58. Pasar Malam

15.8K 712 12
                                    

Nara terduduk di pinggir kasurnya menatap foto yang ada di layar hp persegi panjangnya. Baru saja Aldran mengirimkan foto dirinya bersama Aldran yang di ambil pada saat di dekat danau.

Nara tersenyum sendiri melihatnya. Masih tak menyangka akan hal ini. Ia menjadi kekasih seorang Aldran Gidbadesta yang tak lain adalah rivalnya waktu itu. Pertemuan yang malah di sebabkan oleh kejadian yang menimpa dirinya saat akan menghancurkan hidup seorang Aldran Gidbadesta.

"Dari pada liatin dari foto mending liat yang aslinya!" Nara terkejut dengan suara Aldran yang sangat ia ketahui.

Ia menoleh ke arah pintu balkon kamarnya yang terbuka dan terdapat Aldran di sana dengan bersandar di pintu.
"Aldran? Sejak kapan kamu di situ? "tanya Nara.

Aldran terlihat seperti orang yang sedang berfikir keras. "Sejak kamu senyum-senyum sendiri liat foto kita! " jawabnya dengan cengiran khas.

Nara hanya mengangguk kecil beberapa kali. Lalu, ia teringat sesuatu. "Loh? Kamu ke sini jalan mana?" bingung Nara.

Aldran berjalan menghampiri Nara dan membaringkan tubunya di atas kasur milih kekasihnya itu. "Pintu kamar kamu di kunci sih, jadi lewat balkon. " jawab Aldran. Nara terkejut mendengarnya.

"Kan kamu bisa ketok pintu, gak usah manjat ke balkon. Kalau kamu jatuh kan bahaya! Bia patah tulang emang mau?! " ucap Nara dengan kesal. Aldran hanya menutup mata sembari mendengarkan ocehan Nara yang terkesan menasihatinya sekaligus memarahinya.

"Kamu tuh jadi beda ya Ra. " ucap Aldran tiba-tiba.

Nara tediam sebentar memikirkan apa yang berbeda darinya sekarang? "Beda apanya? " tanya Nara dengan bingung.

"Lebih cerewet, bawel. Kan gemes ke akunya! " jawab Aldran.

"Ngeselin! " Nara menutup wajah Aldran dengan bantal tidur miliknya.

Nara membaringkan tubuhnya di dekat Aldran. Menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang entah tertuju kemana.

"Ra, aku mau ngajak kamu jalan-jalan. " ucap Aldran.

"Kemana? " tanya Nara. Aldran tersenyum ke arah Nara.

"Ke pasar malam! " Mata Nara berbinar mendengarnya. Ia mengangguk dengan semangat. Aldran pun terkekeh sekaligus bahagia melihat Nara dengan wajah seceria ini. Aldran tahu bahwa Nara sangat suka dengan pasar malam. Apalagi wahananya.

**

Mereka berdua duduk di sebuah bangku taman sembari menikmati gulali kapas yang Aldran berikan untuk Nara.

"Nesa sama Derta gimana? " tanya Aldran tiba-tiba.
Ia hanya tidak mau jika Derta terus-terusan di dekati Derta.

"Aku belum tau, bingung juga. Nesa orangnya pemalu kalau depan Derta, Derta ga pekaan! " kesal Nara.

Ia sangat ingin jika Nesa mempunyai seorang kekasih agar ada yang menemaninya.

"Ga bikin rencana buat satuin mereka? Nanti aku bantu. " tanya Aldran.

Nara mencoba menimang-nimang lagi. "Nanti aku coba rundingin sama Melly! " jawabnya.

Aldran mengangguk beberapa kali. Rasanya malam ini sangat indah. Lelah yang sempat menghampiri Aldran seketika hilang jika bersama Nara.

"Aku mau nanya. " ucap Aldran.

"Apa? " tanya Nara.

"Lebih baik jalan ke mall atau pasar malam? " tanya Aldran. Nara sempat terlihat bingung sebentar.

"Aku lebih suka yang sederhana tapi berkesan. Dari pada ke tempat mewah tapi kenangannya ga ada yang spesial! " jawab Nara. Aldran tersenyum mendengar jawaban Nara.

"Maksudnya gimana? " bingung Aldran.

"Contohnya kaya gini. Sekarang kita pergi ke pasar malem. Cukup sederhana, tapi di sini kita dapat membuat kenangan yang banyak banget, kaya makan gulali kapas, naik wahana yang ga ada di mall-mall. Kita lebih bisa menikmatinya ber2. " jelas Nara. Aldran mengangguk paham dan mengacak surai hitam Nara dengan gemasnya.

Mereka selesai memakan gulali kapas. Aldran dan Nara sempat berfoto bersama. Tapi tanpa di ketahui Nara, Aldran mengambil gambarnya pada saat Nara sedang memakan gulali kapas, terlihat sangat lucu dalam foto tersebut.

"Naik itu yuk! " ajak Aldran sembari menunjuk wahana kincir angin yang sangat besar tinggi.

Nara menelan ludahnya dengan susah. "Eum....G-ga usahh deh aku. Kamu aja. " balas Nara dengan gugup.

"Kan aku pengennya sama kamu Ra." balas Aldran dengan muka sedih.

"A-aku takut jatuh." Nara tertawa garing.

Aldran terkekeh dan merangkul bahu Nara. "Ada aku, ga Bakal kenapa-kenapa kok! Yuk! " Aldran menarik tangan Nara untuk membeli karcis.

Nara hanya pasrah mengikuti Aldran dengan maunya itu. Aldran membeli 2 karcis untuknya dan untuk Nara.

"Orang yang mau sukses itu salah satu kuncinya adalah melawan rasa takut!" ucap Aldran. Nara hanya tersenyum.

Mereka mulai masuk ke dalam tempat duduk di kincir anginnya. Nara memegang lengan Aldran takut.

"Tinggi!" Nara ketakukan dan memeluk Aldran ketika sampai di ketinggian.

"Ga bakal kenapa-napa. Bagus loh pemandangannya. Coba liat! " Aldran mencoba meyakinkan Nara.

Nara menggelengkan kepalanya. "Enggak!" tolak Nara.

Aldran menjahili Nara dengan menjauhkan tangan dan badannya dari Nara agar gadis itu tak memeluknya lagi dan melihat pemandangan yang sangat indah.

"Aldran ih! " Nara menutup matanya saat Aldran malah menjahilinya.

"Liat dulu coba. Nanti ga takut lagi. " Aldran memegang tangan Nara untuk meyakinkannya.

Nara menyandarkan badanya kepada Aldran dengan perlahan melihat pemandangan yang sangat indah.

Bagus banget! Batin Nara terpukau.

Ia tersenyum melihat lampu-lampu yang berkelap-kelip. "Dah ga takut lagi kan? " tanya Aldran.

Nara mengangguk senang. "Makasih! " balas Nara.

**

Hello semuanyaa...apa kabar..?? Semoga baik ya...
Jangan lupa vote sama comen chapter ini! 😁😁

Info:
Grup chat Alnara udah di bikin loh 😀😀yang mau gabung caranya gampang banget. Kalian tinggal folow akun Alnara dan rp nya. Terus dm instagram Alnara @alnara. Official kirim nomer telfon kalian sama Nama..

Di tunggu ya 😍😍

Tbc

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang