68.Peringatan!

13.7K 639 49
                                    

"Ra! Kamu kenapa sih Ra?! " Aldran menahan tangan Nara yang hendak keluar kelas, semenjak masuk pelajaran hingga sekarang jam istirahat Nara mengacuhkannya secara tiba-tiba.

"Lepas! " ucap Nara, matanya dengan tajam menusuk mata Aldran yang tampak kebingungan.

"Ga! Kamu jelasin dulu, aku salah apa? " tanya Aldran. Adi dan kedua sahabatnya itu mengamati interaksi antara Nara dan Aldran yang sepertinya ada masalah.

Mereka bertiga tengah menonton Anima Sinopal di bangku belakang dengan memakan makanan ringan yang di beli Fardi dari kantin. "Eh itu 2 makhluk kenapa? " tanya Iam.

"Berantem kali," jawab Fardi masih menatap layar handphone Adi yang di sandarkan pada tasnya di meja.

"Masa sih? Kok gue pengen ga percaya ya? " ucap Adi dengan kurang yakin. Seingatnya kemarin mereka baik-baik saja.

"Ya serah lo! " balas Fardi.

Aldran menarik tangan Nara untuk ikut dengannya entah kemana, Adi melihat itu langsung kepo dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Eh ikutin mereka kuy! " ajak Adi.

"Dasar tukang kepo kehidupan orang lain! " cibir Fardi dengan seenaknya.

Adi menoyor kepala Fardi dengan kesa. "Dari pada lo sok kalem padahal naudzubillah! " balas Adi.

"Eh! Udah lu pada jangan banyak ngomong deh! Mending lanjut nonton nih! " Iam mengganti kartu Anima Si Nopal ke video berikutnya.

"Heran gue sama handphonennya si Adi, isinya gambar cute girl semua anjay! " Fardi melihat-lihat galeri handphone Adi yang mulai dari wallpapernya saja sudah gambar kartun cute girl.

"Ya biarin woy! " sewot Iam.

"Dasar dua makhluk astral! " cibir Fardi.

**

Nara dan Aldran sudah sampai di atap sekolah, Aldran mengajak Nara untuk di sebuah sofa tua yang biasa di gunakan anak Brave untuk duduk-duduk ketika jamkos ataupun bolos pelajaran.

"Aku salah apa? " tanya Aldran, matanya menatap lurus ke arah depan.

Nara berusaha menahan emosinya agar meledak. "Jawab! " Aldran menaiki suaranya membuat Nara terkejut.

Ia bangkit dan menatap Aldran dengan tatapan penuh emosi. "Kamu bilang salah kamu apa?! Kamu mikir ga sih? Gimana rasa sakitnya aku liat kamu mesra sama Firna! " Nara meluapkan semua emosinya, di tambah lagi air matanya yang turun tak henti.

Aldran diam, ia baru sadar bahwa Nara melihatnya dengan Firna tadi pagi. "Tapi dia punya penyakit Ra, mau bagaimanapun dia itu sahabat aku dari kecil," penjelasan Aldran malah di balas senyum miring dari Nara.

"Oh ya! Sahabat dan cinta pertama kamu! " koreksi Nara.

Aldran berusaha mengontrol emosinya. "Dia sakit kanker! Jadi aku peluk biar dia punya semangat lagi Ra, kamu harus paham itu!" balas Aldran.

"Tapi ga usah di depan aku bisa?! Aku juga punya hati Al! Apa kamu bisa ga usah pelukan kaya gitu di depan umum?! " Entah kenapa Nara sangat lemah jika melihat Aldran sudah bersama Firna.

"Dia sahabat aku Ra,mau kaya gimana pun aku harus jaga dia. " ucap Aldran, suaranya merendah. Ia duduk kembali di sofanya.

"Terserah kamu Al! " Nara memilih pergi meninggalkan Aldran dan turun ke bawah.

Brak!

Nara terbentur ke tembok dan pundaknya di tahan Firna dengan sangat kuat. "Wah wah! Kayanya baru aja ada yang berantem ya? " Firna tertawa dengan nada kejam.

Nara terkejut dengan penuturan dan nada bicara Firna, dan kenapa ia melakukan ini secara tiba-tiba.

