75. Khawatir

17.5K 768 39
                                    

Hanum berlari melewati koridor dengan anak sulungnya, Hani. Mereka mendengar kabar dari Ria bahwa Nara masuk rumah sakit dan sempat pingsan di sekolah. Hanum menghampiri Ria yang duduk di kursi tunggu rumah sakit di depan sebuah ruang rawat inap.

"Ria!" panggil Hanum.

Ria menoleh mendapati kakaknya yang berlari dengan wajah panik bersama Hani, "bagaimana kondisi Nara?" tanya Hanum.

"Mbak duduk dulu ya, di dalam ada Kevin yang menjaga Nara, ada yang harus aku jelaskan pada kalian," Ria mencoba membujuk hanum untuk tetap tenang dan mendengarkan penjelasannya.

Hanum dan Hani memilih menuruti apa yang di katakan Ria pada mereka, "Jadi gini mbak, sebenarnya Nara...."

**

Kevin dengan setia menunggu Nara siuman ia duduk di kursi si samping ranjang rumah sakit yang di tempati Nara, Kevin menatap sendu sepupunya itu ia menggenggam tangan Nara karena tangan gadis itu sangat dingin. Nara masih belum siuman sejak 1 jam yang lalu, kini ia malah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan selang oksigen di hidungnya. Pernyataan dokter membuat hati Kevin runtuh seketika, ia merasa gagal menjaga Nara.

Perlahan Nara membuat gerakan kecil yang membuat Kevin senang dan menunggu Nara membuka matanya hingga Nara membuka matanya dengan sempurna. "Ra, akhirnya lo siuman juga, gue udah encok nungguin lo!" ucap Kevin antara kesal dan juga bahagia.

Mata Nara masih menelusuri tempat apa ini, ia mengingat kembali kejadian sebelum ia berada di tempat ini. Ia pingsan. "Sakit gue?" pertanyaan itu membuat Kevin diam ia tidak tahu harus menjawab apa.

"Ga ada cara lain Ra," jawab Kevin. Nara mengangguk dengan lemah ia harus menerima keadaan dan kenyataan pahit dalam hidupnya.

"Kasih gue waktu untuk menyelesaikan semua tugas dan masalah gue," Kevin hanya mengangguk, ia hanya bisa menyetujui apa yang Nara minta.

Sebelum gue ga bisa liat bulan dan matahari berganti tempat-Nara

**

Keesokannya...

Nesa melihat bangku Nara masih kosong padahal bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. Nesa duduk di tempat biasanya ia duduk, masih di sebelah Bella, Melly yang juga baru saja datang menyerngit mengetahui Nara belum datang biasanya gadis itu sudah datang dari pagi buta.

Melly duduk di bangku sebelah Nara yang masih kosong lalu menghampiri Nesa dan Bella. "Nara kemana ya, lo liat ga Bel?" Bella hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Melly. Nesa sejujurnya merindukan kenangan bersama Nara namun ia masih tak terima dengan Derta yang lebih memilih Nara daripada dirinya yang sudah berjuang selama 3 tahun lamanya.

Rombongan Aldran datang dengan ketiga sahabatnya, Aldran menatap bangku Nara yang masih kosong lalu lelaki itu memalingkan muka ke arah lain dan duduk di bangkunya.

"Pak joko benerin genteng sama si Bella, ini Adi ganteng dateng mana sambutannya?!!" Adi datang dengan pantunnya dan membuat kehebohan di kelas.

"Pantun lo garing kek muka orangnya!" sindir Iam. "Sini gue mau pantun Di," Iam bersiap dan duduk di atas meja Riri salah satu murid berprestasi di kelasnya.

"Pagi-pagi nyiram bunga!" Iam memulai pantunnya.

"CAKEP!!" jawab serentak semua yang ada di kelas.

"Riri cantik abang yang punya!!" heboh Iam.

"Anjayyyy!!"

