24.🍓

68 9 0
                                    

Wajah Bella mendadak memanas seperti kompor. Semburat merah jambu kembali terpatri di pipinya. "K-kamu, tau dari mana? U-ulang tahun saya, kan, besok," ucap Bella.

"Dari biodata kamu di ruang mading, saya mau jadi orang pertama yang ngucapin selamat ulang dan ngasih hadiah buat kamu. Kalo saya dateng ke rumah kamu pas jam dua belas malem, nanti bakalan ada fitnah di tetangga-tetangga kamu. Hadiahnya emang enggak mahal, tapi saya ikhlas kok ngasihnya." Satria masih tersenyum.

Bella semakin merona, wajahnya terasa sangat panas. Dan kupu-kupu yang beterbangan di dalam dirinya membuat perutnya terasa mulas. Bella belum pernah mengalami momen seperti ini. Ini pertama kalinya, Satria adalah laki-laki pertama yang bisa membuatnya seperti ini. Kesederhanaan yang manis.

*🍓🍓🍓*


Keesokan harinya, ruang tamu rumah Bella dipenuhi oleh teman-temannya dari OSIS, dan dari ekstrakurikuler mading. Mereka semua memberikan sebuah kejutan kepada Bella. Kue coklat dengan lilin-lilin kecil, dan khusus untuk Rizal, dia memberikan sebuah boneka beruang besar berwarna coklat. Satria berusaha terlihat biasa saja saat melihat sebuah kejadian yang membuat hatinya memanas. Apalagi melihat ekspresi wajah Rizal yang terlihat angkuh. Ngasih boneka beruang aja sombong banget! gerutu Satria di dalam hatinya.

Satria berdiri agak jauh dari gerombolan teman-teman Bella dari OSIS yang sedang bercanda dan mengobrol di depan televisi. Ada Gugun juga di sana. Tapi mata tajam Satria masih menatap Rizal tidak suka. Laki-laki yang mengenakan jaket jeans biru dan celana jeans hitam yang robek di bagian lututnya tersebut tengah melipat tangannya di depan dada, dan bersandar di tembok.

Tiba-tiba perempuan jangkung menghampirinya. "Minum dulu, tegang gitu." Mara terkekeh seraya menyerahkan segelas minuman kepada Satria.

Satria mengambil gelas berisi jus tersebut, kemudian meminumnya. "Kok gue bt, ya," aku Satria setelah meminum jus.

"Cemburu kali, bukan bt," kekeh Mara.

"Iya, kali, ya." Satria kembali meminum minuman yang ada di genggamannya.

"Eh, btw, Juan apa kabar?" tanya Mara setelah hampir satu menit lengang.

Satria menatap Mara heran, ia mengangkat sebelah alisnya. "Lo suka, ya, sama Ade gue?"

Pertanyaan Satria membungkam mulut Mara. Perempuan jangkung yang rambutnya diikat ekor kuda itu memalingkan wajahnya, menyembunyikan semburat merah jambu yang menghiasi pipinya. "Enggak."

Satria tersenyum menyeringai. "Bohong, kan, lo." Dengan jari telunjuk menunjuk ke arah pipinya Mara-yang sedikit merona.

"Enggak, Sat, apaan sih." Mara mengibaskan tangannya.

"Kalian lagi ngomongin apaan?" tanya Bella yang tiba-tiba muncul.

"Itu, si Mara suka sama Ade saya," jawab Satria asal, wajahnya masih menampilkan senyuman ejekan kepada Mara.

"Apaan sih, udah ah, jangan dengerin dia Kak Bel, aku mau ke toilet." Kemudian Mara melenggang pergi ke arah dapur.
Satria terkekeh geli.

Bella menyerahkan potongan kue coklat yang berada di piring kertas kepada Satria. "Buat kamu."

Satria menerimanya sambil tersenyum. "Makasih."

Ada yang aneh. Satria sedang menunggu sesuatu dari Bella. Tapi Bella tak kunjung menyinggung tentang hal tersebut dari kemarin. Apa pesan darinya tidak dia baca?

Satu setengah jam kemudian, satu persatu teman Bella pamit pulang, dan hanya menyisakan Satria yang sedang membantu Bella membersihkan rumah. Awalnya Rizal pun ingin ikut membantu membersihkan rumah, tapi Bella menolak. Dan Rizal tak bisa membantah tolakan Bella.

StrawberryWhere stories live. Discover now