56. Foto

16.6K 767 6
                                    

Pagi terakhir camping, semua akan berakhir hari ini. Sarapan pagi di mulai semua menikmati makanan yang di sediakan seadanya ini sebelum membereskan kembali barang-barang mereka.

"Makanan ini membuatku teringat sesuatu."Adi menatap kosong makanan yang sudah tersaji di depan mata.

"Kenapa emang? " tanya Fardi yang menatap Adi dengan bingung.

Adi menghela nafas berat semua menatapnya serius. "Teringat masakan emak. Walau sederhana dan apa adanya tapi lezatnya paling enak sedunia!" jawabnya.

"Jadi kangen emak gue njir." lirih Iam yang menjadi terbawa suasana.

Ia membuka handphonenya dan tidak ada satupun chat dari ibunya yang masuk. "Emak gue kok ga ada ngechat sih?" Lirih Iam sembari menatap layar handphonenya dengan tatapan miris.

"Kan emang kaga ada sinyal bego!" Adi menoyor kepala Iam.

"Oh iya bener! Pinter banget lo! " Iam bertepuk tangan walau sebenarnya tidak ada yang lucu.

Semua menikmati makanannya tanpa ada yang bersuara. Aldran memperhatikan Nara dari jauh, terlihat gadis itu memakan makanannya dengan wajah datar. Ekspresi yang selalu menghiasi wajahnya dari awal ia bertemu dengan gadis yang sekarang menjadi pacarnya itu.

"Jangan di liatin mulu nanti keselek!" lam mengingatkan Aldran.

Aldran menatap Iam. "Sirik ae lu jomblo akut! " sindir Aldran, Adi malah tertawa hingga nasi yang ada di mulutnya memuncrat keluar.

"Hahaha! " Nasi itu malah memuncrat kemana-mana.

Semuanya menatap jijik ke arahnya, malah Iam sampai bergeser menjauh. "Jijik anjir! Itu nasi muncrat noh! " Ucap Fardi dan menggeser piringnya takut terkena nasi yang memuncrat kemana-mana dari mulut Adi.

"Kenapa sih lu? Kerasukan jin empang?" Aldran tidak habis dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini.

"Lo ga tau?? Si Iam udah punya pacar woy!" Iam mendadak menutup mulut Adi yang sangat tidak bisa menjaga rahasia.

Aldran terkejut berbeda dengan Fardi yang super duper kalem walau baru tahu. "Parah lo Yam! Ga ngasih tau gue, sama siapa? " Aldran penasaran.

"Bukan gitu!" gugup Iam. Aldran mengangkat alisnya sebelah semakin penasaran dengan Iam.

"Apa? "

"Baru gebetan! " ucap Adi sangat keras.

"Ga nanya sama lo!" tunjuk Aldran pada Adi.

"Mewakili gue mah, Baik,"

Fardi malah masih memakan makanannya karena sangat lapar. "Semangat Yam! Kita kan jajaran handsome, gampang! " ucap Aldran dengan percaya diri tingkat tinggi.

Iam mengangguk kecil walau masih ragu. Aldran selesai dengan makanannya. Tidak sengaja ia melihat Nara dengan Derta. Cowok itu tidak letih-letihnya mendekati Nara.

Merasa tidak terima ia berdiri dan ingin menghampiri Nara. "Aldran! " Helen tiba-tiba memegang tangan Aldran sehingga pergerakan lelaki itu terhenti.

Aldran menoleh karena tidak asing dengan suara Helen. "Apa? " tanya Aldran dengan wajah datarnya.

Tiba-tiba moodnya hancur karena melihat kekasihnya bersama Derta yang juga menyukai gadisnya itu. "Bisa anter aku jalan-jalan ga? "tanya Helen.

"Ga, " Aldran segera pergi meninggalkan Helen.

"Aldran! " Panggilan Helen tapi tidak di dengar oleh Aldran.

Ia malah memilih menemui Nara dan membawanya pergi dari Derta. "Lo ga bisa bawa Nara gitu aja! " Derta mencegah Aldran.

"Bukan urusan lo!" sinis Aldran dan menatap tajam manik Derta.

