30. Perkelahian

22.9K 1K 23
                                    

Nara terbangun dengan kondisi yang berantakan. Ia duduk di sebuah kursi usang,mulutnya di tutup oleh kain,dan kedua kaki dan tangannya di ikat dengan kuat.

Bau alkohol seketika menyengat di indra penciuman Nara. Ia terbatuk beberapa kali. Sebelum ia menyadari bahwa ia telah di kurung di sebuah gudang tua. Yang terdapat banyak botol-botol minuman keras dan ia tebak ini gudang di basecamp Zard. Dan Nara ingat mengapa ia bisa berada di sini.

Nara mencoba melepas ikatan di tangannya namun tali yang di ikatkan sangat kuat bahkan membuat kulit Nara memerah apalagi perbannya yang sudah pasti tergores-gores dan itu menimbulkan rasa sakit.

"Wah-wah tuan putri udah bangun. " tiba-tiba seseorang bertepuk tangan dari arah belakang. Nara menoleh dan mendapati Daren dengan senyum liciknya.

Nara menatap benci pada Daren, tapi kali ini ia tidak bisa apa-apa dan sudah lama ia tidak bertarung atau latihan taekwondo lagi dan sudah ia pastikan akan kalah jika melawan Daren.
Daren berjongkok di hadapan Nara.

"Nara Almira, mantan salah satu anggota Zard yang kuat sekarang menjadi manusia lemah! " Daren meremehkan Nara. Nara tetap menatap tajam pada Daren sembari mencoba melepaskan ikatan di tangannya.

Tiba-tiba sebagian anak Zard datang dengan mata yang tertuju pada Nara mantan partner mereka.
Daren melihat ke arah jam tangannya.

"Dah lebih dari 1 menit. Apa ada tanda-tanda? " tanya Daren pada anggota Zard.

"Belum ada bos. " jawab salah satu dari mereka namanya Ray.

Daren membuka kain yang menutup mulut Nara dengan kasar. Akhirnya Nara bisa terlepas dari sesaknya.

"Apa yang lo mau?" Nara segera berucap dengan lantang.

"Gue mau lo bicara untuk kata-kata terkahir lo di dunia ini! " perintah Daren.

"Apa kalian semua sekarang ngebenci gue hah?! " teriak Nara pada anggota Zard.

"Buka mata lo! Lo liat semuanya? Semua ngebenci lo di sini! Karena lo cuman kumpulan sampah penghianat! Ga bakal ada satupun yang kasian sama lo! " jawab Daren dengan rahang yang mengeras.

"Gue yakin masih ada yang perduli sama gue di sini." yakin Nara. Daren tertawa lepas sembari berjalan menjauhi Nara.

Nara menatap anggota Zard yang menatapnya seperti menatap musuh yang sangat mereka benci. Hingga matanya bertabrakan dengan mata salah satu dari mereka.

Gue yakin hati nurani lo masih ada kan Ray buat gue? Batin Nara. Ia terus menatap Ray dengan tatapan sulit di artikan. Ray juga sama, namun ia memilih mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

"1 menit lebih. Waktunya lo mati! "Daren mendekatkan pisau lipatnya pada leher Nara.

Pisau itu ia selalu gunakan untuk menyiksa lawan-lawannya. Daren menggoreskan pisau tersebut di tangan Nara yang ada di belakangnya.

"Wuuh!! Darahnya seger banget ya Ra. Kalau makin dalem tusukannya pasti makin banyak. " bisik Daren di sebelah kuping Nara layaknya seorang psychopath yang sedang melancarkan akhirnya.

"Shit brengsek! " umpat Nara merasakan tangan sebelah kirinya juga di gores oleh pisau lipat yang amat tajam itu.

Ia mencoba melepaskan ikatannya namun tetap tidak bisa. Darena membuat goresan panjang dan cukup dalam.

"Kalian semua keluar sementara gue mau bikin lukisan dulu," ucap Daren meminta semua anggota Zard yang ada di gudang ini untuk keluar.

Rasanya sangat perih Nara dulu biasa terkena pisau seperti ini, namun entah kenapa sekarang dirinya sangat lemah. Dalam hatinya ia berteriak ia memohon agar Aldran datang menolongnya.

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang