9. Ketulusan Yang Tidak Pernah Terlihat

5K 804 95
                                    

"Aku minta maaf, ya? Aku tahu kamu kesel karena aku ngambil nomor kamu dengan cara yang gak benar, tapi pas minta ketua kelas dianya gak mau ngasih, jadi aku kepaksa minta sama wali kelas," cemberut Rose yang udah gak betah diam-diaman sama Jaehyun dari tadi.

"Lo diem aja kalau gak mau dibenci seumur hidup!" balas Jaehyun sinis. Tatapannya mendelik tajam. Rose pun kembali diam, tapi ia membisikkan sesuatu ke Jaehyun, "Makasih udah mau kasih kesempatan buat gak benci ke aku," kekeh Rose cengengesan.

"Orang kayak lo patut dibenci tau nggak?" sinis Jaehyun. "Kamu mau tahu kenapa aku gak bisa benci ke kamu?" tanya Rose. Jaehyun gak menggubrisnya dan sibuk mencatat materi persamaan trigonometri dari Jung saem.

"Karena kamu orang baik," bisik Rose lagi sehingga Jaehyun berhenti menulis dan menatap Rose dingin, "Saran gue nanti lo pergi ke psikolog terus tanyain sebenarnya otak lo konslet atau gimana," ungkapnya sarkastik.

"Ini mah karena kamu," balas Rose malu-malu. "Tapi nanti aku tetap pergi deh. Aku pasti dengerin saran dari orang yang aku suka," lanjutnya yang berbicara semakin ngawur sehingga Jaehyun berpikir bahwa Rose benar-benar sudah gila.

"Woi, nyet!" June diam-diam menoleh ke belakang menatap Rose sebentar. Mereka sudah baikan sejak permasalahan yang terakhir kali meski susah buat June bujuk Rose. Pokoknya harus beliin makanan satu ton dulu baru Rose berhenti ngambek ke dia.

Terus tatapan June mengarah ke Jaehyun. "Lo bisa pindah bentar gak?" bisik June. Mendengar itu Rose mendelik tajam ke arah June karena mengusik ketenangannya yang sedang memperhatikan sumber tenaganya setiap hari. Gak makan pun Rose rela asal bisa lihat Jaehyun.

Jaehyun pun beranjak dari tempat duduknya dengan senang hati. Tapi mereka tukeran tempat duduk harus diam-diam tanpa sepengetahuan Jung seonsaengnim.

"Jae~ jangan tinggalin aku," cemberut Rose. Jaehyun jelas gak menanggapinya. Mendengar itu pun June sontak menepuk keras kening Rose, "Gue bawa ke dukun juga lo lama-lama. Jangan-jangan lo kerasukan jin tomang," ungkapnya yang mengomel seperti ahjumma-ahjumma.

Rose mendesis sebal kemudian mendelik kesal ke arah June, "Lo mau ngapain sih? Ganggu aja, ish!" dengus Rose yang gak berhenti buat natap Jaehyun. Tiap kali Gyuri berusaha akrab ke Jaehyun sekedar menanyakan tulisan di papan tulis, Rose senantiasa menendang bangku gadis itu.

June menggenggam tangan Rose sehingga membuat gadis itu terkesiap. "Tangan lo kenapa merah gini?" tanya June khawatir. "Siapa yang mencengkeram tangan lo sampai merah kayak gini, hah?" gerutu June, sebenarnya dia sudah feeling kalau ini ulah Jaehyun.

Soalnya yang gak suka Rose di sekolah ini emang cuma Jaehyun aja, jadi siapa lagi?

"Oh ini? Ini tuh tadi di gigitin serangga jadi gue garukin sampai merah gini jadinya," elak Rose. Tentu saja itu bohong. Dia cuma gak mau Jaehyun di salahin, jadi biar Rose aja yang berkorban.

Jaehyun yang mendengar itu berhenti menulis. Entah kenapa ia harus peduli akan hal itu, tapi dia sedikit menyesal sih karena narik Rose terlalu kuat tapi itu dikarenakan ia emosi banget. Cuma balik lagi ke awal, gak ada asap kalau gak ada api.

"Jadi lo pindah tempat duduk cuma mau mastiin itu doang njay?" tanya Rose yang kesal setengah mati. "Gue di sini aja deh duduknya, ntar lo makin di biarin duduk sama dia yang ada lo makin diinjak-injak karena ketololan lo!" gerutu June gak terima.

"Ih, apaan sih! Lo gak usah ikut campur deh June. Mau gue kacangin seumur hidup lo, hah?" gerutu Rose yang mendelik kesal ke arah June.

"Astaga Rose! Kok ada cewek kayak lo, ya? Orang dikasari jadi sakit hati, tapi respon lo kok bisa beda kayak gitu? Jangan-jangan lo emang gak waras lagi. Ayok lah pas pulang nanti gue anter ke psikolog," kata June yang bergidik ngeri saat menatap Rose.

Foolish Love [✔]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin