49. Misunderstanding

3.8K 582 426
                                    

Skuyy dipertahankan komennya ❤😂😂 selamat membaca sayang-sayangkuhhhh~ senantiasa persiapkan batinnya. ☺

❤❤❤

"HAH? PUTUS?"

Itu teriakan milik Rose yang menggelegar di ruangan kelas. Untungnya kelas masih sepi. Hanya ada dirinya dan teman-temannya. Rose memang sengaja datang pagi, kali ini ia tidak berangkat sekolah bareng sama Jaehyun. Ia datang duluan ke sekolah setelah mendengar berita putusnya Jennie dan Taeyong yang membuatnya panik dan gak bisa mempercayainya.

Astaga! Apa yang terjadi? Bahkan Rose sempat memikirkan bahwa hubungan keduanya akan berjalan langgeng, jadi mustahil rasanya Jennie dan Taeyong bisa putus. Rose bisa melihat betapa besar cinta yang mereka miliki. Aneh rasanya jika hari ini ia mendengar kabar tentang hubungan Jennie dan Taeyong yang kandas.

Jennie senantiasa terisak keras. Ia menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Gadis itu begitu terpukul sehingga membuat Rose, Irene, Wendy, dan Jisoo ikut terhanyut ke dalam kesedihan yang gadis itu rasakan.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Jen?" tanya Irene baik-baik. Ia senantiasa mengusap punggung Jennie sekedar untuk menenangkan gadis itu.

"Aku juga nggak tahu, tapi rasanya Taeyong agak berubah. Dia lebih keras kepala. Padahal aku negur dia baik-baik, tapi pria itu malah ngerespon dengan emosian. Padahal dulu, waktu masih temenan, dia gak pernah kayak gitu ke aku. Tapi kenapa pas udah jadi pacar sikapnya berubah nyebelin?" isak Jennie pilu. Air matanya senantiasa bercucuran. Hatinya benar-benar sakit. Jennie gak mau menerima fakta ini.

Jisoo menghela nafasnya, "Ya.. Semua orang bisa berubah sih, Jen. Kita gak bisa menghindari fakta itu. Apalagi kalau udah jadi pacar, pasti rasa sungkannya otomatis menurun dan mereka menganggap hal itu biasa, tapi justru nyakitin. Resiko pacaran ya... Emang gini," ungkapnya yang menghela nafas panjang.

Wendy mendesah pelan, ia benar-benar terpukul melihat hubungan Jennie dan Taeyong kandas. "Makanya sih, kadang lebih baik kita temenan aja dulu alias sabar. Karena kalau pacaran biasanya ego orang bisa jadi meningkat. Tapi tergantung yang ngejalanin juga sih, namun yang namanya pacaran pasti resikonya memang gak jauh-jauh dari hal itu."

"Yup, dengan kata lain kita harus nanggung resiko kehilangan juga sebab cinta tak selamanya Indah. Kalau mau sih langsung nikah aja. Tapi saran gue, kalau bisa nahan diri buat temanan kenapa nggak? Soalnya pacaran itu resikonya juga berat. Tapi kembali lagi sama orang yang menjalaninya, kalau kepercayaan mereka besar, ya... Mereka bakalan selamat. Tapi sekalinya lebih besar egonya, ya udah. Ambyar," ungkap Irene.

"Kalau tahu bakal jadi kayak gini, gue mau jadi temannya aja dulu. Gue nyesal jadi pacarnya. Gue nggak sanggup kehilangan Taeyong. Gue harus gimana?" isak Jennie, tangisnya semakin mengeras.

Rose yang menyimak hal itu terlihat berpikir keras. Apa kalau ia dan Jaehyun memaksakan diri sekarang, mereka akan berakhir menjadi seperti ini juga? Tidak! Rose gak mau, dia bakalan nggak sanggup.

❤❤❤

Jam istirahat berbunyi. Seperti biasa, Jaehyun dan squad-nya sedang berkumpul di kantin. Namun, ia bingung saat belum melihat Taeyong.

"Belum keluar kelas mungkin," sela Doyoung.

Jaehyun mengangguk pelan. Ya, mungkin Taeyong belum selesai dengan kelasnya. Palingan guru yang ngawas ujian lama keluar kelas.

Foolish Love [✔]Where stories live. Discover now