Nara merasa takut jika Aldran sudah seperti ini. Padahal dulu ia pantang takut dengan seseorang. Aldran membawanya ke tepi danau. "Aku ga suka kamu deket Derta," ucap Aldran tiba-tiba namun pandangannya terarah ke air danau yang tenang.

"Tapi, dia ga godain aku atau semacamnya kok, dia cuman ngasih coklat doang," ucap Nara polos, tanpa dirinya sadadi hal itu malah menambah emosi Aldran.

Ia mencoba meredam amarahnya dengan menutup mata sekilas. "Dia itu suka sama kamu Ra,kalau kamu peka pasti kamu tau. Dia cuman mau ngerebut kamu dari aku dan aku ga mau itu!" tegas Aldran pada Nara.

Nara menatap mata Aldran dengan perasaan bersalah. Memang mungkin ini salahnya karena ia malah berdekatan dengan lelaki lain padahal dirinya sudah punya Aldran. Nara menunduk dan tidak berani menatap mata tajam Aldran.

"Kalau aku lagi ngomong tatap mata aku," pinta Aldran tapi nadanya mulai melembut.

"Aku minta maaf Al. Aku emang ga peka sama perasaan orang," ucap Nara dengan nada bersalah.

Ada rasa sedih di hati Aldran, mungkin ia terlalu posesif. Ia memeluk Nara dari samping. "It's oke. Aku juga minta maaf. Mungkin aku terlalu posesif," Nara memeluk Aldran juga tapi tak lama mereka melepaskan pelukannya.

"Tapi, seseorang yang posesif itu tandanya dia ga mau apa yang udah jadi milik dia terus di rebut seenaknya. Dia akan terus menjaga apa yang ia miliki untuk selamanya," ucapan Aldran dan itu dapat membuat luluh hati Nara.

"Udah jangan sad mulu!" Nesa dan Melly tiba-tiba datang menghampiri mereka.

Mereka menikmati indahnya danau sembari berfoto-foto karena pemandangannya sangat indah sangat pas untuk di jadikan post foto. "Ra? Foto yuk?" ajak Aldran.

Nara mengangguk antusias. "Boleh! "

Aldran merogoh saku celananya mengambil handphone berwarna hitam miliknya itu. "Eh Melon! Dari pada lu nyanyi-nyanyi ga jelas kaya orang gila mending lu fotoin gue aja dah! " ucap Aldran pada Melly yang sedang asik bernyanyi di pinggir danau.

"Dih ribet banget lo! Ra liat noh pacar lo!" kesal Melly dan menatap Nara.

"Iya lah pasti liat Mel! Kan gue punya mata nih! "

"Yaudah sini! " Melly merebut handphone Aldran dengan kesal.

"Eh hati-hati woy, Itu Iphone!" Aldran mengingatkan Melly.

Melly memutar bola matanya malas. "Mau Iphone mau Ikon, sabodo teuing!"

Nara dan Aldran mengambil posisi. Mereka memakai jaket yang sama, yang di berikan Aldran pada Nara. Pose pertama mereka tersenyum ke arah kamera tanpa dengan gaya formal. Pose kedua Aldran merangkul bahu Nara dan senyum manis. Pose terakhir mereka saling tatap dan melempar senyum.

"Apalah daya gue yang jomblo liat beginian jadi ambyar," Ucap Nesa yang iri melihat Nara dan Aldran yang sangat romantis.

Apalagi keduanya sangat cantik dan tampan. Menjadi pasangan yang sangat cocok. "Nanti kan lo nyusul sama Derta," balas Nara dengan senyum.

Nesa baru mengingat Derta. Ia segera pergi untuk menemui Derta di tenda lelaki ada suatu hal yang ingin ia bicarakan.

"Lah? Mau ke mana? " bingung Melly ketika melihat Nesa yang tiba-tiba berjalan menjauh.

"Mau nyamperin gebetannya lah, emangnya lo cuman bisa meluk tiang aja bangga! " Malah Aldran yang menyahut.

"Anjir lo Al! " umpat Melly.

**

ALNARA

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora