40. Kakak?

18.3K 866 5
                                    

Nara akhirnya menyelesaikan ekskul hari ini. Ia segera membereskan barang-barangnya dan segera menuju parkiran. Ia pikir Aldran sudah meninggalkannya karena ekskul berlangsung sangat lama dan tak mungkin seorang Aldran mau menunggu selama ini. Menunggu tukang bakso membuatkan pesanannya saja dia sudah menggerutu.

"Ra." panggil seseorang. Nara segera menoleh ke arah belakang.

"Iya kenapa Der?" tanya Nara pada Derta yang tadi memanggilnya.

"Gimana kalau lo balik sama gue?" tawaran Derta membuat Nara diam.

"Lain kali aja Der, gue mau buru-buru balik soalnya." tolak Nara dengan hati-hati. Derta mengangguk.

"Oke. Gue ngerti, yaudah kita ke parkiran bareng aja." ucap Derta, dan Nara hanya membalasnya dengan anggukan.

Mereka berdua berjalan beriringan melewati beberapa kelas dan menuju ke parkiran sekolah. Dan dugaan Nara salah, ia malah melihat Aldran sedang bersandar di mobilnya sembari menyesap roko yang di selipkan di jemari tangannya.

"Oh, jadi lo udah ada Aldran yang ngajak pulang bareng? Yah...kalah cepet dong gue." ucapan Derta membuat Nara menyerngit tidak mengerti.

"Gue duluan ya." Derta pamit dan segera pergi menuju ke kendaraannya.

Nara kembali menatap Aldran juya tengah menatapnya.
"Gue enggak suka lo ngeroko di depan gue!" Nara menepis rokok yang ada di tangan Aldran dan sumbu rokok itu mengenai tangan Nara.

"Aw!" Aldran segera melihat tangan Nara yang terkena sumbu rokok yang sudah terjatuh tadi.

Lalu, lelaki itu segera menginjak rokok tadi. Dan memegang tangan Nara yang memerah bahkan sedikit terdapat luka bakar dan melepuh.

"Kenapa lo lakuin itu Ra? Gue bisa buang sendiri, jadi kena ke lo nya juga." ucap Aldran dengan khawatir. Ia mengambil obat di tasnya dan segera mengobati luka di tangan Nara.

"Lain kali jangan gini lagi." peringat Aldran dan matanya masih fokus mengobati tangan Nara.

Nara hanya mengangguk kecil, di lihat dari tatapan tajam Aldran yang sepertinya lelaki itu sedang dalam mood buruk membuat nyali Nara seperti menciut di buatnya.

"Kenapa?" tanya Aldran. Nara menyerngit tidak mengerti.

"Kenapa apanya?" 

"Yang lo lakuin tadi."

Dulu Nara selalu mendapatkan tatapan tajam itu, tapi entah kenapa sekarang rasanya berbeda. Ada rasa takut dan juga rasa bersalah.

"Sorry gue sesak kalau nyium asap rokok." Jawab Nara .

"Sorry Ra, gue enggak tahu." Aldran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sekaligus merasa bersalah.

**

Kini Aldran dan Nara tengah berada di sebuah cafe dengan gaya kekinian yang biasa di pakai anak Brave untuk sekedar nongkrong atau Aldran manggung, Cafe itu milik oleh saudaranya, Rio.

"Al, gue ke toilet dulu ya. Bentar." Nara beranjak pergi menuji toilet.

"Hati-hati." balas Aldran dengan kekehan.

"Lebay lo." 

Nara pergi ke arah toilet sedangkan Aldran menunggu sembari meminum kopi yang ia pesan. Matanya fokus pada handphone yang menampilkan aplikasi Instagram dengan notif-notif yang bermunculan.

"Hello brother!" Seseorang menepuk pundaknya. Aldran terkejut dan segera menoleh.

Aldran mendapati saudaranya Rio sedang merangkul seorang wanita yang cantik. Dan  mata wanita itu seperti pernah ia temui, tapi dirinya memilih diam daripada di sangka sok akrab atau sok kenal.

"Ngagetin lo babi." kesal Aldran.

"Dasar bocah!"

Rio dan wanitanya itu duduk bersama di samping Aldran. Lelaki menatap mata wanita yang di samping Rio. Meminta penjelasan lebih.

"Nih kenalin, dia cewe gue yang waktu itu di ceritain. Namanya Hani." ucap Rio memperkenalkan pacarnya.

Hani mengulurkan tangannya kepada Aldran. "Hani" ucapnya.

"Aldran. " Aldran membalas.

Mereka larut dalam sebuah obrolan ringan. Hingga akhirnya Nara datang kembali setelah dari toilet.

"Lama banget lo." protes Aldran. Namun gaids itu hanya diam.

Nara menatap fokus pada Hani yang duduk di samping Rio dengan tatapan sedihnya dan kecewa nya. Aldran melihat itu mengikuti arah tatapan Nara yang tertuju pada Hani.

Hani terkejut melihat Nara dan saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang sulit untuk di gambarkan. Rio yang bingung pun hanya bisa diam. Aldran dan Rio melihat  kemiripan antara Nara dan Hani. Tiba-tiba Hani meneteskan air mata.

"Nara?" panggilnya tidak percaya.

Nara  segera mengambil tas dan berlari pergi keluar cafe. Aldran bingung kenapa Nara pergi dengan tiba-tiba.

"Han, kenapa?" Rio mencoba menenangkan Hani.

"Ri, dia adik aku. Adik aku yang dah lama pergi!"  Aldran dan Rio sama-sama terkejut.

"Aku mohon tolong bantu kejar dia!" Mohon Hani.

"Al, cepet kejar temen lo tadi, gue bakal nyusul!" Perintah Rio. Aldran dengan cepat berlari menyusul Nara yang sudah pergi entah kemana.

**

ALNARA

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Место, где живут истории. Откройте их для себя