29. Menjadi Sasaran Daren

23.3K 1K 17
                                    

Akhirnya jam pelajaran selesai,dan semua murid sekolah di persilahkan untuk pulang ke rumah. Nara dengan cepat pergi ke luar kelas meninggalkan kedua temannya yang harus melaksanakan piket.

"Sa. Aku tunggu di gerbang, " ucap Nara dan pergi begitu saja ketika Aldran hendak menghampirinya.

Melly dan Nesa menatap Aldran kasihan. Sebenarnya Melly dan Nesa sudah memahami kenapa Aldran menjemput Helen. Ya, Helen selalu saja merepotkan Aldran,dan Aldran pasti tidak bisa membantahnya karena alasan amanah dari kedua orang tua Helen.

"Gue, cuman mau ngasih ini buat Nara." ucap Aldran sembari memberikan sebatang coklat yang di hias pita kepada Melly dan Nesa.

**

"Nara!" Panggil Melly dan Nesa berbarengan. Nara menoleh ke arah mereka.

"Nih coklat buat lo. Lo pasti laper kan? " Tebak Nesa.

"Wah... Thanks. Ini coklat kalian yang beli? " tanya Nara sembari membuka bungkus coklat tersebut yang terlihat sangat menggiurkan dan Nara segera memakannya karena ia sudah sangat lapar.

"Ya bukan sih," Melly menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Nara bingung. Jika bukan Melly dan Nesa siapa lagi? Apa Nara mempunyai pengagum rahasia? Ah sepertinya tidak mungkin.

"Terus siapa? " tanya Nara dengan bingung. Ia meneliti bungkus coklat tersebut. Jangan-jangan seseorang telah memberi racun pada coklat ini.

"Itu dari Aldran Ra! " ucap Nesa yang kelepasan membuat Melly geram padanya.

"Nesa what are you doing?! " Melly sudah geram pada Nesa yang malah membocorkan hal itu, padahal kan ia tahu sendiri jika Nara sedang salah paham dengan Aldran.

Nesa terkejut dan menutup mulut dengan kedua tangannya. Nara menghela nafas kesal. Lalu, segera pergi meninggalkan kedua sahabatnya tapi bukan keluar sekolah tetapi ke arah parkiran.

"Eh Nara mau kemana? " panggil Melly.

"Mau balikin ke yang punya," jawab Nara sembari menunjukkan coklat yang ia pegang.

Nara segera pergi ke parkiran. Ia tahu bahwa Aldran dan teman-temannya pasti belum pulang. Dan benar, ia menemukan Aldran tengah duduk di motor ninjanya dan mengobrol sengan ke tiga sahabatnya.

"Nih. Punya lo kan? " Nara menyerahkan coklat pemberian Aldran padanya secara tiba-tiba membuat Aldran terkejut.

"Kan gue dah ngasih ngapain balikin lagi?"

"Gue ga suka ya dapet coklat dari pembohong. Gue paling benci sama pembohong, " jawab Nara, tapi sejujurnya hatinya tidak enak mengatakan hal tersebut.

Aldran diam menatap mata Nara dengan rasa penyesalan. Nara segera pergi meninggalkan Aldran dan teman-temannya yang menatap ke arah mereka.

"Sabar Bro! Cewe emang kaya gitu, " ucap Iam mencoba menenangkan Aldran. Sebelumnya Aldran belum pernah terlihat sesedih ini jika seorang wanita marah kepadanya. Kecuali keluarganya.

"Apa gue sebajingan itu sampe dia marah banget sama gue? " tanya Aldran.

"Al, namanya cewek kalau dah di kasih harapan sedikitpun dia pasti ada rasa sakit di hatinya. Apalagi lo kan dah deket banget sama Nara, lo sweet banget sama Nara tanpa lo sadari, mungkin dia ngerasa nyaman sama lo. Sehingga ketika lo ga bisa nepatin janji, dia ngerasa terluka banget Al walaupun kalian cuman teman, " Fardi mencoba menjelaskan kepada Aldran yang masih menatap punggung Nara yang menjauh.

