14.🍓

133 13 0
                                    

Bel masuk dari jam istirahat pertama baru saja berbunyi. Siswa dan siswi masih belum menunjukkan tanda-tanda akan masuk ke kelas, mereka hanya akan ribut masuk ke kelas ketika guru datang. Satria dan teman-temannya sedang duduk di kursi masing-masing. Karena selama jam istirahat pertama, mereka memakan bekal makanan dan tidak keluar dari kelas-kecuali ke toilet. Tadi pagi Satria sangat senang, sebenarnya dari kemarin. Karena dia berhasil membuat Bella pulang dan pergi bersamanya. Satu langkah berhasil terlewati, dan cobaan langkah-langkah berikutnya akan sangat menantang.

Tiba-tiba siswa-siswi yang masih berada di luar kelas beringsut masuk. Pertanda jika ada guru yang akan datang. Dan benar saja, setelah semua siswa duduk di kursi masing-masing, guru matematika dengan kacamata dan penampilannya yang menyebalkan datang. Guru matematika itu masih muda, tampan, masih di bawah tiga puluh tahun, hanya saja sikapnya yang dingin membuatnya terkesan menyeramkan bagi para siswa.

Guru tersebut menyimpan tas dan beberapa buku di meja guru. Tapi, saat dia akan memulai berbicara, speaker kotak yang ada di sudut ruangan kelas berbunyi. Setiap kelas memang dipasangi oleh sebuah speaker. Gunanya untuk memberikan pengumuman saat KBM berlangsung.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap seseorang yang berbicara melalui speaker.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab seluruh siswa. Kemudian semuanya menatap speaker berwarna hitam yang ada di sudut ruangan sebelah kanan tepat di depan kelas, menunggu suara apa yang akan keluar selanjutnya.

"Bagi siswa bernama Satria Winterson dan Irham Bagaskara kelas sepuluh IPA lima, harap segera ke ruangan BK dan menemui Pak Andri sekarang," ucap seorang wanita, sepertinya itu guru piket yang bertugas.

Satria melihat ke arah Bagas yang duduk di belakangnya. Bagas mengangkat sebelah alisnya, heran. Mereka berdua merasa tidak membuat sebuah kesalahan. Dan, siswa-siswi mulai menatap Satria dan Bagas secara diam-diam.

"Sekali lagi, bagi siswa bernama Satria Winterson dan Irham Bagaskara kelas sepuluh IPA lima, harap segera datang ke ruangan BK dan menemui Pak Andri sekarang. Terima kasih. Wasallammualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab seluruh siswa.

"Siapa yang namanya dipanggil? Anak kelas ini, kan?" tanya guru matematika.

Sekarang hampir seluruh siswa-siswi menatap mereka berdua. Satria dan Bagas mengangkat tangan kanannya.

"Silakan pergi ke ruangan BK dan menemui Pak Andri," suruhnya, kemudian.

Satria menatap Juan di sampingnya, Juan membalas pandangannya dengan raut muka biasa saja. Kemudian Satria berdiri dan berjalan keluar dari kelas bersama dengan Bagas.

Adi mencolek punggung Juan yang berada di depannya setelah ke dua pemuda itu keluar dari kelas. Juan pun menoleh ke arah Adi.

"Mereka kenapa?" tanya Adi.

Juan menggelengkan kepalanya sambil mengangkat bahunya sekilas, lalu kembali fokus ke arah guru matematika yang sedang membahas sebuah soal. Tapi bukan berarti Juan tidak peduli, pikirannya masih sesekali melayang memikirkan kakaknya.
Sedangkan di kelas lain, seseorang sedang tersenyum puas mendengar panggilan untuk Satria dan Bagas.

*🍓🍓🍓*

"Bel, itu nama Satria, kan, yang dipanggil ke ruangan BK?" tanya Fitria di sela-sela pelajaran kimia.

"Kayaknya," jawab Bella. "Gue lupa nama panjangnya."

"Nama Satria cuman dia doang, kan, di sekolah kita?" tanya Fitria lagi.

StrawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang