7.🍓

187 20 2
                                    

Satria sudah siap dengan seragam dan Hoodie merah tua yang tak pernah jauh dari tubuhnya-semoga saja Hoodie itu tidak bau, tapi begitulah anak laki-laki, selalu memakai barang yang disukainya sampai lusuh dan tidak bisa dipakai lagi. Juan pun sudah siap dengan seragam, jaket Hoodie hitam yang kebesaran, dan tas selempangnya. Mereka berdua berdiri di depan rumah, siap untuk pergi ke sekolah.

"Apih," sapa Satria sambil menyodorkan tangan kanannya kepada Apih yang berdiri beberapa langkah dari ambang pintu.

Apih memberikan tangan kanannya ke tangan Satria. Satria buru-buru menepisnya. "Bukan cium tangan, tapi..." Satria tersenyum manis, layaknya anak kucing yang meminta makanan-atau anak anjing.

Apih menghembuskan nafasnya, lalu merogoh kantong celananya, dan mengeluarkan dua lembar uang berwarna biru.

"Kok cepek Apih? Satria biasanya dapet sepuluh lembar."

"Ini buat Juan," ucap Apih, lalu memberikan satu lembar uang berwarna biru itu kepada Juan.

"Makasih, Apih." Juan tersenyum tipis. Uang jajannya naik. Ya, dia memang irit berekspresi dan bersuara walaupun merasa senang.

"Ini buat kamu." Apih memberikan satu lembar uang berwarna biru sisanya kepada Satria.

"Enggak bakalan cukup," gerutu Satria.

"Ini dua kali lipat dari uang jajan anak-anak sini."

"Pantes aja si Juan bokek," gumam Satria.

"Kamu ngomong apa?" tanya Apih.

"Ini enggak cukup uangnya, paling cuman buat beli bensin doang."

"Emang buat beli bensin doang. Kan, Amih ngasih bekal," kata Amih yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah dengan tangan membawa dua kotak makan siang. "Ini buat kamu Juan." Amih menyerahkan kotak berwarna hitam kepada Juan.

Juan menerimanya dengan memasang senyuman yang setipis tadi. "Makasih, Amih."

Amih mengangguk. "Ini buat kamu Satria." Amih menyerahkan kotak berwarna merah kepada Satria.

"Satria bukan anak TK, Amih. Enggak perlu bawa bekal makan siang segala."

"Yaudah, kamu enggak usah bawa bekal, sama enggak usah bawa uang, terserah, mau gimana nanti di sekolah," tegas Apih.

Satria menghembuskan napasnya berat, ia terpaksa mengambil kotak makan siang dari Amih, lalu mengambil uang berwarna biru dari tangan Apih. Amih dan Apih tersenyum puas melihat ekspresi wajah cucu bule mereka.

Selepas mencium tangan Apih dan Amih, Satria naik ke motor sportnya yang berwarna merah ,dan memakai helm full face dengan tulisan hiu dalam bahasa Inggris. Jangan tebak harga helmnya. Diikuti Juan, yang juga naik ke atas motor Vespa hitam mengkilap dan memakai helm open face berwarna sama dengan motornya. Mereka berdua menjalankan kuda besi masing-masing setelah mengucapkan salam kepada Amih dan Apih.

Keduanya sudah bisa membawa motor, karena Satria memberitahu papanya agar segera mengirimkan plat nomor dan STNK sebelum waktu yang ditentukan. Dia tidak mau jika harus berangkat dan pulang bersama Apihnya. Dia tidak akan bisa langsung bermain atau sekedar nongkrong. Malah akan jadi seperti mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pulang).

*🍓🍓🍓*

Pagi di hari Senin yang indah awal bulan Agustus. Hari pertama KBM akan dimulai secara efektif. Perempuan manis setinggi lima kaki sedang berjalan dengan memegang kedua pegangan tas punggung yang dia kenakan. Tak lupa kacamata besar yang selalu dia kenakan. Beberapa kali dia tersenyum kepada siapa saja yang menyapanya. Sebagai wakil ketua OSIS, dia harus sopan santun agar bisa menjadi contoh yang positif bagi siswa-siswi lainnya.

StrawberryWhere stories live. Discover now