Semua tertawa mendengar pantun Iam yang secara terang-terangan merayu Riri yang sangat anti dengan hal berbau bucin (budak cinta). Riri menatap kesal ke arah Iam dan mengambil sepatu yang ia pakai.

PLAKK!!

Riri melempar kuat sepatunya ke arah Iam dan mengenai pinggang lelaki itu, "NJING!" ringis Iam.

"Eh? aduh neng kenapa abang di gelepuk gitu sih, sakit elah!!" rintih Iam memegang pinggangnya dan malah di tertawakan oleh teman-temannya.

"Itu balasan buat lo yang sembarangan goda-godain gue! Sana lo!" usir Riri.

"Eh Ri, jadi cewek jangan galak-galak banget kali, gue ganteng gini lo sia-siain? Mata lo burem?" Riri semakin emosi dengan perkataan Iam.

"Lo emang ganteng tapi sayangnya GANTENGNYA ELO ITU BULLSHIT! MINGGIR GA LO KALAU ENGGA GUE BANTING PAKE MEJA! " Iam buru-buru pergi sebelum amarah Riri meluap.

Iam duduk di bangku belakang bersama Fardi dan Adi, "Susah banget sih dapetin si Riri," keluh Iam.

"Sabar Am, BKS dong....Berjuang kalau sayang," Adi berucap dengan nada yang terbilang lebay membuat Iam menatapnya jijik.

**

Nesa kini terdiam bersama Derta di belakang sekolah, lelaki itu mengajaknya bertemu katanya ingin membicarakan sesuatu yang penting, Nara gadis itu tidak sekolah karena sakit sampai Kevin datang kesekolah untuk memberitahukan kepihak sekolah.

"Nara sakit tadi kak Kevin datang," ucap Nesa tiba-tiba membuat Derta menyerngit.

"Gue ga nanya itu," balas Derta.

"Terus?" tanya Nesa dengan bingung.

Derta menghadap Nesa dan menatapnya dengan serius. "Nes, gue minta maaf dengan apa yang gue dah lakuin ke lo selama ini, gue sadar gue ga behak mencintai seseorang yang gak ada perasaan sama gue dan malah ninggalin seseorang kaya lo, yang berjuang banyak buat gue, sorry Nes, gue udah nyakitin lo. Gue siap terima apapun balasan lo mau lo maafin gue apa engga. Tapi, gue mau mulai mencintai lo Nes."

Nesa terkejut dengan penuturan Derta rasa kcewanya memudar pada Derta, "Lo mau kan maafin gue Nes, dan mulai dari awal?" tanya Derta.

Nesa terdiam beberapa saat tapi ia segera mengangguk dan tersenyum."Iya Der gue maafin lo kok, dan gue mau memulai dari awal lagi" Derta ikut tersenyum menatap Nesa yang memaafkannya. Namun sebuah pertanyaan terlintas di kepala Nesa. "Kenapa tiba-tiba lo bilang kaya gitu?"

Derta menghela nafasnya, "Semua berkat Nara, sebernarnya Nara nolak gue wakktu di restaurant itu Nes demi lo. Dia gak ada perasaan apapun sama gue, jujur gue bodoh malah memaksakan kehendak gue sendiri, tapi Nara, dia kasih nasihat ke gue dan di situ gue sadar masih ada seseorang yang tulus mencintai gue. Dan Nara itu peduli banget sama lo Nes, lebih dari yang lo tau"

Deg!!

Nara...maafin gue, gue bodoh malah menyalahkan lo gitu aja. Bodoh banget lo Nes seharusnya lo sadar dari awal, karena Nara ga mungkin khianatin lo! Nesa menyesal dalam hati

**

HELLOOO....Aku mengkabulkan permintaan yang minta double up nih hehehe.

Semoga kalian suka yaa...Jangan lupa vote dan come, Thank you BRAVERS!!

TBC

ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now