"Lo tau kalau gue cinta pertama Aldran, hm? " tanya Firna.

"Terus? " Nara menatap tajam Firna yang tampak seperti ingin memakannya hidup-hidup.

Firna mencengkram kuat pipi Nara hingga ia merasa perih karena kuku Firna. "Lo tau kalau sebenenarnya Aldran masih sayang sama gue? " Nara berdecih meremehkan.

"Tapi Aldran pacar gue!" balas Nara. Firna naik darah, ia mencengkram lebih kuat hingga pipi Nara terasa lecet.

"Beraninya lo sama gue! Lo liat aja, Aldran bakal kembali ke pelukan gue.  Dan Ngomong-ngomong, tadi Aldran meluk gue mesra banget ya? DAN MENGHIRAUKAN LO! " Suara Firna naik satu oktaf.

"Dan lo pikir gue bego? Lo pasti pura-pura kan punya penyakit yang membahayakan itu demi dapetin Aldran? Ga cerdas banget! " sindir Nara. Jiwa badgirlnya kembali keluar seperti menghadapi musuh yang sangat ia benci.

"Gue ga pura-pura! " teriak Firna di depan muka Nara yang sudah emosi.

Nara menepis tangan Firna dengan kasar. "Jauhin tangan busuk lo dari wajah gue! Bisa-bisa gue alergi karena tangan lo itu! " ucapan Nara di balas tatapan tajam dari Firna.

"Lo emang harus di kasih pelajaran ya! " Firna mendekati Nara.

Ia hampir menampar Nara namun gagal karena Nara menangkap tangan Firna dengan cepat, lalu ia mengunci tangan Firna ke belakang dengan kasar membuat Firna meringis kesakitan.

"Lo pikir gue takut sama lo! " Nara berucap tepat di kuping Firna.

Firna awalnya terkejut melihat Nara yang seperti sekarang, ia tak menyangka Nara seperti ini. "Lo liat aja nanti Aldran bakal benci sama lo,  Nara Almira! " ancam Firna.

"Maksud-"

"TOLONG!! " Firna berteriak keras membuat Nara terkejut.

"Firna, Nara?! " Nara menoleh mendapati Aldran yang menatapnya tak percaya.

Ia segera menghampiri Nara yang mengunci tangan Firna dengan kuat. "Aldran! " ringis Firna, Nara tak sadar Firna menjebaknya.

"Kamu apa-apaan sih Ra?! " Aldran menarik Firna dan merangkulnya.

"Al, tunggu, ini ga kaya yang kamu kira! " Nara mencoba menjelaskan.

"Jelasin apa Ra? Aku dah liat semua, aku tau kamu ga suka aku sama Firna tapi aku lebih ga suka kamu maij kasar kaya gini! Kamu kan tau Firna punya penyakit Ra, kalau dia drop gimana? " Aldran seperti menyudutkan Nara sekarang.

Dada Nara sesak mendengar ucapan Aldran yang seperti menyalahkannya padahal ia tidak tahu yang sebenarnya seperti apa.

"Apa kamu ga sepercaya itu sama aku Ra? Firna itu cuman sahabat aku, aku sayang sama dia sebagai sahabat, Firna sakit dan aku sebagai sahabatnya harus jaga dia. Aku kira kamu bakal ngerti," Aldran menatap Nara dengan tatapan datar. Nada bicaranya berubah.

"Al, maafin aku, aku cuman jadi perusak di hubungan kalian. Ra, aku minta maaf sama kamu, aku ga bakal mungkin ngerebut Aldran dari kamu, Aldran sahabat aku Ra, mana mungkin aku pengen hubungan sahabat aku sama pacarnya hancur! Maafin aku! " Firna menangis dan pergi meninggalkan Aldran dan Nara yang masih di lorong sepi dekat tangga atap.

Nara tahu Firna hanya memainkan sandiwaranya. "Aku kecewa sama kamu Ra! " Aldran meninggalkan Nara begitu saja.

Jadi? Semua orang sekarang benci gue? Nesa dan pacar gue sendiri? Nara berusaha mati-matian menahan air matanya yang hampir turun.

**

Ga tau kenapa pengen double up hehe... Semoga kalian suka... Jangan lupa vote and comenn

Tbc

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang