25.🍓

68 9 0
                                    

Keesokkan harinya, Juan masuk ke dalam kelas. Tapi ruangan tersebut sangat sepi, padahal jam sudah hampir menunjukkan pukul tujuh. Ya, anak-anak kelasnya memang tidak pernah ada yang datang pagi-pagi. Tak sengaja, matanya menangkap sebuah amplop merah muda berstiker stroberi. Ada sebuah tulisan di atasnya.

To: Juan Aditya.

Juan mengambil amplop tersebut, dan akan membukanya. Tapi sebuah suara menghentikannya. "Lo udah dateng, Ju?" tanya Satria.

Satria mendekat ke arah Juan. Ia menyimpan tasnya di kursi. "Itu apaan?" tanyanya dengan kening mengerut.

"Bukan apa-apa," jawab Juan seraya memasukkan amplop tersebut ke dalam tas selempangnya.

"Kantin, yu?" ajak Satria.

"Enggak."

"Itu tadi amplop apaan dah? Gue kepo, nih." Satria penasaran.

"Bukan apa-apa."

"Surat cinta, ya?" tanya Satria sambil tersenyum penuh ejekan.

Juan menatap dingin Satria.

*🍓🍓🍓*


Jam istirahat. Bella sedang sibuk mencari sesuatu di tasnya. Ia mengeluarkan semua barang-barang yang ada di dalam tas miliknya, dan membiarkannya berserakan di atas meja. Tempat pensil, buku-buku, dan lip balm. Hanya itu barang-barangnya.

"Lo lagi nyari apaan, Bel?" tanya Rizal, laki-laki tampan itu sudah memperhatikan Bella semenjak lima menit yang lalu.

"Bukan apa-apa," jawab Bella.

"Mau gue bantuin?" tawarnya.

"Enggak, enggak usah." Bella menjawabnya dengan terburu-buru.

Rizal memutuskan untuk duduk di kursinya yang berada di depan Bella.

Fitria pun datang. Ia baru saja selesai membeli makanan di kantin. "Nih, Bel. Gue beliin lo makanan," ucap Fitria sambil menyimpan makanan di mejanya. "Duh, capek gue, kantin penuh banget, udah kayak pasar pas mau lebaran."

Bella tidak menghiraukan Fitria yang berbicara panjang lebar melaporkan keadaan kantin, ia malah langsung bertanya kepada Fitria. "Fit, lo liat amplop enggak?"

"Amplop apaan?" Fitria mengernyit.

"Amplop."

"Amplop apaan sih, Bel? Enggak jelas deh lo." Lalu Fitria memakan batagor miliknya.

Bella berdesis. "Pokoknya amplop."

"Enggak tau, amplop apaan?"

Bella menggaruk-garuk kepalanya. Bisa gawat urusannya jika amplop itu berada di tangan yang tidak tepat. Kredibilitasnya bisa hancur. "Bukan apa-apa."

"Dih. Sumpah, gaje banget lo hari ini." Fitria kembali menyuapkan batagor miliknya.

*🍓🍓🍓*


Motor Kawasaki Ninja ZX10-R merah berhenti di depan rumah minimalis. Bella turun dari atas motor. Melepaskan helm catok berwarna putih dari atas kepala.

"Hari ini, saya pinjem dulu helm kamu, ya," pinta Satria.

Bella mengernyit. "Buat apa?"

Satria tersenyum memamerkan giginya. "Tenang, bukan buat bonceng cewek lain kok," kelakarnya.

"Apaan sih, Sat." Bella mendorong pundak Satria. "Nih." Tangannya menyerahkan helm catok kepada Satria.

Satria menerimanya. "Nanti saya balikin," senyuman Satria masih terpajang.

StrawberryOù les histoires vivent. Découvrez maintenant