15. SALING MENGOBATI

32.1K 1.6K 38
                                    

Gak semua masalah besar harus melibatkan kekerasan_Aldran Gidbadesta

***

"Gue kecewa sama lo," jujur Aldran.


Nara mengangguk pasrah. "Gue tahu. Gue minta maaf sama lo Al. Tapi gue udah dari Zard, gue bukan anak buah Daren lagi," lirih Nara.

Sekarang ia tidak bisa apa-apa.  Perempuan itu harus tanggung resikonya, harus menerima amarah Aldran yang mungkin sebentar lagi memuncak.

Aldran terlihat sangat kecewa. Tidak pernah terlintas di kepalanya kalau pertemuannya dengan Nara berawal dari niat buruk perempuan itu.

"Kenapa lo keluar, lo takut gue habisin?" sinis Aldran.

Nara menggeleng kuat dan menjawab, "gak. Zard bukan tempat untuk cari keluarga atau teman. Anggota Zard cuman peduli uang dan uang. Gue gak temuin jiwa solidaritas dan pertemanan di sana. Kecuali satu orang."

"Dan lo patuh sama perintah Daren karena uang kan?"

Nara tidak menjawab. Sulit baginya untuk menyampaikan semuanya. Tentang Zard dan kenapa ia melakukan itu.

Beberapa saat keduanya terdiam. Aldran mengepal tangannya kuat-kuat. Ia masih tidak bisa menerima kenyataan ini. Aldran kagum pada Nara saat keduanya awal bertemu. Sikapnya yang misterius membuat Aldran penasaran dan ingin mengetahui lebih banyak tentangnya. Tapi semua itu sekarang seakan sia-sia.

"Gue hampir kasih kepercayaan gue sama lo. Tapi belum juga gue kasih lo udah bikin kecewa," marah Aldran.

"Lo boleh habisin gue sekarang. Lo mau pukul? Pukul aja Al. Emang salah gue, jadi gue harus tanggung jawab." Jawabannya membuat Aldran kaget.

Lelaki itu mengikis jarak keduanya untuk lebih dekat. Nara tahu kalau Aldran mengepal tangannya kuat untuk menahan emosi yang sebentar lagi akan memuncak.

"Pukul aja," bisik Nara. Perempuan itu sudah menutup matanya seakan siap dengan apa yang akan di lakukan Aldran walau itu menyakitinya.

Karena Aldran terlalu baik, ia membantu Nara dan membuat perempuan itu seakan tidak tenang karena berutang budi pada Aldran.

"Kalau itu yang lo mau. Oke," ketus Aldran. Nara semakin takut kepada Aldran, lelaki itu terdengar serius dengan ucapannya.

Tapi bukan pukulan yang dapatkan, melainkan pelukan yang hangat dari Aldran. Nara langsung membuka matanya karena terkejut. Baru kali ini ada laki-laki yang berani memeluknya selain keluarganya.

"Tapi gue gak bisa Ra. Gue gak bisa pukul cewek," bisik Aldran tepat di sebelah telinga Nara.

****

"Pelan-pelan turunnya," ujar Aldran saat Nara turun dari motor mogenya dengan berpegangan pada tangan laki-laki itu.

"Yakali gue loncat."

"Siapa tau gugup karena di bonceng gue."

"Males banget."

ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now