18. Perseteruan di Kantin Sekolah

30.9K 1.5K 17
                                    

Nara bersama kedua teman barunya itu berjalan beriringan ke arah kantin. Tawa dan obrolan senantiasa mereka kepada curahkan 1 sama lain.

"Eh sumpah ya novelnya tuh bagus banget... Gue pengen beli. " ucap Nesa dengan wajah sedih.

"Ya kenapa lo ga beli? " tanya Nara.

"Karena ga ada yang nganter gue. " sedih Nesa.

"Alay lo, biasanya juga sendirian aja. "cibir Melly. Nesa menatapnya tajam.

"Awas ya lo kalau minjem novelnya ga bakal gue kasih Pokonya! " ancam Nesa lalu berjalan mendahului Melly dan Nara dengan wajah di buat marah.

"Hayo... Ga bakal di kasih pinjem lagi sama Nesa. " Nara memanas-manaskan suasana dan pergi menyusul Nesa di depan.

"Eh tungguin woy! " Melly berlari menyusul keduanya.

Mereka akhirnya sampai di kantin yang sangat ramai ini. Mata mereka masih melihat sekeliling adakah tempat yang masih kosong apa tidak. Tapi sepertinya mereka kurang cepat datang ke kantin bisa di lihat semua kursi dan meja kantin sudah penuh.

"Yah... Penuh, gimana dong? " Melly kecewa menghembuskan nafasnya dengan berat hati.

Mereka berfikir sejenak agar bisa mendapatkan tempat duduk di kantin tapi tidak dengan cara harus menunggu murid yang lain selesai,  itu membutuhkan waktu yang sangat lama.
"Mel! Sini bareng kita! " ajak seseorang.

Nara dan kedua temannya menoleh ke sumber suara.
"Eh itu si Iam. Udah kuy gabung! " Melly menarik tangan Nara yang masih bingung.

Nara melihat siapa saja yang duduk bersama Iam. Ternyata ada Aldran, Iam, Fardi dan 1 temannya lagi yaitu Adi yang tadi menggoda Nara di kelas.

"Kita boleh gabung nih? "tanya Nesa kepada 4 teman sekelasnya yang duduk di deretan meja panjang.

"Boleh kok, apalagi Nara. " Aldran tersenyum melihat Nara. Nara yang di tatap seperti itu menjadi salting.

"Ciee ada yang salting nih! " celetuk Adi menggoda Nara yang tampak merona di bagian pipinya.

Mereka duduk berhadapan, kecuali Adi yang tidak berhadapan dengan siapapun karena ia duduk di sudut meja.
Dan Nara di buat semakin gugup karena ia berhadapan dengan Aldran yang terus menatapnya.

"Ngapain sih liatin gue? " tanya Nara yang merasa risih.

"Lo cantik enak di liat. " jawab Aldran dengan kekehannya.

"Yang lagi ngegombal bisa ae lo ah. " Iam mengacak rambut Aldran yang sudah rapih.

"Eh anjir lu ini gue udah rapihin dari subuh gila! " Aldran kesal dengan Iam dan mengacak rambutnya balik.

"Eh ini gue udah rapihin dari tahun kemarin anjir! " kesal Iam dan merapihkan kembali rambutnya.

"Pantesan jamuran! " teriak Adi lalu semuanya terwata kecuali Iam yang memasang wajah pasrah.

"Gue pesenin dulu ya. Mau pada pesen apa para human?" tanya Fardi.

"Gue Nesa, sama Nara, bakso mang Ujang aja yang enaknya tiada tara! . " ucap Melly yang memang sudah merencanakan dari awal sebelum berangkat ke kantin.

"Yaudah kita juga bakso aja gimana, biar couple, " Usul Iam sembari terkekeh.

Mereka mengangguk setuju lalu Iam pergi memesan di temani Adi.
Mereka larut dalam pembicaraan dan Nara hanya diam, sedangkan Aldran menatapnya tidak ada rasa bosan sama sekali. Nara terkadang menoleh ke arahnya namun segera memalingkan muka.

"Aldran aku duduk di mana? " tiba-tiba seorang siswi datang kepada Aldran seperti anak kecil. Aldran menoleh dengan tatapan kesalnya.

