35. Menikmati Hari Minggu

20.9K 1K 12
                                    

Aldran mengayuh sepeda dengan kecepatan normal. Suasana pagi sangat terasa sejuk dan segar. Nara merentangkan tangannya agar di terpa angin segar ini.

"Udaranya seger banget deh." ucap Nara yang ada di boncengan Aldran.

"Seger kek muka gue." balas Aldran dengan percaya diri. Nara merubah raut wajahnya menjadi datar.

Aldran yang menyadari Nara diam sudah tau apa yang di lakukan gadis itu. Ia tertawa.

"Ra", panggil Aldran.

"Heum? Jawab Nara sembari sedikit melihat ke wajah Aldran.

"Lo seneng ga bisa main sepeda sama gue." tanya Aldran. Sejujurnya Nara bingung kenapa Aldran tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Seneng, bisa rasain udara seger kaya gini, main sepeda, di boncengin lagi kan enak kaga pegel." jawab Nara dengan kekehannya. Aldran mengangguk kecil beberapa kali.

"Lo laper ga?" tanya Aldran.

"Belum makan sih " jawab Nara.

"Mau makan soto, nasi goreng, buryam, pecel, naspad atau apa?" tanya Aldran seperti seorang pelayan yang menyebutkan menu-menu makanan yang di sediakan.

"Udah kaya pelayan." Nara tertawa.

"Latihan buat ngelayanin lo nanti kalau lagi ngidam." balas Aldran. Astaga pipi Nara sudah sangat panas kali ini, Aldran membuat jantungnya memompa sangat cepat.

"Ga usah ngegembel masih pagi." jawab Nara dengan kekehannya. Aldran ikut terkekeh.

"Jadi mau makan apa?" tanya Aldran sekali lagi.

"Eum buryam gimana Al?" Nara meminta pendapat. Aldran seperti menimang-nimang jawaban.

"Boleh, kebetulan gue tau tempat buryam yang enak banget." ucap Aldran. Nara tersenyum.

"Oke kita berangkat!!!!" teriak Nara. Aldran dengan senangnya dengan kecepatan yang bertambah. Dan Nara berpegangan pada jaket yang di pakai Aldran. Rasanya harum parfum Aldran sangat memabukkan baginya.

**

Aldran menurunkan standar sepeda dan memarkirkan di depan gerobak tukang bubur yang sering mangkal di jalan tersebut.

"Mang, buburnya 2 kumplit!" pesan Aldran dan mengajak Nara duduk di bangku yang di sediakan.

"Nanti kita makannya di sana,mau?" tanya Aldran sembari menunjuk hamparan rumput hijau dengan danau di depannya dan terlihat sangat indah.

"Mau." Jawab Nara antusias.

Mereka menunggu bubur pesanan mereka jadi dengan mengobrol seputar sekolah atau yang lainnya.

"Itu pacarnya ya." tebak si tukang bubur.

"Hah engga kok." elak Nara. Aldran tertawa melihat muka kaget Nara.

"Insyaallah nanti mang." jawab Aldran dengan senyum. Rasanya sudah mau mati saja Nara.

Ia memalingkan muka ke arah lain agar tidak terlihat mukanya yang sedang memerah itu oleh Aldran bisa-bisa ia tambah malu.

"Yuk Ra." Ajaka Aldran sembari membawa nampan berisi dua mangkok bubur ayam.

"Hah kemana?" bingung Nara.

"Ke deket danau lah. Kan katanya mau makan di sana." jawab Aldran.

"Oh iya lupa gue hehe." Nara tersenyum kikuk.

Mereka pergi ke dekat danau yang airnya jernih dan ada beberapa orang yang sedang menikmati akhir pekannya di sini.

Aldran mengajak Nara duduk di bawah pohon rindang menikmati semilir angin di pagi hari yang sangat segar dan sehat untuk di hirup. Sembari memakan bubur yang sangat enak buatan mang Owin.

"Enak kan?" tanya Aldran melihat Nara mencicipi bubur ayamnya. Nara yang sudah melahap dan merasakannya mengangguk antusias. Bubur ini memang sangat enak.

"Apa gue bilang." ucap Aldran dengan kekehannya lalu mengacak rambut Nara gemas.

"Jadi acak-acakan tau." keluh Nara dengan wajah sedih bercampur kesal.

"Yaudah nih di rapihin." Aldran merapihkan rambut Nara yang berantakan karena ulahnya.

Nara mematung,maksudnya berbicara seperti itu bukan ingin di rapihkan rambutnya oleh Aldran. Tapi mencurahkan isi hatinya yang kesal. Dan kini Nara hanya bisa menahan senyumnya.

"Yaudah makan lagi." ucap Aldran setelah merapihkan rambut Nara.

Nara segera memakan kembali buburnya untuk menetralkan sejenak rasa gugup.

"Lo sama Ray deket banget ya?" tanya Aldran tiba-tiba.

"Iya dan sahabatan lama sih." jawab Nara.

"Ada rasa lebih dari sahabat gitu?" tanya Aldran kembali. Nara diam sebentar.

"Ada." jawaban Nara entah kenapa seperti petir di hati Aldran. Ia menatap bubur ayamnya sekilas.

"Sebagai seorang abang sih." lanjut Nara. Aldran bernafas lega.

Tadi dadanya sesak tapi entah kenapa mendengar kelanjutan Nara membuatnya lega dari kesesakkan.
Aldran hanya mengangguk.

"Woy!" tiba-tiba Adi dan kedua teman Aldran lainnya datang secara tiba-tiba. Dan ternyata ada Melly dan Nesa juga.

"Gila lu,kita nyariin di lapang malah enak berduda-duaan gini." kesal Fardi.

"Si Adi udah kaya monyet rabies anjir ga bisa diem bacot mulu!" ucap Iam dengan muka kesalnya menatap Adi.

"Bacot man ah!" balas Adi.

"Ya mana gue tau." balas Aldran dengan santainya.

Mereka semua duduk dan ikut memakan bubur yang sama sama di beli di mang Owin.

"Yang punya gebetan mah adem anyem mulu. Mau kemana-mana nempel teros." Melly ikut bersuara.

"Nah bener-bener. Tumben pinter lo." balas Nesa.

"Emang gue pinter kali. Lo aja tugas suka nyontek dari gue." jawab Melly.

"Salah semua aja bangga lo." balas Nesa dengan wajah datar.

"Yang penting ngerjain ye kan." Melly tak mau kalah. Temannya ini sangat suka sekali dengan keributan.

"Eh berisik lo dua kecebong malah ribut." Adi menengahi walau dengan seenaknya.

Aldran dan Nara hanya menghela nafas pasrah mendengar teman mereka adu mulut tapi meramaikan suasana.

"Kalian kok bisa ada di sini?" tanya Nara pada Melly dan Nesa.

"Tadi gue niatnya mau ke rumah lo, tapi nyasar ke tukang bubur sama si Melly." jawab Nesa dengan cengirannya. Nara mengangguk mengerti.

Mereka berbincang bersama sembari menikmati makanan dan pemandangan asri yang terpampang jelas di hadapan mereka.

**

Aku baru up sekarang hehe. Karena banyak tugas jadi aku kelupaan. Makasih buat 1k lebih pembaca....makasihh yang udah baca dan voteee. Thank you so much aku terhuraaa....

Makasihhh pokonya dukung terus yaa

Tbc

ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now