11.🍓

147 13 0
                                    

Setelah membantu Bella di mading, Satria mengekornya untuk masuk ke ruangan ekstrakurikuler. Mereka berjalan bersama di koridor sekolah. Secara tidak langsung menarik perhatian laki-laki berkaus putih, dengan topi hitam khas anak Paskibraka, dan memakai celana training panjang berwarna biru tua. Ia sedang melatih baris-berbaris di lapangan. Laki-laki itu menukikkan alisnya. Cuaca sedang panas, di tambah melihat pemandangan panas. Cobaan hidup. Hhmm....

Mereka berdua sampai di ruangan yang hanya memiliki luas enam meter persegi. Di sana ada dua perempuan yang duduk di meja berbeda. Yang satu berpostur jangkung dengan rambut yang diikat ekor kuda, dan yang satunya lagi, rambutnya tergerai dan bergelombang, wajahnya terlihat centil.

"OMG," gumam gadis berwajah centil. Siapa lagi jika bukan sahabat Bella: Fitria.

"Kenalin, ini Satria, anggota terbaru ekstrakurikuler kita," Bella memperkenalkan Satria ke dua gadis yang sedang duduk itu. Mungkin hanya kepada si gadis jangkung, karena Fitria sudah mengenal Satria. Jelas.

"Salam kenal," ucap Satria, sambil tersenyum dan mengangguk.

Fitria berjalan mendekat ke arah Satria dan memegang lengan bagian kanannya yang panjang. "Satria duduknya di samping Kak Bella, ya." Kemudian dia menggiring Satria untuk duduk di kursi yang ada di sebelah meja berkomputer.

Satria hanya mengikut saja apa yang dikatakan oleh Fitria. Sedangkan Bella hanya menggelengkan kepalanya dengan pelototan tajam ke arah Fitria. Fitria tidak mengindahkan pelototan yang diperlihatkan oleh sahabatnya. Dengan begini, Bella akan bisa lebih dekat dengan Satria. Rencananya akan berjalan lancar.

"Lo udah tau nama gue, kan?" tanya Fitria.

Satria mengangguk. Dia sudah mengenal Fitria. Dia adalah anggota OSIS yang membimbingnya saat acara jaga malam, selain Bella dan Gugun.

"Berarti gue tinggal ngenalin cewek itu," ucap Fitria seraya melihat ke arah perempuan jangkung yang rambutnya di ikat ekor kuda. "Namanya Mara, dia juga anak kelas sepuluh, sama kayak lo. Tepatnya kelas sepuluh IPS tiga."

Mara hanya tersenyum kecil ke arah Satria. Lalu kembali sibuk dengan kertas HVS dan pulpen warna-warni. Sepertinya Satria bukanlah pemandangan yang menarik baginya.

"Cuman kalian berdua yang anak kelas sepuluh di sini. Kalo misalnya, saya dan Fitria sudah lulus, kalian berdua doang yang akan ada di ekstrakurikuler mading," ucap Bella.

Pantes aja ruangan ini kecil dan pengap-penuh sama kertas-kertas. Anggotanya aja cuman empat orang, Pikir Satria.

"Kecuali ada anak lain yang daftar, itu artinya kalian enggak akan berdua doang. Atau misalnya kalian berdua keluar, ekstrakurikuler ini akan dibubarkan, dan akan digarap sama OSIS," lanjut Bella.
Satria tidak peduli dengan hal itu, lagi pula dia masuk ekstrakurikuler ini hanya untuk mendekati Bella.

Bella duduk di kursinya dan menatap layar komputer, sesekali jari tangannya mengetik sesuatu di atas keyboard. Semuanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kadang-kadang Fitria bertanya kepada Satria. Seperti bertanya tentang tanda lahir, hobi, dan semacamnya. Katanya untuk biodata. Sedangkan Satria tidak tahu apa yang harus dia kerjakan. Dia hanya memperhatikan sekeliling, melihat tumpukan-tumpukan kertas. Satria membayangkan dirinya sendiri membaca tulisan-tulisan di kertas-kertas itu, pasti ia langsung mengantuk.

Bella menyadari Satria yang hanya duduk-duduk saja di sampingnya. "BTW, kamu kenapa mau masuk ekstrakurikuler Mading?"

"Mau belajar nulis-nulis," jawab Satria dengan asal.

Bella mengangguk. "Kamu suka nulis puisi? Atau mungkin cerpen?"

Satria kebingungan harus menjawab apa. Tapi ia berusaha bersikap tenang, agar tidak terlihat gugup. Sebelum ia mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan Bella, Fitria memotongnya, "Ya mungkin dia mau belajar, makannya masuk ekstrakurikuler ini. Lagianz kan, di sekolah kita enggak ada ekstrakurikuler sastra-sastraan." Sambil tersenyum dan mengangkat-angkat kedua alisnya ke arah Satria.

StrawberryWhere stories live. Discover now