"Duduk di tempat lain. Masih banyak Hel. " jawab Aldran. Nara dengan yang lainnya masih melihat interaksi keduanya. Nara terkejut melihat make up yang seperti ingin ke acara pernikahan di wajah gadis tersebut yang bajunya yang terlihat sengaja di jadikan kecil untuk menampilkan lekukan tubuhnya.

"Aku duduknya pengen sama kamu Aldran. " rengek si gadis itu lagi.

"Eh! Helen lu jangan manja deh, alay lo! " ucap Melly dengan tatapan tak suka pada gadis yang di ketahui namanya Helen.

"Gue ga ada urusan sama lo! " Helen menunjuk Melly seenaknya. Melly mencoba bersabar menghadapi cabe pasar minggu yang ada di dekatnya itu.

"Terus lo mau duduk di atas meja gitu? " tanya Aldran, ia malas menghadapi Helen yang selalu merengek padanya.

"Ya engga, aku duduk di pangkuan kamu aja gimana? "genit Helen sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Engga-engga! Jijik Hel di kira gue cowo apaan? " Aldran bergidik geli.

Helen melihat ke arah Nara yang asing baginya. Lalu, ia teringat cewe pemenang lomba taekwondo waktu itu dan Nara lah pemenangnya.

Jadi cewek ini sekarang pindah? Ucap Helen dalam hatinya.

"Oh, lo Nara yang pemenang lomba taekwondo waktu itu kan? " tebak Helen dengan tatapan tak suka. Karena namanya harum di sekolah ini di sebabkan kecantikan naturalnya.

"Terus? " ketus Nara. Ia juga menatap tak suka pada Helen karena gadis itu menatap Nara seperti mengajak ribut padahal Nara tak ada niatan mencari gara-gara.

Salah satu prinsip Nara adalah Jangan cari gara-gara duluan sebelum lawan yang mulai. Biar ada alasan logis waktu si lawan kalah sampe koma.

"Minggir lo! Cuman murid baru doang jangan sok akrab sama Aldran." usir Helen.

"Helen. Gue yang nyuruh dia duduk di sini. Gue juga kenal sama dia." jelas Aldran dan membela Nara yang sudah jelas tak salah.

"Tapi kan aku mau duduk di tempat dia. Aku kan sakit Al! "

"Nes, kayaknya rame nih udah ada pertempuran kaya gini mah, " bisik Melly pada Nesa. Nesa mengangguk setuju.

"Helen jangan kaya anak kecil. Lo duduk di tempat gue aja. Berisik," Aldran mengalah dan berdiri.

"Engga ih Aldran! " cegah Helen. Nara yang terlanjur kesal akhirnya berdiri.

"Lo duduk aja di tempat gue." lalu, Nara pergi meninggalkan teman-temannya.

"Eh Nara mau kemana? " Melly memegang tangan Nara.

"Ga nafsu makan gue, abis liat cabe menor. " Nara menatap Helen.
Fardi tertawa dengan ucapan Nara yang secara tidak langsung menyindir Helen.

Helen melotot tak percaya. "Maksud lo ke gue?!" Helen meninggikan suaranya.

"Oh, lo berarti lo merasa kalau lo cabe menor itu ya?" sinis Nara.

Helen diam, ia malu di tertawakan seisi kantin. Termasuk Aldran yang terkekeh, malah Fardi tertawa sudah sampai mengeluarkan air mata.

"Ih! " Helen hendak menarik rambut Nara, tetapi Aldran segera menahannya.

"Helen, permintaan lo dah terpenuhi buat duduk di tempat dia. Tapi sorry gue ga suka sikap lo!" Aldran menepis tangan Helen. Lalu memegang tangan Nara dan membawanya keluar kantin.

"Argh! " kesal Helen.

"Apa lo pada liatin? Bubar! " teriak Helen ketika melihat seisi kantin menatapnya sembari tertawa.

Helen yang di sebut the most wanted girl di SMA Binar Bangsa kalah debat dengan murid baru. Sejarah akan terus di ingat.

"Eh ini kantin ogeb bukan rumah lo, main ngusir-ngusir aja. Lo aja mending yang pergi. " celetuk Adi datang dengan membawa mangkuk bakso.

Seisi kantin kembali tertawa. Menertawakan Helen yang terkena sindiran dari Adii.

Lo ga bakal hidup tenang selagi lo masih deketin Aldran! Batin Helen. Ia memilih pergi dari pada di permalukan lagi.

**

-ALNARA-

VOTE+COMEN

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang