20.🍓

124 13 0
                                    

Hari Minggu. Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Bella sedang memilih baju yang akan dia kenakan hari ini. Jarang-jarang Bella pergi di hari Minggu. Jangan tebak siapa yang mengajaknya. Sudah pasti laki-laki blasteran itu.

Setelah sepuluh menit berlalu, akhirnya Bella memutuskan memakai balloon sleeve sweater berwarna pink strawberry berbahan lembut yang ia gulung sampai ke dekat siku. Sedangkan untuk bawahnya, ia memakai overall jeans yang ia linting sampai ke mata kaki. Rambutnya yang lurus dia biarkan tergerai sempurna.

"Neng, ada Satria di depan," seru mamanya yang melongok dari ambang pintu kamar Bella.

"Iya, Ma," sahut Bella, dia mengambil tas selempang kecil berwarna putih dari atas kasur.

Satria sedang duduk di kursi yang berada di depan rumah Bella. Kaki kanannya berjinjit-jinjit tidak bisa diam, begitu pula dengan jari tangan kanannya yang dia ketuk-ketukan ke pegangan kursi. Matanya menatap sekeliling, hari ini ia memakai celana jeans hitam yang sobek di bagian lututnya. Di padukan dengan Hoodie Juan berwarna merah tua yang bertuliskan "WARBAH" di bagian dadanya, kemudian di lapisi dengan jaket jeans lusuh biru muda miliknya.

Hari ini cuaca sedang dingin, langit mendung dan lembap. Tapi tidak dengan semangat Satria, ia sangat antusias mengajak Bella pergi. Apalagi gadis rumahan itu jarang sekali pergi-pergi, bahkan untuk hanya sekedar bermain pun saja jarang, atau bisa dikatakan tidak pernah.

Bella keluar dari dalam rumah dengan menggenggam helm catok milik Satria. "Yuk, Sat."

Satria melihat ke arah Bella, kemudian ia berdiri. Satria menatap Bella sesaat, biasanya gadis itu selalu terlihat dewasa di sekolah. Tapi hari ini, gadis itu terlihat begitu manis. Hampir saja Satria membawanya pulang, agar bisa ia pajang bersama gula. Pasti gula sangat iri kepada Bella-karena begitu manisnya gadis itu.

"Kamu manis, Bell," aku Satria.

Bella tidak menjawabnya, ia hanya memalingkan wajahnya ke arah kiri. Menyembunyikan wajahnya yang sedikit merona.

"Pulangnya jangan malem-malem ya, Kasep. Jagain anak Mama, pokoknya enggak boleh lecet sesenti pun," ujar Mamanya Bella yang tiba-tiba muncul sambil tersenyum.

"Pasti dijagain dong, Ma," Satria berjanji, bibirnya menampilkan senyuman terbaiknya. "Enggak bakalan malem kok, Ma. Sebelum azan magrib Bella pasti udah ada di kamarnya."

"Oke, Mama pegang kata-kata kamu."

Selanjutnya, dua sejoli itu pamit dan pergi menuju tempat yang sudah Satria janjikan kepada Bella kemarin.

Jalanan yang berkelok-kelok, ditemani pemandangan indah kebun teh menghiasi perjalanan mereka. Tidak terlalu banyak kendaraan, cukup lengang untuk ukuran jalanan menuju tempat wisata. Satria tidak mau memaksa Bella untuk memeluknya, alhasil, Bella hanya memegang kedua pinggang Satria tanpa menempel ke punggung laki-laki itu. Udara dingin nan sejuk menerpa wajahnya yang dihiasi kacamata. Satria mengajak Bella ke tempat wisata yang memiliki salah satu kisah kesetiaan cinta paling abadi di tanah Pasundan.

*🍓🍓🍓*

Langit abu-abu masih menjadi atap bagi dua sejoli yang sedang menaiki perahu di tengah-tengah danau, mereka menuju ke suatu tempat. Sebenarnya tidak hanya berdua, ada beberapa orang yang lain. Hanya saja, rasanya semua orang lenyap dari bumi, dan menyisakan mereka berdua saja.

StrawberryWhere stories live. Discover now