13.🍓

138 15 0
                                    

Pertanyaan itu membuat Bella harus mendongak untuk melihat siapa gerangan yang mengajaknya pulang bersama. Bella melihat senyumannya. Kenapa harus sememukau ini?

"Oh, enggak usah. Ngerepotin, saya bisa pulang sendiri," tolak Bella sambil tersenyum.

"Enggak papa, rumah kita searah kok." Rumah mereka memang searah. Entah kebetulan atau bukan, tapi gang menuju rumah Bella memang selalu terlewati Satria saat akan berangkat maupun pulang dari sekolah.

"Takis, Bel," bisik Fitria di telinga kiri Bella.

"Kamu pasti enggak bawa helm dua," tukas Bella.

Satria tersenyum. "Siapa bilang?"

Fitria menyikut lengan Bella. "Sana," suruhnya.

Bella menghembuskan napas, ya sudah, mungkin hanya kali ini saja. "Hm ... Yaudah," ucap Bella dengan senyuman.

Bulan sabit di bibir Satria pun semakin merekah, membuat Fitria menggigit bibir bagian bawahnya. Dia sangat senang, karena akhirnya Bella akan memiliki pasangan di akhir masa SMA-nya. Ditambah, laki-laki lain tidak akan lagi berharap dan mengejar Bella. Semoga.

Mereka berdua berjalan menuju tempat parkir. Sontak Bella kembali menjadi magnet bagi mata semua orang. Setelah hari Sabtu lalu dia berjalan di koridor sekolah dengan Casanova ini, sekarang dia akan pulang bersamanya.

"OMG, dia jalan bareng Kak Bella."
"Duh, kenapa harus Kakak kelas sih? Di tambah tu cewek wakil ketua OSIS lagi, susah deh ngelabraknya."
"Cocok sih, kayak pangeran sama peri."
"Hatiku hancur!!"
"Belum tentu mereka pacaran, baru juga dua kali jalan bareng."

Kalimat-kalimat itu keluar dari mulut-mulut anak perempuan yang melihat Bella dan Satria yang sedang berjalan beriringan. Ya, pekerjaan mereka memang hanya menggosipkan seseorang yang ngetop di sekolah.

"Kamu mau pake helm yang ini?" kelakar Satria kepada Bella dengan menjulurkan helmnya yang bertuliskan hiu dalam bahasa Inggris. Mereka berdua sudah sampai di motor Kawasaki Ninja ZX10-R berwarna merah milik Satria.

"Kalo emang enggak bawa helm dua, kamu enggak usah ajak saya pulang bareng," balas Bella. Sedikit agak ketus.

Satria tersenyum melihat ekspresi di wajah Bella. "Nih." Sambil menyerahkan helm catok berwarna putih kepada Bella.

Bella menatap helm itu. Dari mana dia dapet helm ini? Enggak ngambil di motor sebelah, kan? cecar batin Bella. Karena Bella tidak melihat ada helm itu sebelumnya di motor Satria.

Satria tersenyum. "Saya beli kok kemarin, enggak ngambil punya orang. Tadi saya mau ngajak kamu berangkat bareng, tapi kamu udah keburu naik angkot," aku Satria.

Tadi pagi Satria memang sempat akan menunggu Bella di gang tempat biasa Bella menunggu angkot. Tapi ia terlambat, karena saat ia sampai, Bella sudah naik angkot. Sebelumnya Satria hanya sering memperhatikan perempuan bergingsul itu dari jauh. Ia tidak mengajaknya pulang atau pergi bersama. Karena ia tahu, Bella adalah perempuan cerdas, ia tidak akan mau naik motor bersamanya jika tidak memakai helm.

Bella menerima helm dari Satria, lalu memakainya. Kemudian Bella naik ke atas motor Satria yang... cukup tinggi untuk ukuran perempuan bertubuh sepertinya. Motor pun melaju, ikut masuk ke dalam iringan kendaraan lainnya yang berada di jalanan lengang pukul tiga sore.

StrawberryWhere stories live. Discover now