69. Cinta Itu Rumit

13.1K 612 14
                                    

Helen yang baru keluar dari kelas terkejut dengan kehadiran Aldran yang merangkul seorang siswi tapi bukan Nara. Tapi, siswi itu adalah siswi yang jadi bahan perbincangan satu sekolah karena memeluk Aldran di depan umum. "Al?" Aldran menoleh ke arah Helen yang memasang wajah bingung.

Aldran hanya menaikkan alis sebelah, "Dia siapa?" tanya Helen dengan penasaran.

"Sahabat gue," jawab Aldran dengan singkat, Helen menatap Firna yang seperti menahan rasa sakit di tangannya.

"Dia kenapa?" Tanya lagi Helen.

Aldran menghela nafas, Helen memang banyak bicara membuatnya kesal, "Berantem sama cewe gue," Helen tampak terkejut dengan jawaban Aldran,tiba-tiba ia tefikir sebuah ide cemerlang agar dirinya bisa lebih mudah untuk mendapatkan Aldran.

"Duh! Kasian banget deh, itu si Nara apa ga punya perasaan banget, masa sama sesama cewek kaya gitu sih, apalagi sama sahabat pacar sendiri, itu sih ga bisa di biarin!" Helen memanas-manaskan suasana.

"Dih, ga ngaca!" Aldran berlalu meninggalkan Helen untuk pergi ke UKS.

Helen menunjuk dirinya sendiri. "Kok gue?" ia segera masuk kembali ke dalam kelasnya dan menemui dua sahabatnya yang sedang asik memoleskan liptint di bibir mereka. "Eh lu pada!" Helen menggebrak meja mereka berdua.

"Apasih?" kesal keduanya.

"Gue punya rencana bagus!" ucap Helen dengan senyum yang bermakna buruk di dalamnya.

**

Brakk!!

"Ebusyeettt Neng!! Ga usah ngegas kali nutup pintunya, bikin orang jantungan aja!" protes Iam yang terkejut dengan kehadiran Nara yang tiba-tiba dan malah menutup pintu sekencang angin puting beliung.

"EMANGNYA LO PUNYA JANTUNG?" Nara jadi sewot sendiri.

Iam memegang dadanya seperti orang yang terkejut, "Ya punya lah Neng! Gue idup gimana kalau tanpa jantung?"

"Gue kira lo ga idup karena gue ga menganggap lo ada!"

"Aduh neng nyelekit banget itu mulut dah abis makan samyang lo?" pertanyaa Iam tak di dengarkan lagi oleh Nara, ia segera duduk di kursinya, Nesa dan Melly asik berbincang di bangku belakang dengan Bella.

Pikirannnya sangat kacau hari ini, tak ada yang bisa menghiburnya, ia muak dan beranjak meninggalkan kelas, Kenapa beban gue banyak banget tuhan... Keluh Nara dalam hati. Ia menuju ke belakang sekolah, tempat yang paling sepi yang tak banyak orang datang ke sini. Namun, saat ia tak sengaja mengintip ke ruang UKS, sebuah pemandangan tak indah membuat hatinya hancur seketika. Entah kenapa ia jadi lemah sekarang, melihat yang seperti ini saja rasanya seperti ingin berteriak frustasi, benar kata orang Cinta itu dapat mengubah segalanya termasuk karakter seseorang.

Aldran merasa ada seseorang yang memperhatikannya dan Firna dari luar ruangan UKS, ia mencoba menoleh, namun ia malah mendapati pacarnya yang tengah mematung memperhatikannya dengan Firna, Nara segera berlari pergi ketika Aldran melihatnya. Aldran yang masih terkejut langsung menangkap sesuatu, Nara cemburu padanya dan Firna. "Fir gue pergi dulu!" Aldran segera berlari keluar.

Namun, ia tidak melihat Nara di sekitarnya, ia tiba-tiba terfikir mungkin Nara pergi ke sebuah tempat di mana ia bisa menenangkan dirinya sendiri. Ia sgera berlari ke arah belakang sekolah.

**

Nara menatap kosong ke arah depan, tapi fikirannya terus berputar ke masa-masa yang ia tak suka dengan memori itu, terkadang air matanya turun namun segera ia hapus kembali, ia tidak boleh terlihat lemah, ia harus tegar dan tangguh seperti dulu.

"Kenapa cinta serumit ini?" Nara bertanya entah pada siapa.

Matanya tertutup, sejenak ingin melepaskan rasa lelah dan beban yang ada di hidupnnya sekarang ini, membiarkan angin berhembus membawa beban tersebut. Namun sepertinya beban itu terlalu berat sehingga anginpun tak bisa membawanya pergi.

"Maaf"

Nara membuka matanya dengan cepat ketika mengetahui ada orang lain selain dirinya di sini. Ia menoleh ke samping dan mendapati Aldran yang terduduk di sampingnya. "Maaf sudah membuat cinta kita menjadi rumit kaya gini," ucap Aldran tiba-tiba.

Nara tak menanggapi ucapan Aldran, pandangannya kembali ke arah depan. "Aku sayang kamu Ra, tapi aku juga sayang sama Firna, tapi rasa sayang aku ke Firna berbeda dengan rasa sayang aku sama kamu," lanjut Aldran, suara Aldran yang sedikit berat seperti menembus hati Nara.

"Iya beda, lebih dalam Firna," balas Nara dengan terkekeh, Aldran tahu apa yang di maksud Nara.

"Aku nganggap Firna cuman sebagai sahabat ga lebih, memang dia cinta pertama aku tapi itu dulu, sekarang dia cuman sahabat aku dari lama dan lagi butuh bantuan aku buat nemenin dia di sisa hidupnya," jelas Aldran, tapi entah kenapa hati Nara sakit mendengar ucapannya.

"Aku tahu,"

"Maaf," Nara hanya membalas dengan senyum tipisnya.

Sesaat suasana hening kembali, fikiran keduanya entah kemana, ke arah yang berbeda pula. "Kalau aku minta kamu buat jangan berantem lagi, apa kamu bisa?" pertanyaan Nara membuat Aldran bingung.

"Aku ga tahu,"

"Kenapa?" tanya lagi Nara.

Aldran menghela nafasnya, ia tah tahu motif apa yang bisa membuat Nara bertanya seperti itu. "Kalau berantem aku itu berhubungan sama Brave aku ga bisa, Brave itu udah seperti darah di tubuh, sudah mendarah daging. Kalau Brave ga ada, diibaratkan kaya sayur sop ayam tanpa penyedap rasa, hambar." jawab Aldran,

Nara kembali diam tak membalas Aldran, "Tapi, aku tetep ga suka kalau kamu berantem kaya tadi, apalagi sama Firna, dia lagi sakit Ra, tolon ngertiin ya?" ucap Aldran dengan suara lembut.

Tapi kalau bukan Firna yang ngancam duluan, aku juga ga mungkin ngelakuin itu! Kamu yang seharusnya ngerti Al!

**

Hello Bravers.....Good Morning...semangat sekolahnya yess, semoga suka sama chapter ini, jangan lupa vote and comenn...

See you in next chapter,,,byee!

tbc

ALNARA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang