mengangguk sembari memberikan bola basket tersebut.

"Nama lo? " lelaki itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Nara Almira. " jawab Nara menjawab uluran tangan lelaki tersebut.

"Gue Derta Pratama. " ucap lelaki itu sembari senyum, lesung pipi terlihat saat ia mengumbar senyumnya itu menampilkan senyum yang terlihat manis dan Nara pun ikut tersenyum.

"Derta! Cepet main lagi woy! " teriak teman Derta yang berada di lapangan. Lalu Derta tersadar.

"Gue cabut dulu ya. Thanks. " ucapnya dengan senyum dan pergi menuju teman-temannya yang lain dan melanjutkan bermain basket yang tadi sempat tertunda. Nara hanya mengangguk melihat kepergian Derta.

"Ngapain dia? " tiba-tiba suara seseorang mengagetkan Nara.

"Ih ngagetin lo! " kesal Nara pada Aldran yang malah terkekeh.

Aldran duduk di samping Nara dan memberikan kotak bekal.
"Nih! " ucap Aldran sembari memberikan kotak nasi tersebut.

"Apa? " tanya Nara.

"Buka aja. " jawab Aldran.

"Tapi kan ini punya lo. Ga mau ah. " tolak Nara merasa tidak enak.

"Yaudah makan bareng aja. " jawab Aldran.

Nara tersenyum dan membuka tutup kotak bekal yang di tutupnya terdapat tulisan nama Aldran Gidbadesta. Nara terkekeh.

"Yang bikin ini siapa? " tanya Nara ketika melihat 2 roti lapis segitiga yang di tata rapih di kotak bekal tersebut.

"Nyokap gue. Dia selalu bawain bekal walau gue gak mau. Ya gue makannya pas pulang sekolah aja." jelas Aldran.

"Tandanya nyokap lo sayang banget sama lo, dia ga mau lo jajan sembarangan. Sampe di namain lagi." Nara terkekeh melihat nama yang ada di tutup kotak bekal tersebut.

"Ya itu katanya biar ga ketuker. " jawab Aldran sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Santai aja. Malah bagus ga usah malu gitu kali, " Nara tertawa melihat ekspresi Aldran.

"Udah makan aja. " Aldran mengambil 1 roti segitiga di kotak bekalnya.

Dan Nara mengikuti apa yang di perintah Aldran.
"Thanks Al. " ucap Nara dengan senyum.

"Sama-sama. " jawab Aldran melempar senyum manisnya.

Gue seneng kalau ngeliat lo senyum kaya gini Ra, rasaya adem banget di hati. Batin Aldran.

Mereka memakan roti lapis tersebut sembari melihat murid-murid yang bermain basket.

"Lo mau ikut ekskul apa Ra? " tanya Aldran.

"Gue pengen ikut ekskul Taekwondo. Tapi liat keadaan gue yang udah ga kaya dulu lagi, kayaknya ga memungkinkan. " sedih Nara sembari melihat perban di lengannya yang masih sangat sakit.

"Mungkin emang bukan jalannya. Masih banyak kok ekskul-ekskul yang lainnya juga. " Aldran membelai surai hitam Nara dengan lembut. Nara mengangguk sembari memakan roti lapisnya.

Banyak siswa siswi yang melihat mereka berdua ada yang merasa baper atau mereasa bahagia tapi ada juga yang berbicara tak suka pada mereka lebih tepatnya kepada Nara.

"Hobi lo apa? " tanya Aldran.

"Hobi gue? Ya bela diri. " jawab Nara dengan entengnya.

"Selain bela diri? "tanya Aldran.

"Main gitar. Oh iya! Gue ikutan akustik aja apa ya? " ucap Nara dengan antusias.

"Asal lo seneng, lakuin aja." ucap Aldran mengacak rambut Nara. Membuatnya kesal dan itu dapat membuat Aldran tertawa melihat ekspresi kesalnya.

**

-ALNARA-

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now