62. Penuh Cinta

4.5K 557 484
                                    

Guys? Aku merasa sedih. Entah kenapa yang awalnya semangat komen, makin kesini cenderung pasif wkwkwk. Ceritanya makin ngebosenin kah? Malah sidersnya makin banyak huhu😔. Aku harap kita bisa selalu sama-sama membantu sampai akhir ya. Aku update cepat, kalian jangan lupa komen. Kalian pasti paham buat update cepat itu sulit, tapi aku mikirin kalian yang Setia menunggu cerita ini. Makasih 😊☺

❤❤❤

Jaehyun senantiasa mendekap erat tubuh Rose saat mereka hendak tidur. Hari ini Rose benar-benar senang karena Jaehyun membuatnya bahagia.

"Kamu gak mau nyentuh aku?" tanya Rose yang mengernyit bingung. Jaehyun tertawa mendengar itu, ia menatap Rose lekat-lekat kemudian mengusap kepalanya. "Memangnya kamu gak lelah?" tanya Jaehyun balik.

Rose memberikan tatapan bahwa ia menginginkan Jaehyun malam ini. Melihat itu refleks membuat Jaehyun tersenyum dan mengecup bibir Rose sejenak, "Kita masih lama kok di sini, jadi masih banyak kesempatan. Aku tahu kamu lelah. Lihat tuh mata kamu merah banget nahan rasa kantuk. Yuk, tidur," kekeh Jaehyun sembari mengusap lembut kepala istrinya itu.

Kini Rose memejamkan matanya sambil menahan senyuman dan mengeratkan pelukannya di pinggang Jaehyun. Pria itu senantiasa mengusap kepala Rose sampai akhirnya istrinya itu tertidur nyenyak. "Mimpi indah Rose, aku sayang banget sama kamu," bisik Jaehyun yang menahan senyumnya saat mengusap-usap pipi Rose. Istrinya ini sangat menggemaskan.

Atensi Jaehyun mengarah pada pintu penginapan yang belnya di bunyikan berulang kali. Ia mengernyit bingung, siapa yang berani mengusik kenyamanan orang selarut ini? Bukannya itu tidak sopan?

Perlahan Jaehyun beranjak dari tempat tidur dengan hati-hati. Ia tidak ingin mengganggu kenyamanan tidur Rose. Setelah memastikan posisi tidur istrinya itu nyaman dan menyelimutinya dengan baik, Jaehyun bergegas membuka pintu saat mendengar belnya di bunyikan secara tidak sabaran.

Jaehyun mendengus pelan dan mengumpat kecil pada orang yang berani mengganggu kenyamanannya di jam segini. Entah siapa orangnya, Jaehyun benar-benar kesal. Di mana etikanya sebagai tamu?

Setelah membuka pintu, Jaehyun mengernyit bingung saat berhadapan dengan Lu-Da yang menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca, bahkan wanita itu spontan menggenggam tangannya. "Maaf mengganggu waktunya sebentar, tapi saya mohon tolong bantuannya. Jantung Soobin kambuh dan saya tidak bisa mengatasinya seorang diri. Saya butuh dokter untuk menanganinya, jadi saya mohon bantuannya, saya benar-benar mengkhawatirkannya," isak Lu-Da tertahan.

Jaehyun menghela nafasnya kemudian menepis pelan tangan Lu-Da yang menggenggam tangannya dan mengambil sedikit jarak. "Saya mengerti kamu panik, tapi bukankah menekan bel penginapan orang lain berulang kali sangat tidak beretika untuk orang yang tidak cukup dekat saling mengenal? Kamu hampir saja mengganggu istri saya yang sudah terlelap," ungkap Jaehyun dingin.

Lu-Da membungkukkan badannya, "Maafkan saya," sesalnya yang kemudian menyeka air matanya saat melihat Jaehyun bergegas membantunya. Ia tersenyum senang setelahnya.

Kini Jaehyun sedang sibuk mengecek Soobin, anak itu bilang nafasnya kembali sesak. Jaehyun memang paling tidak tega melihat anak kecil yang memiliki riwayat penyakit jantung. Ia benar-benar merasa iba kepada mereka, kenapa di usia dini mereka harus menjalani penyakit yang serius seperti ini? Tapi, mau bagaimana lagi? Semuanya sudah di atur dan sebagai manusia mereka hanya bisa menjalaninya.

Ditengah-tengah aktivitasnya itu, ia tersentak kaget saat minuman yang di bawa oleh Lu-Da membasahi kemejanya. "Maafkan saya, apa kamu baik-baik saja?" tanya Lu-Da yang sontak mengecek kondisi Jaehyun, bahkan ia membantu pria itu untuk membersihkan kemejanya. "Tidak perlu, saya bisa sendiri," sela Jaehyun yang kemudian mengambil jarak dari Lu-Da.

Foolish Love [✔]Kde žijí příběhy. Začni objevovat