"Dan tanpa lo sadari juga, lo terluka karena Nara marah sama lo dan itu tandanya lo suka sama dia, dan ga mau kehilangan dia. Makannya kalau lo bener-bener serius. Mending lo jaga hati buat Nara, yakinin dia biar bisa percaya terus sama lo, "lanjut Fardi.

Gue bahkan bingung dengan perasaan apa ini. Batin Aldran.

**

Nara pulang harus berjalan kaki terlebih dahulu karena hari sudah mulai sore dan kendaraan umum susah di temukan jika sudah jam segini.
Terpaksalah Nara harus berjalan, mobilnya masih di bengkel dan tadi ia tidak mau pulang dengan Nesa dan Melly karena masih kesal.

Nara memilih berbelok ke sebuah gang agar lebih cepat sampai di jalan besar yang bisa menemukan mungkin 1 atau 2 angkutan umum lainnya. Namun, ketika ia melewati gang itu ia melihat Daren dan teman-temannya sedang menodongkan pisau ke pedagang kecil yang lewat. Nara takut dengan hal ini walaupun ia dulu bergabung dengan mereka tapi Daren sekarang membencinya, juga yang lainnya. Dan Daren jika sudah seperti ini ia akan melakukan apapun walau terkenal kriminal.

Nara mundur perlahan ia tidak bisa berkelahi kali ini karena tubuhnya masih banyak yang di perban. Salah satu anggota mereka menyadari kehadiran Nara.

"Woy! "

Nara segera berlari meninggalkan mereka. Namun semuanya terus mengejar Nara dengan cepat. Kaki Nara mulai sakit.

"Akh! " tangannya terbentur tembok rumah dengan keras membuat darah kembali mengalir dari tangannya.

Ia melihat kebelakang Daren dan gengnya sudah mulai menyusul, Nara segera berlari menghindari mereka.

"mmpp!! " Semuanya gelap ketika salah satu anggota mereka membius Nara.

**

Aldran tengah meminum jusnya di sebuah restauran milik sepupunya Rio, suasana di sini cukup ramai apalagi tempatnya yang sangat pas untuk anak remaja seperti Aldran dan teman-temannya ini. Semua anggota Brave seperti menjadikan tempat ini seperti milik mereka sendiri karena saking banyaknya mereka.

Drttt drttt

Handphone Aldran berdering pertanda ada telfon masuk ke dalam handphonenya ia segera mengangkat telfon dari nomer tidak di kenal tersebut.

Halo? Siapa ini?

Hallo rival gue.

Aldran kenal, sangat kenal dengan suara ini.

Mau apa lo?

Kalem dong. Lo ga usah terburu-buru kaya gini. Gue cuman mau kasih tau. Kalau lo berani dan mau liat Nara selamat datang ke tempat gue. Tapi kalau lo telat 1 menit aja nyawa Nara melayang saat itu juga. Gue tunggu 10 menit lagi.

Tit

"Sial! " Aldran menggebrak meja dengan kuat mengalihkan perhatian semua pengunjung termasuk semua anak Brave yang sedang berkumpul.

"Kenapa sih lo? Ketinggalan arisan? " tanya Adi dengan bingung.

"Nara di sandra sama Daren dan gengnya itu. Dan kita di kasih waktu 10 menit buat datang ke sana. Dan kalau telat 1 menit. Nyawa Nara melayang saat itu juga, " jelas Aldran terpancar dari matanya ada amarah yang sangat besar menyelimuti.

Semua anak Brave sudah mengerti apa yang akan di lalukan berikutnya. Mereka semua berdiri.

"Kita habisin mereka semua sekarang. " ucap Aldran.

Seketika suasana menjadi tegang bahkan aura mematikan terpancar dari tubuh Aldran.

**

ALNARA

VOTE+COMEN


ALNARA [COMPLETE]Where stories live. Discover now